" Oke, Jadi cukup sampai disini rapatnya. Kalian boleh istirahat makan siang. Silahkan." ucap Ebrar. Mempersilahkan para karyawan untuk keluar, setelah menghadiri rapat.Semua karyawan telah pergi. Kecuali Disty, Ebrar dan Ainsley. Yang masih membereskan beberapa dokumen.
" Ainsley...." Ebrar menghampiri Ainsley.
" Ya pak?...." menoleh dengan membawa dokumen ditangannya.
" Kamu makan siang dengan siapa?.... Mau bareng Saya?..." tanya Ebrar.
Ainsley menatap Disty, kemudian menatap Ebrar," Saya mau makan siang sama Disty pak di kafe sebelah." ucap Ainsley.
" Boleh Saya ikut?..." tanya Ebrar.
" Ehmmm...." Ainsley bertanya pada Disty menggunakan isyarat mata, Disty mengangguk.
" Oke deh Pak." Ainsley dan Disty berjalan keluar. Sedang, Ebrar mengikuti dari belakang.
Saat mereka berjalan beriringan banyak pasang mata memandang ke arah mereka bertiga. Mereka berbisik-bisik sesuai dengan apa yang mereka yakini.
" Kok Pak Ebrar kelihatan dekat dengan mereka?..." Bisik Karyawan dengan temannya seolah sedang memberitakan gosip terkini dari artis.
" Kan Disty sekertaris nya Pak Ebrar. Dan lagi pula Disty juga sahabatan sama Ainsley. Mungkin karena itu mereka jadi Deket." ucap Karyawan lainnya.
" Oh ya?.... Kayaknya nggak gitu deh. Soalnya beberapa kali Gue perhatiin, setiap Pak Ebrar lagi ada urusan sama Ainsley. Natapnya beda, kayak suka gitu sama Ainsley." Dengan mulut yang komat kamit Karyawan itu berbisik lagi pada temannya. Seolah-olah Dia adalah Pakar mikro ekspresi ataupun seorang psikolog. Ainsley yang mendengar hal itu hanya menatap malas. Sedangkan Ebrar dan Disty acuh tak acuh.
" Udah sih biarin. Lo julid banget.... Itu bukan urusan kita. Biarin. Mending Lo kerjain tugas Lo" Memberikan Dokumen dengan sedikit kasar pada temannya. Karena, Ia sedikit kesal dengan temannya ini karena suka bergosip. Temannya hanya cemberut 'Sungguh tidak bisa diajak kerjasama. Tidak menyenangkan.' batinnya. Lalu mengerjakan dokumen itu. Ainsley yang mendengarnya samar-samar dari kejauhan tertawa.
Sekarang, Mereka bertiga sudah berada di kafe yang ada di sebelah kantor. Mereka duduk di kursi dekat jendela. Sehingga, Mereka bisa melihat orang yang berlalu-lalang.
Suasana kafe cukup ramai. Kerena letaknya yang dekat kantor. Jadi para karyawan makan disini. Dan lagi pula kafe ini harganya ramah dikantong serta makanan yang dijual pun sangat enak dan beragam.
" Aku pesen nasi rawon sama strawberry smoothies," ucap Disty.
" Ehmm.... Nasi Padang sama mango smoothies ya kak." Menyerahkan menu ke Ebrar." Silahkan Pak." ucap Ainsley
" Ini bukan di kantor Ainsley. Jangan panggil Pak!!...."
" Tapi ini masih jam kantor Pak, walaupun Saya sedang istirahat." ucap Ainsley tak mau mengalah.
" Terserah kamu saja. Saya cromboloni sama kopi luwak yaa..." ucap Ebrar. Melepas kaca matanya menaruh meja.
" Wuiiih..... Lo kok jadi beda Brar. Cakepan gini sih. Dari pada pakai kaca mata kek orang culun," ucap Disty setelah melihat Ebrar tanpa memakai kaca mata.
" Kurang ajar banget Lo. Ini masih jam kantor ya. Lo tuh sekertaris paling kurang ajar sama Gue. Nggak ada takut-takut nya Lo sama Gue." ucap Ebrar pada Disty.
" Ngapain Gue takut. Toh sama-sama makan nasi." ucap Disty. Pasalnya Disty ini sangat berani pada Ebrar. Disaat para karyawan lain menghormati Ebrar. Disty dengan seenaknya berbicara pada Ebrar, dan terkadang jika Ebrar telat, Disty akan memarahinya habis-habisan.
" Lo sekertaris Gue ya. Mana ada sekertaris ngatain bos-nya culun. Cuma Lo. Pantas Lo nggak punya pacar. Bar bar gini." Ebrar menggelengkan kepalanya, tidak habis pikir dengan Disty, Ainsley tertawa kecil melihat pertengkaran Mereka,"Beda banget sama Ainsley. Dia mah cantik, lembut, baik. Jauh banget sama Lo." Ainsley yang mendengarnya , tersenyum kikuk.
" Emang beda, pabriknya aja beda" ucap Disty acuh.
" Ini pesanannya..... Silahkan dinikmati," ucap pelayan, menyajikan makanan.
Mereka menikmati makanannya masing-masing. Saat Ainsley dan Disty sibuk makan. Seseorang memotret Ainsley diam-diam dan mengirimnya ke seseorang.
📤 " Makan siang ditemani salah satu bidadari surga." ketik Ebrar dengan senyum penuh kemenangan, dengan foto Ainsley yang sedang makan.
📥 " Tunggu aja nanti, pembalasan Gue. Paling-paling Lo paksa Ainsley buat nemenin Lo" kirim seseorang.
📥 " Oh ya?.... Bilang aja iri Boss.....😎😏" ketik Ebrar lagi.
📥 " Nggak tuh... B aja. Palingan juga Lo nggak cuma berdua, Gue yakin ada Disty disana.😝" kirim seseorang dengan pesannya.
" Kok Dia bisa tahu?." Pandangan Ebrar mengelilingi penjuru kafe. Mencari seseorang.
" Nggak ada Aga kok. Kok bisa tahu. Waaah.... Cenayang ni orang." ucapnya dengan suara pelan.
" Siapa yang cenayang?...." tanya Ainsley, karena mendengar Ebrar berbicara sendiri.
" Hah? Cenayang?...." menatap Ainsley," Oh ini Loh Gue lagi liat Mbak Rara." ucap Ebrar.
" Beneran cenayang Mbak Rara." ucap Ebrar lagi. Ainsley hanya merespon dengan anggukan.
" Udah biarin aja Ly... Dia mah emang aneh," Menyuapkan makanan ke mulutnya. Disty memang sangat ceplas-ceplos. Dan Ebrar tidak bisa membantah Disty, terserah apa kata Dia. Ebrar pun kembali sibuk dengan hp.nya sambil memakan cromboloni.
📤 " Ya berdualah. Masak sama Disty. Namanya juga ngedate. Ya harus berdua." Ketik Ebrar lagi. Mengirimkan pesan ke Aga.
📥 " Bodo amat Gue nggak peduli. Tunggu aja pembalasan dan taktik Gue. My lovely😘" ketik Aga.
" Diiihhh..... Sarap nih orang." Meletakkan garpunya di atas piring. Ainsley dan Disty yang mendengar ucapan Ebrar, melihat Ebrar dengan pandangan yang tidak bisa dibicarakan.
" Ini loh maksud Gue...." Menunjukkan video orang gila pada Disty dan Ainsley,"Tuh, orang gila kaaaan.... Emang sarap." ucap Ebrar lagi.
" Tuh kan bener Ly..... Ebrar emang aneh bin ajaib. Spesies langka. Ngapain juga orang gila lihat orang gila?... Dah lah biarin. Mending Lo lanjut makan aja." ucap Disty.
" Gue bukan orang gila, juga bukan spesies langka ya Distyyy.... Gue manusia. Ma-nu-si-a" ucap Ebrar, Disty tak mendengarkan ucapan Ebrar. Dan Ainsley hanya menatap dengan pandangan yang sulit diartikan.
" Aku beneran sehat jasmani dan rohani. Dan Aku... Masih waras. Beneran. Suwerr." ucap Ebrar meyakinkan Ainsley. yang diyakinkan hanya diam. Dan lanjut makan.
Hayoloh..... Hancur sudah image yang dibuat oleh Ebrar dihadapan Ainsley. Image seorang CEO yang diagung-agungkan bak novel. Yang diidam-idamkan seperti pangeran-pangeran dari negeri dongeng. Sekarang hancur sudah image.nya karena ulah Aga dan Disty.
" Lo udah selesai Ly?... Yuk balik." ucap Disty berdiri menggaet tangan Ainsley, mengajaknya pergi.
" Heeeeh..... Ini makanannya belum dibayar, Disty...." ucap Ainsley.
" Udahlah.... Biarin dibayarin sama Ebrar. Orang Dia yang mau ngikut sendiri. Biar Dia yang bayar," ucap Disty," Mayan Ly.... Itung-itung irit duit. Tuh orang cuma bayarin kita makan, nggak akan abis duitnya." bisik Disty.
" Bayarin ya Brar. Makasih makanannya." Menepuk pundak Ebrar. Dan mengajak Ainsley pergi. Namun Ainsley masih enggan.
" Ya, Sana Lo.....!!"
" Beneran Pak? Nggak apa-apa?.... Saya biar bayar sendiri aja." ucap Ainsley tidak enak hati.
" Gpp Ainsley yang cantik. Biar Aku yang bayar aja. Kamu bisa pergi sama Disty." ucapnya dengan sangat lembut.
" Iya gpp Ainsley yang cantik. Ayo kita pergi Cantik. Yuuuukk....." ucap Disty menirukan gaya bicara Ebrar. Ebrar hanya mengelus dada melihat kelakuan Disty. Untung saja Disty adalah teman masa kecil Ebrar, dan Ebrar sangat mengenal dan menghormati keluarga Disty. Kalau saja Disty bukan teman masa kecilnya. Pasti sudah diremet sama Ebrar.
" Makasih pak." ucap Disty dengan tangan yang digandeng Disty. Menggeretnya keluar kafe. Meninggalkan Ebrar yang sedang membayar tagihan.
Nih yang kemarin minta update. Udah aku up ya.... Silahkan membaca, jangan lupa tinggalkan jejak. Terimakasih 🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments