Satu jam waktu yang dibutuhkan Ainsley dan Aga untuk menghabiskan makanan, mereka makan sambil berbincang-bincang membahas hal yang tidak penting. Entah itu tentang kenapa kalau kita bertamu saat mengetuk pintu mengangkat tangan keatas, padahal nggak usah ngangkat tanganpun bisa.
Kan yang punya rumah juga nggak bakal lihat cara kita ketuk pintu. Entah itu tentang sapi yang tiba-tiba nyebur ke got atau tentang apapun itu. Sungguh random perbincangan mereka.
" Sudah selesai kan?" tanya Aga.
" Hmmm.... Udah." Aga berdiri menghampiri Mang Enchim. Ainsley memperhatikan kepergian Aga.
" Berapa Mang semuanya?...."
" Semuanya 150.000 Ga" Aga menyerahkan uangnya.
" Makasih ya Mang, Aga pergi dulu." Pamit Aga, sebelum benar-benar pergi Aga melongokkan kepala ke dapur. "Daaaahh.... Tara centil" teriak Aga ke Tara.
" Enak aja, Tara nggak centil" Ainsley yang melihat Aga menggoda Tara hanya menggelekan kepalanya.
" Ngapain siiihh.... Suka banget gangguin Tara." heran Ainsley.
" Habisnya seru...." ucap Aga dengan gaya yang slengek.an dan menuju ke mobil yang Ia parkir di luar.
Hari sudah cukup malam, jalanan lumayan sepi. Gemerlap bintang menghiasi langit malam. Bulan bersinar dengan terangnya, seolah ikut berbahagia sebagaimana hati Ainsley yang merasakan kebahagiaan.
Tentu saja Ainsley merasa senang. Bagaimana tidak? Impiannya yang selama ini yang hanya dikira imajinasi ternyata menjadi realita. Makan malam dengan Idolnya rasanya sungguh luar biasa. Mendebarkan. Menyenangkan.
Saat ini bahkan Ia tersenyum bodoh didalam mobil. Ingin sekali penulis menjitaknya... Fiuuuhhh.... Sayangnya penulis tidak bisa melakukannya. Kasiaaann.....
" Kenapa senyum-senyum?.... Kamu kesambet?..." tanya Aga yang aneh melihat Ainsley senyam-senyum sendiri. Ia pikir Ainsley kesambet dedemit yang ada di warungnya Mang Enchim. Horor juga pikir Aga.
" Hah?... Oh Ng-Nggak papa. Cuma lagi keingat hal random aja. Ah udah sampai ya..."
" Hemm.... Udah." Aga keluar pintu, membukakan pintu untuk membukakan Ainsley.
" Silahkan Nona...." dengan gaya ala pangeran membukakan pintu untuk tuan putri.
" Terimakasih Tuan." ucap Ainsley.
" Hati hati dijalan Nona."
" Ngapain hati-hati?.... Lagian tinggal masuk rumah aja kan?"
" Ya.... Tapi kan tetap harus hati-hati. Takutnya nabrak semut"
" Kan semutnya kecil, mana ada nabrak. Paling-paling keinjek, habis itu mati."
" Ya maksudnya itu, kasian kan semutnya. Binatang sekecil itu harus bertarung melawan kaki manusia yang berkali-kali lipat lebih besar dari badannya. Kasian banget kan si semut" ucap Aga dengan wajah yang seolah-olah iba kepada sang semut.
" Maksud Aga kaki Ainsley besar gitu?... Enak aja.... Iiihh.... Nyebelin. Ainsley tinggal masuk. Bye!.... Awas!!!... kaki Lo nanti nginjak badak!!!.... Kasian badaknya.....!!" ucap Ainsley dengan wajah yang memerah padam. Menutup pintu dengan kencangnya.
" NGGAK PAPA..... BADAKNYA CAP KAKI TIGA KAAAANNNN. NGAK DOSA ITU MAH..... HAHAHA...... HAHA....." teriak Aga dengan suara yang keras. Kemudian Aga memasuki mobilnya meninggalkan kediaman Ainsley.
...****************...
Ainsley memasuki rumah dengan sangat kesal. Rasanya Gunung Merapi sedang meletus dalam dirinya. Seolah-olah Ainsley merasakan lahar dan panas dari magma.
Enak saja Aga mengatai kakinya besar. Emang harus di ruqyah mata Aga, pikir Ainsley. Ainsley berjalan dengan kaki di hentak-hentak. Saat ini Ia menuju ke kamarnya. Membuka pintu dengan sangat keras. BRAAAKK!!.....
" BABII..... Eh, Anjing.... Dasar si kampreeeett.... Bisa nggak sih kalau buka pintu itu pelan pelan..." Sembur Disty yang sedang berada di kamar Ainsley. Pasalnya Disty yang lagi sibuk dengan pekerjaannya, tanpa sengaja menjatuhkan laptop yang berada di pangkuannya.
" NGGAK BISA... GUE LAGI KESELL..." melempar tas ke sembarang arah, lalu merebahkan diri ke kasur.
" Kesel kenape Lo?.... Oh ya.... Tadi katanya Lo mau pergi. Pergi kemana? Ama siapa?..." tanya Disty beruntun. Meletakkan laptop di meja kamar.
" Sama Badak...."
" Badak?..... Lo ke Bonbin?.... Ngapain?...." dengan alis yang terangkat satu.
" Ngeruqyah Badak"
" Aneh banget Lo.... " meraih hp, dari pada bertanya lagi ke Ainsley mending, Ia berselancar ke dunia maya.
" Disty...." Disty menoleh.
" Lo jawab jujur yaa.... "
" Iya. Kenapa sih?" menghentikan aksinya berselancar di dunia maya.
" Eeeemmm.... Kaki Gue emang gede ya?..." tanyanya dengan ragu.
" BWAHAHAHA... HAHA.... Kenapa Lo nanya gitu? Aneh banget sih...." tawa Disty menyembur ke seluruh kamar. Ainsley beralih ke posisi duduk.
" Gini ceritanya..... Tadi kan Aku pergi sama Aga. Ter-"
" WHATT!!.... Aga Sirius atau Aga yang mana?" potong Disty.
" Aga Sirius. Gue lanjutin yaaa..... Tadi Gue diajak makan malam.... Terus pas pulang, saat Gue mau masuk ke rumah. Dia bilang, ' Hati-hati ya jalannya' gue pikir Oh hati-hati mungkin takut kalau Gue jatuh karena kesandung kali yaa.... Pikir Gue"
" Bagus dong kalau gitu. Itu namanya peduli"
" Peduli tai... Boro-peduli. Ngeledek, iya. Tau nggak dia bilang apa?" tanya Ainsley sok misterius.
" Emang Dia bilang apa" Disty bersemangat mendengarkan cerita Ainsley.
" Dia bilang ' hati-hati yaa... Nanti takutnya nabrak semut. Kasian kan semutnya. Binatang sekecil itu harus bertarung melawan kaki manusia yang berkali-kali lipat lebih besar dari badannya. Kasian banget kan si semut' Ngeselin kan....." ucap Ainsley menirukan gaya bicara Aga.
" Hahaha..... Asik juga si Aga haha..... Bener sih kata Aga. Kasian semutnya wkwk"
" Asik apaan? Ngeselin iya...."
" Tau nggak Gue tuh udah baper kan ya, diajak makan malam ditempat dia biasa makan. Terus kata Tara anak dari yang punya tempat makan.... Dia bilang Gue satu-satunya cewek yang Dia ajak kesana. Gue kan udah terbang. Masa habis itu di jatohin." ucap Ainsley dengan kecepatan ultra. Meluapkan segala kekesalan yang ada di dalam.
" Sabar sabar..... Aga mah cuma bercanda kayaknya. Nggak usah kesel."
" Dari mana Lo tahu Dia bercanda?" menatap dengan tatapan pemburu.
" Kayaknya gitu sih, Lagian Lo pikir aja kali. Kaki Lo tuh kecil. Dilihat dari manapun tetep kelihatan kecil. Emang dasarnya si Aga jail. Dia tuh cuma mau buat Lo kesel aja." Disty kembali memainkan handphone nya.
" Iya juga sih. Oh ya... Bunda sama Zidan mana? Kok sepi sih?...." tanya Ainsley yang tiba-tiba teringat Bundanya.
" Ada, lagi dikamar paling. Istirahat. Kenapa?"
" Oh, ya udah. Gue mau mandi dulu"
Ainsley menyegarkan tubuhnya. Berendam adalah healing terbaik. Menikmati kesendirian. Mengusir lelah dan penat setelah seharian beraktivitas. Bekerja dikantor, setelah itu kekesalanya karena Aga. Mari Lupakan semua itu dengan berendam. Setelah menyelesaikan ritual mandinya. Ainsley kembali merebahkan tubuhnya.
Mengecek handphone nya, barang kali ada chat penting. Setelah dilihat-lihat ternyata tidak ada, Ia meletakkan handphone nya. Dan memeluk guling. Sedangkan Disty sedang bermain handphone. Saat ingin melihat handphone Disty karena kepo dengan apa yang dilakukannya sampai terlihat begitu sibuk. Tiba-tiba handphone nya berdenting sebuah notifikasi muncul.
" Aga?" gumam Ainsley
" Ngapain Dia?" ucapnya masih sedikit kesal. Namun, tetap membuka handphone nya
📥 " Salam Tuan Putri Ainsley..... Dengan Hormat Pangeran Aga ingin meminta maaf yang sebenar-benarnya, karena telah membuat Tuan Putri kesal. Mohon dimaafkan. Pangeran mengaku bersalah. Karena, Pangeran kira kaki Tuan Putri yang lebih besar dari semut. Ternyata perasaan Pangeran Aga yang lebih besar ke Tuan Putri Ainsley. Salam dari Kerajaan Hati♥️. Pangeran paling ganteng sedunia Aga Sirius. Jakarta, 28 Mei 2024."
" Apaan sih..... Kayak anak kecil." ucap Ainsley namun pelan sekali, takut terdengar Disty. Ainsley tidak membalas pesan Aga. Ia langsung tertidur dengan bibir yang mengembang penuh senyuman.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments
Hiatus
ku kasih iklan biar tambah semangat
2024-05-28
0