16

Hati-hati typo!

..."Setiap keputusan itu selalu ada resikonya!"...

...~XAVIERA TRANSMIGRATION~...

"Vieraaa!" Lyn sedikit berlari setelah itu merangkul Viera.

"Kamu berangkat sendiri Lyn?" terlihat Lyn mengangguk.

"Kenapa?" suara bising disaat mereka kembali melangkah membuat keduanya menatap sekeliling. Bel masuk belum berbunyi jadi siswa-siswi sedang sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

Kegiatan membuat keributan maksudnya!

"Katanya semalem dia pulang larut, jadi alesannya masih ngantuk" Lyn cemberut kesal, jika Damian tidak berangkat kan membuatnya tidak semangat belajar!

"Pada mabok ya?" ucapan polos Viera membuat Lyn menghadiahkannya satu geplakan di tangannya.

"Aduh Lyn!" Viera mengusap-usap lengannya yang terasa panas.

Lyn mengendus "Kamu kok bicara begitu Vieraaa?" rengeknya.

Viera menggaruk kepalanya yang tidak gatal "Bukanya biasanya gitu ya?"

Lyn mengedikan bahunya tidak tau "Emang begitu beneran ya? Aku ngga tau juga sih" gadis itu tampak berpikir. "Nanti pulang sekolah aku tanya Daddy deh!"

"Kenapa tanya Daddymu bukan Damian?" Viera terlihat bingung.

"Sekalian pengen tau kalau pemain bola tuh abis menang ngapain aja, kan dulu Daddy mantan pemain football juga!"

...⏳...

"Bantu Daddy Brina!"

"Viera hey, Pak Lionus udah masuk!" Lyn terus menggoyangkan lengan Viera.

Viera terbangun dengan nafas yang tidak beraturan.

"Kenapa Viera?"

Viera mencoba mengambil botol minumnya lalu dengan cepat menegaknya. Ia lalu menatap sekeliling, seluruh teman sekelasnya ternyata tengah memperhatikan gelagat aneh darinya.

"Viera ini masih pagi, kamu tidak niat belajar?" setelah menaruh tas nya di meja guru, pak Lionus lalu berjalan kearahnya.

"Maaf Pak" Viera menunduk.

"Cuci muka lalu keliling lapangan 10 kali, agar kamu semangat!"

"Sekarang Pak?" Viera mendongak.

"Iya Viera!" Pak Lionus menatapnya tajam, membuat gadis itu bergumam kata 'maaf' lagi.

Dengan lesu Viera keluar dari kelas. Ia cuci muka terlebih dahulu lalu menuju lapangan.

"Sumpah gue mimpi ada Viera lagi" gumamnya sambil pemanasan ringan. "Dia mau menyampaikan apa ya?" ia mulai lari dengan kecepatan sedang.

Viera menjalani hukumannya sambil menerka-nerka, sebenarnya Viera mau menyampaikan apa padanya.

"Kenapa ngga dateng malem-malem aja Viera, kalo tadi kan yang ada kepotong mimpinya" gumamnya menerawang keatas, matahari pagi ini membuat badannya terasa hangat dan berkeringat. Ia menggercap disaat terlalu lama menatap langit pagi.

"Apa lo ngga bahagia? Atau lo justru telah bahagia dengan Mommy?" pikirannya tetap tidak tenang sampai ia menyelesaikan hukumannya.

Viera berjalan kepinggir lapangan untuk mengipasi badannya dengan daun yang telah gugur.

Karena tidak ingin membuat pak Lionus tambah murka, ia ke toilet lagi lalu memutuskan untuk kembali ke kelas.

...⏳...

Disebuah ruangan terdapat sekitar 10 orang pria yang menampilkan wajar datarnya, salah satu dari mereka sesekali menyunggingkan smriknya. Ruangan itu terasa dingin karena suasana di dalamnya.

"Bagaimana Tuan Reymond?"

Terlihat pria paruh baya itu menatap pria muda yang duduk di sebrang sofanya dengan menggertakan gigi-giginya. Emosinya telah memuncak, padahal tadi ia sempat percaya pada pria muda itu.

"Lancang sekali kau!" tunjuk Reymond.

Xavier menghidupkan batang rokoknya, lalu menghisapnya perlahan. "Anda lupa, jika saya masih keturunan mafia?" ia menumpukan sebelah kakinya angkuh, terlihat asap keluar dari hidung serta mulutnya.

"Tapi, saya tetap baik hati Tuan Reymond. Saya membantu anda, dan anda juga harus membantu saya!"

Reymond menatap nyalang Xavier "Sampai kapan-pun saya tidak akan melibatkan putriku!" ia berdiri lalu mencengkam kerah Xavier.

4 pengawal Xavier yang ada di ruangan itu reflek menodongkan senjata mereka, begitu pula bodyguard Reymond.

"Bagaimana jika aku yang memaksa Viera?"

"Kau!"

Dor!

Mereka semua tersentak kala suara tembakan itu meluncur. Ternyata Marcel datang dengan menembakan peluru ke arah atas.

"Lepaskan Xavier, jika tidak timah panas ini akan mengenai otakmu Tuan Reymond!" ia menodongkan pistolnya kearah pria paruh baya itu.

Reymond melirik para bodyguard nya agar menurunkan senjatanya, begitu pula ia juga mengurunkan tangannya, ia menyeka rambutnya kasar.

"Arkhh" Reymond menjatuhkan dirinya di atas sofa, ia juga mengusap wajahnya kasar.

"Kenapa kau harus mengincar putriku Xavier?" tatapan Reymond kini berubah menjadi tatapan seorang Ayah yang tidak berdaya.

Xavier juga kembali terduduk "Karena putrimu sudah menarik perhatianku!"

Mendengar itu membuat Reymond bergelut dengan pikirannya, ia bingung sekarang. Disatu sisi ia ingin membalas orang yang sengaja mencelakai istrinya, karena berkat Xavier ia dapat melihat cctv kejadian itu di hari kecelakaan istrinya.

Dihari itu terlihat mobil berwarna hitam sudah standby dan sesekali membuka jendela mobilnya, seperti tengah menunggu. Dan disaat istrinya melaju di jalanan itu, mobil hitam itu dengan kecepatan penuh menabrakannya.

Dikejadian itu mobil pelaku selamat karena posisi dia menguntungkan, sedangkan mobil milik istrinya terpental dan mengenai pembatas jalan. Istrinya dinyatakan meninggal di tempat.

Reymond juga berpikir, jika mengikuti rencana Xavier, putrinya akan aman dari musuh-musuhnya, karena ia sangat mengenal Xavier. Tapi disisi lain, bagaimana nanti jika putrinya marah besar padanya? Atau bagaimana jika Viera malah membencinya? Lalu bagaimana dengan masa depan serta impian Viera? Ia sangat frustasi sekarang!

"Saya ingatkan lagi Tuan Sebastiano" lamunan Reymond buyar, tatapannya beralih ke arah Xavier. "Yang kau hadapi juga sekelompok mafia, musuhmu adalah orang yang mengenalmu. Tapi dengan bodoh anda tidak menyadarinya!"

...⏳...

Viera dan Lyn berjalan santai ke arah parkiran, mereka mengobrol ringan. Ya tetap saja Lyn yang banyak bicara, sedangkan Viera lebih suka menanggapi sahabatnya yang cerewet itu.

"Viera bawa mobil kan?"

"Iya kenapa?"

Lyn menggeleng "Gapapa sih, tapi kok aku ngga lihat mobil kamu ya?" gadis itu celingak-celinguk, membuat Viera melakukan hal yang sama.

Seketika Viera melotot kaget "Oh iya Lyn, yaampun mobilku dimana?" tanya nya panik. Mereka lalu tergesa-gesa memutari parkiran untuk memastikannya lagi.

Nada dering yang berasal dari ponsel Viera mengalihkan perhatian mereka.

"Iya hallo Dad?"

"Sayang kamu tidak lihat mobilmu kan?"

Viera menyerngit "Iya, kok Daddy bisa tau?"

"Lebih baik kamu berjalan kearah gerbang dulu ya sayang!"

"Tapi Dad kok gitu?"

"Udah ya, coba kamu turutin Daddy!"

"Iya Dad, aku ak-"

"Hallo!" panggilan ternyata di putuskan sepihak oleh Daddynya, membuat Viera menggerutu kesal. "Daddy kok main matiin sih!" ia mengacak-acak rambutnya.

"Jadi mobilmu kemana?" pertanyaan itu membuat Viera menggeleng lesu.

"Aku ngga tau Lyn, yaudah sana kamu pulang dulu. Aku mau jalan ke gerbang, sesuai perintah Daddy."

"Beneran Viera?"

Viera mengangguk yakin "Iya, dah yaa aku jalan kedepan. Dahh hati-hati Lyn!" setelah mendapat balasan dari Lyn, Viera langsung saja setengah berlari untuk ke depan gerbang.

Ia memperlambat langkahnya disaat ia melihat mobil yang tidak asing. Tiba-tiba kaca bagian kemudi di buka, menampilkan sosok yang tidak asing juga dimata Viera.

"Kemarilah!"

.

.

.

Terimakasih♡

Terpopuler

Comments

Sribundanya Gifran

Sribundanya Gifran

xavier km kok gitu pengen dpt anknya kok ngancam, tar malah dibenci viera
lanjut up lagi thor

2024-05-03

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!