15

Bella terus memperhatikan gelagat pria parubaya yang ia kenal sebagai ayah Max, dia yakin John itu telah bekerjasama dengan pria yang tadi sempat menatapnya penuh kebencian. Sekarang ia sudah pindah duduk di depan bartender karena Cecil dan ketiga teman prianya sudah naik ke lantai atas.

Dan Bella bisa bernafas lega ketika melihat gadis muda yang tadi bersama John Garrield terlihat sedang berjalan menuju toilet. Dia tak menyia nyiakan kesempatan dengan mengikuti langkah gadis muda itu. Sengaja ia melangkah cepat dan menabrak bahunya.

"Akkhhhh ... hei hati hati Nona! Apa kau tak punya mata!?" pekik gadis itu dengan memegang bahunya yang terasa sakit. Mata gadis itu memandang sebal karena merasa kalah segalanya dari gadis yang menabraknya.

"Oh maaf, tadi aku sedang terburu buru! Tadi seseorang memberitahuku jika ternyata disini banyak sekali polisi Intel sedang bertugas. Dan sewaktu waktu mungkin mereka akan sweeping tempat ini. Aku dengar mereka sedang mencari gadis muda yang terlibat dengan kasus ditempat ini tempo hari!" ujar Bella yang sebenarnya ingin tertawa dalam hati. Wajah panik gadis muda didepannya terlihat lucu untuknya.

"Kau pikir aku percaya?"

"Aku tidak peduli kau mau percaya atau tidak, itu bukan urusanku! Yang aku ingin lakukan sekarang adalah membuang ini ke toilet," Bella menunjukkan satu kantong bubuk putih yang sebenarnya adalah bedak kucing milik Zia. Sengaja ia memintanya dan ia taruh di sebuah plastik kecil transparan. " Dan selanjutnya aku akan mencari jalan belakang, aku tidak ingin berurusan dengan mereka!" imbuh Bella pura pura bergegas menuju toilet wanita yang ada selurusan dengannya.

"Tunggu, kalau begitu maafkan aku! Aku percaya padamu. Apa kau bisa menolongku? Bisakah aku titipkan ini sebagian di dalam tasmu?"

Dahi Bella mengernyit ketika gadis muda itu mengeluarkan dua gepok uang kertas. Uang yang sangat banyak di tempat seperti ini.Tangan gadis itu terlihat gemetar ketika menyodorkan satu gepok uang pada Bella.

"Ini hanyalah uang, kenapa kau harus takut?"

"Pelacur kelas satu pun tidak akan dibayar semahal ini! Polisi pasti akan menangkapku karena curiga dengan uang ini.Tenang saja aku akan memberikanmu bagian yang tak sedikit dari uang itu."

"Kau dapat mangsa besar malam ini, jangan lepaskan mangsa kompeten semacam dia!" kata Bella masih berpura pura masih mendukung gadis didepannya

"Pria tua itu telah membayar aku untuk menggoda putranya sendiri!And Damned ... anak laki lakinya sangatlah tampan!" gadis muda itu langsung menyerahkan satu gepok uang di tangan Bella , dan tanpa sadar Bella spontan menerimanya. "Jika bukan karena uang aku tidak akan pernah mau dekat dekat pria tua itu. Aku mohon tolong aku, sayang jika aku harus membuang uang uang ini ke empat sampah hanya untuk menghilangkan jejak!"

"Ehh ini...tunggu!!" seru Bella pada gadis muda yang sudah berlari meninggalkannya. Tadi dia terlalu terkejut dengan kebenaran yang didengarnya. Dia tak menyangka jika dugaannya benar, ayah kandung Max sendiri yang sudah membuat jebakan kotor itu. Baru kali ini dia melihat jika orang tua kandung mampu menyakiti anaknya sendiri.

*

Di wastafel toilet Diego sekilas menatap bayangan dirinya di depan kaca, pikirannya sangat kacau setelah tadi melihat gadis 'pemberontak' yang selalu menyalakan api permusuhan padanya. Dia benar benar tak habis pikir bagaimana wajah polos itu bisa memakai banyak topeng yang sangat menjijikkan. Gadis itu menghalalkan segala cara untuk bisa mendapatkan uang.

Sebuah umpatan keluar dari mulutnya karena rasa suntuknya semakin menjadi setelah ia berada di tempat ini. Padahal niat awalnya ingin sedikit minum agar sedikit rileks, tapi nyatanya ada saja hal yang membuatnya kesal.

Sepertinya yang harus ia lakukan adalah segera keluar dari tempat ini dan kembali ke kamar hotelnya. Tidur akan lebih baik daripada harus menghadapi wanita wanita malam yang membuatnya tak nyaman.

Tapi sepertinya kekesalannya masih belum berakhir. Di depannya Diego melihat gadis yang ia tahu bernama Bella sedang ada di lorong toilet dengan membawa banyak sekali uang ditangannya. Dan Diego kemudian ingat dengan tiga pria yang tadi duduk bersama gadis itu.

Entah apa yang ada dipikirannya tapi tiba tiba saja ia mendorong tubuh Bella hingga membentur dinding cukup keras. Dan kini tangan kekarnya sudah menekan leher gadis didepannya, hingga terdengar desisan yang membuatnya menyeringai.

"Berapa mereka membayarmu jalang? Hanya sebesar ini yang kau dapat hahh!?"

"Ssshhhh... " walau terlihat kesakitan tapi Bella sama sekali tidak berusaha melepaskan dirinya. "Bukan urusanmu Tuan!" kata Bella hampir tak terdengar, matanya membalas tatapan penuh kebencian yang ditujukan padanya.

"Layani aku, dan kau akan mendapat sepuluh kali lebih besar dari yang kau dapat ini," kata Diego setengah berbisik dengan nada penuh penghinaan. Dia yakin Bella tak akan menolak siapapun yang bisa membayarnya dengan mahal.

"Aku tidak tertarik uang dari laki laki berengsek sepertimu, enyahlah!"

" Cihh kita akan lihat bagaimana kau bisa memuaskan aku... "

"Akkhhh ... apa maumu!" jerit Bella lagi karena saat ini tangannya ditarik kasar oleh Diego untuk mengikuti langkah pria itu. Tenaga pria itu terlalu besar hingga ia tak bisa melepaskan tangannya, lagipula ia tak mau menjadi pusat perhatian semua orang ditempat itu jika ia membuat perlawanan.

Sekarang yang ia lakukan hanya diam, ia biarkan Diego membawanya ke lantai atas. Sampai di lantai atas seorang pria menghadang mereka.

"Anda butuh kamar?Tapi semua harus bayar dimuka Tuan"

"Aku butuh yang terbaik! CEPAATT... !!"teriak Diego sambil melempar semua uang tunai yang ada di dompetnya.

Dan pria yang tampaknya adalah seorang penerima tamu itu langsung memberinya sebuah kunci. Ada senyum di bibirnya karena mendapat uang dengan jumlah tak sedikit. Tadi dia juga bisa melihat sangat banyak uang tunai di tangan Bella. Sepertinya mereka akan mendapat pelanggan VVIP di klub mereka. Orang orang seperti Diego yang akan membuat klub ini semakin bersinar.

"Kamar terbaik ada ujung sana Tuan, selamat bersenang senang!"

Diego sepertinya sudah tertutup matanya, dia benar benar kalap menginginkan tubuh Bella. Pria muda itu menyeret gadis dalam cengkeramannya hingga mereka masuk ke dalam sebuah kamar. Kamar yang sepertinya memang diperuntukkan hanya untuk kaum jet set.

Di atas ranjang bertaburan kelopak bunga mawar yang masih segar, itu artinya merekalah yang pertama menggunakan kamar untuk malam ini.

Tapi Diego dibuat terkejut ketika tiba tiba lutut Bella bersarang dengan cantik di perutnya hingga cengkeraman tangannya reflek terlepas. Diego kembali menegakkan tubuhnya dan berjalan mendekat pada wanita yang masih berdiri didepannya.

"Kau suka main kasar hahh!? Baik jika begitu... " geram Diego dengan seringai di bibirnya.

Terpopuler

Comments

Yuyun Yunita

Yuyun Yunita

waduh... apakah ini akan terjadi kisah yg sm sprt amy dan lucas🙄
bgaimana setelah kejadian ini bella dan diego baru sadar jika mereka mmg sepasang suami istri

2024-04-26

1

Inah Ilham

Inah Ilham

ngga apa apa diego, dia kan istrimu

2024-04-26

0

faridah ida

faridah ida

semoga Bella bisa tendang Diego ini ....🤣🤣🤣

2024-04-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!