9

Setelah dari rumah sakit Bella sengaja pergi ke galeri seni. Masih ada sedikit waktu untuk memanjakan matanya sebelum kembali bekerja di supermarket pada sore harinya. Dia suka melihat lukisan lukisan yang terpajang, lepas apakah lukisan itu karya pelukis terkenal atau bukan.

"Apa kau seorang pelukis? Kenapa aku seperti tidak asing dengan wajahmu? Jarang gadis muda sepertimu tertarik pada hal seperti ini!"

Bella menengok ke samping, ke arah dimana sumber suara terdengar. Terlihat seorang pria parubaya dengan setelan klasik sudah berdiri tak jauh darinya. Jika dilihat mungkin pria itu adalah salah satu pelukis yang mengisi galeri ini. Mereka sedang berdiri di sebuah lukisan besar dari salah satu pelukis ternama.

Sebuah lukisan seorang ibu yang menggendong bayinya, dua duanya memakai baju putih yang seakan bersinar. Wajah sang ibu terlihat teduh dan akan membuat damai siapapun yang melihatnya.

"Saya hanya orang yang suka bermain warna, anda seorang pelukis Tuan?"

Pria itu terlihat tertawa kecil sambil mengangkat tangan kanannya yang sedang memegang sebuah tongkat. Seakan ingin mengatakan jika ada sesuatu yang salah dengan tangan kanannya.

"Dulu aku pernah bertemu dengan seseorang yang sangat mirip denganmu."

Bella mendengarkan setiap kata kata pria itu walau matanya fokus pada lukisan didepannya.

"Dia pelukis berbakat, semua orang suka padanya karena dia adalah wanita yang baik dan hangat. Sayang kami hanya bertemu di sebuah event, dan kami tidak saling berkomunikasi lagi setelahnya. Dulu aku pun sama denganmu Nona, senang bermain warna di atas kanvas. Tapi sebuah kecelakaan motor membuat tangan dan kaki kananku patah... "

"ltu artinya anda masih punya tangan dan kaki kiri," sahut Bella yang kembali membuat tawa kecil pria disampingnya. Tawa yang terdengar hambar. Dia tahu jika Bella ingin mengatakan jika tak mampu melukis dengan tangan kanan maka ia masih bisa melukis dengan tangan kirinya. Atau bahkan menggunakan jari kaki kirinya. Tak seharusnya ia menyerah dengan keadaan.

"Sayangnya rasa kecewa membuatku menjadi seorang pengecut, sejak saat itu aku tak pernah lagi mengangkat kuas. Kau suka lukisan itu? Sebelum kau menjawab ijinkan aku memperkenalkan diriku, aku Jeff Hummer!"

" Saya lsabella Swan, senang bisa bertemu dengan anda Tuan. Hanya dengan melihat lukisan ibu dan anak itu saya merasa tidak sendirian lagi. Karena saya yakin cinta ibu akan selalu bersama anaknya."

Jeff sekilas kembali menatap gadis disampingnya, walau berpenampilan sangat sederhana tapi entah ia bisa merasakan aura kuat dari gadis itu. Firasatnya kuat, dia yakin jika Bella adalah gadis istimewa. Sesaat kemudian matanya mengernyit ketika melihat luka di siku gadis itu.

" Tanganmu terluka Nona, apa tidak sebaiknya kau pergi ke klinik dan mengobatinya?" kata Jeff karena luka di siku Bella masih basah, itu artinya luka itu adalah luka baru.

"Tidak apa apa, saya bisa mengobatinya sendiri nanti."

"Aku dengar lukisan ini sangat istimewa, galeri hanya memajang lukisan ini tapi tidak menjualnya. Sudah dua puluh dua tahun lukisan ini menjadi penghuni galeri." Bukannya menanggapi kata katanya , gadis disampingnya malah pamit untuk pergi. Jeff merasa gadis itu sedang tidak ingin membahas lebih jauh lukisan didepannya.

" Saya senang berbincang dengan anda Tuan Jeff, tapi sayang saya harus pergi karena sebentar lagi adalah jam kerja saya."

" Tentu saja Nona Swan, aku harap kita akan bertemu lagi dan bisa membahas lukisan lukisan di galeri ini," sahut Jeff ramah. Matanya tetap melihat Bella yang berjalan meninggalkannya.

"Sungguh, kalian mirip sekali! Tapi watak kalian sama sekali berbeda... sangat berbeda," lirih Jeff yang kemudian kembali menatap lukisan ibu dan anak di depannya.

Sedangkan Bella berlari kecil menuju halte bus, saat berlari masih bisa ia rasakan rasa ngilu di pinggangnya akibat jatuh tadi. Dan gadis itu menggerutu karena rasa sakit dan ngilu yang ia rasakan kembali mengingatkannya pada pria arogan pemilik mobil yang menabraknya.

Sampai di supermarket ia heran melihat teman temannya masih berada di area pintu samping. Pintu khusus yang di gunakan akses keluar masuk para pegawai. Semua menunjukkan raut yang sedang tertekan. Bahkan Zia terlihat tak berhenti mengeluarkan air matanya.

"Ada apa ini? Kenapa kalian tidak masuk dan bersiap siap untuk bekerja?" tanya Bella. Dia diam ketika sahabatnya menghambur untuk memeluknya.

Salah satu dari teman kerjanya akhirnya mengeluarkan suaranya.

"Kita semua tidak lagi bisa bekerja ditempat ini. Pemilik baru supermarket ini memecat kita semua, mereka mengatakan jika akan memperbarui semuanya. Termasuk para pegawainya!"

" Bagaimana bisa seperti ini!? Dimana Max?" tanya Bella karena pria itu satu satunya orang yang bisa menghentikan hal gila ini. Walau ada beberapa teman yang tidak suka padanya tapi Bella tahu jika semua pegawai sangat bergantung pada pekerjaan ini. Sebagian besar dari mereka adalah tulang punggung keluarga.

"Ada kabar jika saat ini Max sedang di tahan, tapi kami belum tahu apa sebabnya. Manager baru mengatakan jika ayah Max yang sudah menjual supermarket ini pada pemilik baru"

"Max... ditahan? Sepertinya ada yang salah," gumam Bella yang merasa janggal dengan keadaan ini. Dia tahu Max adalah pria baik, sepertinya tidak mungkin jika mempunyai masalah dengan pihak yang berwajib.

Dan kenapa tiba tiba ayah Max menjual supermarket ini, yang ia tahu kedua orang tua Max adalah pengusaha besar. Uang hasil penjualan supermarket ini pasti tidak begitu berarti untuk mereka.

"Apa kalian tahu siapa yang sudah membeli tempat ini!?"

"Diego.... jika tidak salah dengar tadi manager baru mengatakan jika supermarket ini sudah menjadi milik seseorang bernama Diego!" kata Zia yang sudah mereda tangisnya.

"Diego... secepatnya kita akan menemuinya! Tenang saja kita pasti bisa bekerja disini lagi. Mereka tidak mungkin merekrut pegawai secepat itu. Mau tidak mau mereka butuh pegawai yang sudah berpengalaman seperti kita, " ujar Bella mencoba menenangkan, walau ia pun sebenarnya tak yakin jika apa yang ia katakan adalah benar.

Tapi tiba tiba saja ia teringat dengan kejadian semalam, kejadian saat ia bertengkar dengan seorang pria yang siang tadi nyaris menabraknya. Bella teringat dengan ancaman pria itu.

"Jangan jangan... tapi tidak mungkin ia bisa melakukan dalam waktu semalam"'

Terpopuler

Comments

Sri Wahyuni

Sri Wahyuni

wah Bella suamimu bikin ulah nich 😡😡😡🤭🤭🤭

2024-04-23

1

Yuyun Yunita

Yuyun Yunita

apa yg tidak bisa dilakukan dgn diego...
tp abang diego blm sadar aja ya.... kl mb bella itu sdh menjadi istrimu🤣🤣🤣

2024-04-23

1

faridah ida

faridah ida

semoga Bella cepat bertindak ,meminta bantuan kakek Ammar ....biar Diego tahu rasa ....😂😂😂

2024-04-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!