16

Sore itu Max bisa bernafas dengan lega karena akhirnya bisa keluar dari kantor polisi, dua hari tidur diatas bangku membuat tubuhnya terasa sangat pegal. Sebenarnya ia mendapat pemberitahuan pembebasan saat pagi hari tapi karena ada beberapa yang harus di urus pengacara dia baru dapat keluar saat sore hari.

Gadis yang telah menuduhnya telah mencabut laporan, dan pengacara juga sudah membuktikan jika ini semua yang terjadi hanya kesalahpahaman saja. Ya, waktu itu dia memang sedikit mabuk tapi ia yakin otaknya masih bisa berpikir. Tidak mungkin ia menyentuh gadis lain hanya untuk hanya untuk memuaskan hasratnya, di saat sebuah nama masih berkuasa penuh atas hatinya.

Dan yang ingin pertama ia lakukan saat ini adalah melihat pemilik hatinya, sejak kedatangan Bella kemarin Max tidak dapat menghubunginya. Semua pesan yang ia kirim pun tidak terbaca, Berkali kali ia menelpon tapi tidak diangkat. Dia hanya ingin memastikan keadaan Bella baik baik saja.

Melalui salah satu staffnya ia mendapat alamat lengkap Bella. Dulu ia tak berniat datang ke rumah gadis itu karena Bella selalu menjaga jarak, tapi sekarang ia bertekad akan berjuang agar hubungan mereka bisa lebih dekat.

Dengan menggunakan angkutan umum akhirnya Max sampai di area pemukiman tempat Bella tinggal. Hari menjelang malam dan jalan yang ia lalui jauh dari kata ramai. Max menghela nafasnya , ternyata di lingkungan seperti ini Bella tinggal. Lingkungan yang ia yakin tak nyaman untuk gadis pendiam itu.

"Anda mencari seseorang?"

Max langsung berhenti berjalan ketika mendengar suara dari arah belakangnya , sekumpulan pemuda dengan tubuh penuh tatto berjalan menghampirinya. Pandangan mereka tampak sangat tidak bersahabat. Max yakin jika para pemuda itu tinggal di area ini.

"Isabella Swan, aku mencari Bella," ujar Max berusaha sopan, ia tak mau membuat keributan di lingkungan Bella. Bagaimanapun ia adalah seorang 'tamu'.

" Siapa Anda!? Apa anda punya kepentingan dengannya?" tanya salah satu dari pemuda yang tampaknya menjadi pemimpin di antara mereka.

"Saya adalah atasannya di toko, dan saya ingin menemuinya karena masalah pekerjaan!" sahut Max terpaksa sedikit berbohong, walau ingin sekali dia menjawab jika ia ingin bertemu Bella karena rasa rindunya.

"Sore tadi dia pergi, anda bisa datang lagi besok!"

"Kalian pikir aku percaya?! Aku ingin kerumahnya dan itu tidak ada hubungannya dengan kalian!" ketus Max mulai terpancing emosinya, ia berpikir pasti Bella sudah ditindas oleh para pemuda itu. Pantas jika selama ini Bella jungkir balik bekerja untuk mencari uang.

"Kami tidak akan berdebat dengan anda karena anda adalah atasan Aishe, anda boleh menunggunya! Setidaknya kami sudah mengatakan bahwa ia memang sedang tidak berada ditempat," ujar pemuda berkulit gelap yang kemudian berjalan memimpin teman temannya pergi meninggalkan Max.

Max berdecak kesal, tak ia sangka jika akan sesulit ini menemui Bella. Tapi sesaat kemudian ia meraih ponsel untuk menelpon seseorang. Dia menelpon seseorang yang kemungkinan besar tahu keberadaan gadisnya.

" Halo Zi, apa Bella sedang bersamamu?Aku datang ke rumahnya tapi dia tidak ada!"kata Max pada seseorang diseberang sana.

" .... "

"Apa !! Ke klub XX?! Jangan bercanda, mau apa dia kesana!"

KLEKKK...

Max menutup sambungan teleponnya, pria itu bergegas pergi dari tempat itu. Dia harus segera menyusul Bella sebelum terjadi hal yang tidak diinginkan. Max yakin jika tempat itu adalah neraka untuk gadis sepolos Bella.

*

"Jadi kau suka main kasar hahh!? Baik jika begitu... " geram Diego dengan seringai di bibirnya. Dirinya memang sedikit kaget ketika tadi Bella menendangnya telak tepat diperutnya, tapi ia berpikir mungkin itu hanya reaksi spontan untuk membela diri.

Dan gadis itu tetap berdiri tegak ditempatnya walau Diego semakin mendekatinya. Otak Diego semakin kacau ketika ia melihat gadis itu ternyata semakin cantik ketika ia melihatnya semakin dekat. Ada sesuatu yang membuat gadis didepannya berbeda dengan gadis yang lain. Kesederhanaan yang ditampilkan terlihat begitu elegan, dan indah ...

Diego meraih pinggang gadis didepannya dengan satu tangannya, sedang satu tangan yang lain meraih tengkuk Bella hingga kini baik wajah dan tubuh mereka tak lagi berjarak. Diego memejamkan mata ketika merasakan hangatnya nafas yang menyapu wajahnya.

"Kau takut?Tentu saja tidak, jangan terus bersembunyi di balik topeng tak berdayamu itu!!Layani aku seperti kau melayani mereka..." lirih Diego semakin mengeratkan satu tangannya yang melingkar di pinggang Bella. Sekuat tenaga ia mengendalikan api yang mulai berkobar di dalam dirinya. Diego merutuki dirinya sendiri karena kesulitan untuk mengendalikan dirinya. Niat awalnya hanya ingin menggertak , bukan untuk merusak!Mata coklat gelap itu seakan mampu menenggelamkan dirinya dalam pesonanya.

Dan darahnya serasa mendidih ketika satu tangan gadis itu malah bertengger tepat di dadanya. Bella mengatakan hal yang sama seperti yang dia ucapkan tadi.

"Kau takut? Tentu saja kau akan menjawabnya 'tidak'! Tapi hatimu berdebar sangat keras, dan aku yakin kau kesulitan bernafas saat ini.Bukan aku yang tergoda Tuan, tapi kau... "

"Kau!!?"

"Seperti yang kau lihat jika aku adalah gadis miskin yang melakukan apapun untuk bertahan hidup. Tapi dengar ini baik baik Tuan! Satu hal yang tidak akan pernah aku lakukan adalah mengemis padamu. Akkhhh.." pekik Bella kaget karena tubuhnya sudah didorong begitu keras hingga jatuh telentang diatas ranjang .

"Hanya pria hina yang mampu menghinakan wanita dengan cara seperti ini. Kau tak lebih dari kecoa kotor menjijikkan!" ujar Bella , tubuhnya memberontak ketika Diego sudah menindih tubuhnya. Gadis itu tahu jika hasrat sudah menguasai kewarasan pria diatasnya.

"Jadi tak masalah jika kita menghabiskan waktu bersama malam ini! Bukannya kita sama sama kotor!?" kata Diego setengah berbisik, senyumnya mengembang karena tak lagi merasakan gerakan memberontak gadis di bawahnya.

Diego berusaha menyelusupkan satu tangannya di balik atasan yang dikenakan Bella, dan sungguh ia ingin meraih bibir kemerahan yang selalu mengeluarkan kata kata yang memancing emosinya itu. Dia ingin 'menghabisi' bibir itu. Saat ini yang dia inginkan adalah berkuasa penuh atas diri gadis itu.Tapi ....

JLEBBB ...

"Dalam mimpimu!! "

Terpopuler

Comments

YuWie

YuWie

wah wah..jleb apa nih..di tusuk..di suntik...di kemplang..

2024-09-30

0

Yuyun Yunita

Yuyun Yunita

apakah bella menusuk diego...
waduhh.... berani jg y kl bella smpe benar benar melakukannya...

2024-04-26

3

Mak Lyly

Mak Lyly

semangat up othor💪💪

2024-04-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!