4

"Ada apa? Tidak biasanya kau terlambat... maksudku hanya sedikit terlambat," seorang pria muda berdiri di pintu samping sebuah supermarket yang merupakan pintu khusus para pegawai. Max adalah salah satu teman Bella, dia adalah pemuda kaya pemilik tempat itu.

Dulu sebenarnya mereka adalah teman satu kampus, tapi kemudian Bella berhenti kuliah tanpa Max tahu alasannya. Sudah sejak lama ia tertarik pada gadis sederhana itu, hanya saja tak pernah ia ungkapkan karena takut hubungan mereka akan canggung jika cintanya bertepuk sebelah tangan.

"Maaf... kau bisa potong gajiku," sahut Bella yang kemudian masuk ke sebuah kamar ganti.

"Come on Bell bukan itu maksudku!"

Dengan setia Max berdiri di luar, dari sepuluh menit yang lalu dia khawatir karena pegawai kesayangannya itu itu tidak muncul. Dia khawatir jika terjadi sesuatu pada Bella tanpa sepengetahuannya. Karena selama ini gadis itu adalah gadis yang tertutup, apalagi pada seorang pria.

Lima menit kemudian Bella ke luar dari kamar ganti dengan sudah mengenakan bawahan warna hitam dan kaos warna pink yang merupakan seragam pegawai. Rambut panjang garis itu itu sudah di ikat rapi, dan itu membuat penampilan Bella sangat manis.

"Kau bisa memakai motor inventaris, kau tak akan berutang budi padaku hanya karena memakai barang inventaris. ltu memang hak semua karyawan," kata Max terus mengikuti langkah Bella yang sedang membawa troli menuju gudang penyimpanan di belakang. Seperti biasa gadis itu akan mengambil beberapa kotak minuman kaleng beralkohol rendah. Sengaja hanya dijual saat malam sesuai dengan aturan yang Max buat.

"Aku saja..." ujar Max ketika Bella ingin mengangkat sekotak besar minuman kaleng didepannya. Tiga kotak besar sudah ada di troli dan tanpa banyak berkata Bella langsung membawanya.

Sampai di depan Bella langsung menata minuman yang ia bawa di lemari pendingin, ia tak peduli dengan tatapan sinis teman teman kerjanya yang menyaksikan Max sedang membantunya. Sudah berkali kali ia meminta pria itu untuk jaga jarak jika sedang bekerja seperti ini, tapi pendengaran pria itu sepertinya terganggu. Nyatanya Max tak pernah mau mendengar satu pun perkataannya. Dan Bella tak pernah mau menerima tawaran tawaran Max karena hanya akan membuat sebuah kesenjangan. Hal itu akan membuat dia tak nyaman bekerja karena terkucil dari teman temannya walau ia tak terlalu mempedulikannya.

" ljinkan aku mengantarmu pulang nanti."

"Kau tahu jawabannya Max," sahut Bella cepat. Dan itu membuat Max menghela nafasnya, sangat sulit mengambil simpati gadis cantik disampingnya. Akhirnya pria itu pergi ke lantai atas menuju ruang pribadi yang merangkap sebagai kantornya.

Setelah selesai Bella segera kembali ke belakang untuk mengambil tongkat pel, hari ini adalah gilirannya untuk membersihkan lantai supermarket. Biasanya ia juga membersihkan lantai sebelum tutup toko. Toko akan tutup pada jam sebelas malam.

"ldemu boleh juga, kau menarik perhatian bos dengan datang terlambat! Dari tadi dia kebingungan menunggumu. Cihh... diam diam kau adalah seorang pemain tak tik!" seorang gadis berperawakan tinggi datang mendekat dan sengaja menyenggol bahunya cukup keras. Tapi sesaat kemudian gadis itu yang malah meringis kesakitan sambil memegang bahu yang tadi sengaja ia tabrakkan pada bahu Bella.

" Kau... sialan!"

Bella hanya berhenti sejenak tanpa melihat ke arah gadis yang menabraknya, tapi kemudian kembali meneruskan pekerjaannya. Tapi sebuah suara kembali membuatnya menghentikan pekerjaannya. Kali ini suara laki laki yang sepertinya terkena siku tangannya saat mengayun tongkat pel.

"Ssshhhh... apa matamu buta hahh!"

Spontan Bella menoleh ke belakang, dilihatnya seorang pria bertubuh tinggi besar di belakangnya. Netra hitam pria itu sedang menatapnya tajam seakan ingin menelannya.

"Maaf, tapi sejak tadi saya disini. Seharusnya anda yang memperhatikan langkah anda," ujar Bella membela diri, biasanya dia hanya akan mengalah dan kemudian pergi. Tapi entah kaki ini dia tidak suka dengan sikap arogan pria didepannya. Gadis itu juga merasa tidak asing dengan suara umpatan dari mulut pria asing didepannya.

"Beraninya kau!"

"Saya punya banyak waktu untuk meladeni amarah Tuan. Dan saya rasa akan sangat menyenangkan bertengkar dengan anda di depan toko seperti ini," ujar Bella menggeser ember air kotor disampingnya seakan ingin memberi ruang pada dirinya sendiri agar bisa bergerak. Bella berharap kata kata bernada menyindir darinya akan membuat pria arogan itu cepat pergi.

Tapi dugaannya salah, pria itu malah semakin mendekat hingga tubuh besar itu menjulang tepat ada didepannya. Bahkan Bella harus mendongakkan kepala hanya untuk membalas tatapan penuh kebencian pria asing itu. Untuk sesaat pandangan mereka terkunci, Bella mencoba tetap menatap netra hitam pria itu walau semakin lama ia merasa tenggelam di dalamnya.

" Kau pikir siapa dirimu, aku bahkan bisa membuat rata tempat ini!" geram pria asing itu dengan nada pelan, tapi penuh ancaman

" Apa kau setakut itu untuk menghadapi aku Tuan? Apa 'sentuhan' tanganku tadi amat sangat membuatmu sakit hingga kau perlu meratakan tempat ini?"

Sebelum pria itu menjawab sebuah dering ponsel membuat perhatiannya teralih. Pria itu mundur beberapa langkah dan terlihat serius berbicara tanpa mengalihkan pandangan pada Bella yang juga masih dengan berani menatapnya. Hingga kemudian panggilan pembicaraan di telepon itu berakhir.

"Urusan kita belum selesai Nona...." ujar sang pria sebelum melangkah pergi meninggalkan lantai depan supermarket, sepertinya ia sudah tidak mood untuk berbelanja.

" Aku pasti akan menantikan anda Tuan" sahut Bella dengan raut tenang.

Sementara pria asing itu sudah masuk ke dalam mobilnya, ada urusan yang harus ia selesaikan.

" Kita ke Diamond Corp, sekarang juga aku harus merampungkan perjanjian proyek baru Rathore karena besok kita akan cheking lokasi. Lusa aku akan pindahkan Grandpa agar aku lebih leluasa mengawasinya. Dokter Darma sendiri yang akan merawatnya! "

"Baik saya yang akan atur semuanya Tuan Diego."

"

Terpopuler

Comments

Santi

Santi

aku masih menduga-duga nih
Diego bukan cucu kandung si engkong
baru baca Lina episode 😁

2024-05-19

1

Flo Ne Bee

Flo Ne Bee

bahaya kalau dokter Darma berpihak pada mamanya Diego

2024-05-01

0

semaumu aja

semaumu aja

namanya jg bucin bell mana tau dia efek nya

2024-04-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!