BOLEHKAH!!!

Perasaan Denizh mulai tidak tenang ketika Arumi meminta dirinya untuk buka baju.

"Buka bajumu" Arumi kembali mengulangi perintah yang sama.

"Ke kenapa kamu memintaku untuk membuka baju? Me memangnya kamu mau apa?" Tanya Denizh dengan kedua tangan menyilang dada.

"Jangan macam- macam ya!" Ancam Denizh yang gugup.

"Seharusnya aku yang bicara seperti itu" Sela Arumi dengan kesal.

"Dasar aneh. Memangnya apa yang dia pikirkan? Apa dia pikir aku ingin merayunya" Monolog Arumi.

"Jangan banyak bertanya, sekarang buka saja bajumu. Atau, apa perlu aku yang bantu kamu untuk buka baju" Ancamnya lagi

"Tidak. Aku bisa melakukannya sendiri" Tolak Denizh. Perlahan Denizh mulai membuka kancing bajunya.

"Cepetan!"

"Iya, sabar! Apa kamu tidak lihat bajuku basah semua. Sulit membuka baju jika dalam kondisi basah seperti ini" Ketus Denizh.

Baik Arumi atau pun Denizh tidak ada yang mau mengalah, keduanya sama- sama keras kepala. Setelah melewati usaha yang cukup sulit, akhirnya Denizh berhasil melepaskan pakaiannya dan kini ia hanya bertel anjang dada, sementara bagian bawahnya masih lengkap. Arumi sempat membuang pandanganya keluar karena merasa malu melihat tubuh Denizh yang pol os tanpa sehelai benang.

"Sekarang aku harus memakai apa?" Tanya Denizh kemudian dengan tangan masih bersilang dada.

"Kamu bisa memakai pashmina ku" Sahut Arumi seraya membuka kerudung yang membungkus kepalanya.

"Hah, tapi kamu,,,,!" Denizh melonggo mendengar jawaban Arumi.

Dengan perlahan Arumi mulai melepas pashminanya hingga sebagian rambutnya terexpose keluar dan sebagian lagi masih tertutup oleh ciput. Meskipun tidak terbuka seluruhnya namun Denizh tetap tertegun melihat kepala Arumi yang tidak tertutupi kerudung.

"Pashmina ku memang tidak tebal tapi dia cukup lebar. Aku rasa pashmina ini bisa membantu menghangatkan tubuhmu".

"Pakailah pashmina ini" Dengan tangan sedikit bergetar, Arumi menyerahkan pashminanya kepada Denizh.

Seolah terhipnotis, Denizh mengangguk pelan lalu menerima pashmina itu dan langsung mengenakan di tubuhnya. Sementara itu Arumi kembali membuang wajahnya ke luar karena ia merasa malu dengan penampilannya saat ini. Seumur hidup Arumi tidak pernah melepaskan kerudungnya kecuali saat berada di rumah ibunya dan di dalam kamarnya sendiri, namun sekarang ia terpaksa membuka kerudung untuk membantu Denizh. Meski itu bukan sebuah dosa, namun Arumi tetap merasa malu pada Denizh karena hubungan mereka tidak seperti hubungan suami istri lainnya.

"Bagaimana? Apa kamu merasa lebih hangat?" Tanya Arumi seraya melirik Denizh dengan ekor matanya.

"Entahlah, sepertinya pashmina ini belum cukup untuk menghangatkan tubuhku" Sahut Denizh dengan suara bergetar menahan dingin. Semakin lama Denizh merasa tubuhnya semakin kedinginan.

"Kamu masih kedinginan" Arumi memutar tubuhnya menghadap Denizh.

"Hmm, dingin banget" Jawab Denizh dengan bibir bergetar.

Arumi ragu untuk memeriksa suhu tubuh Denizh namun akhirnya ia membuang rasa malunya dan perlahan mulai menyentuh wajah Denizh hingga bagian lehernya. Arumi sangat terkejut saat merasakan tubuh suaminya sangat dingin seperti bongkahan es.

"Ya Allah, badanmu dingin sekali, Denizh. Bagaimana ini! Jika begini terus, kamu bisa sakit" Arumi mencoba membantu memakaikan pashminanya dengan benar agar Denizh merasa hangat.

Denizh tidak menyahut, ia sedang berusaha menghangatkan tubuhnya dengan pashmina milik istrinya sembari meniup kedua telapak tangannya. Arumi ikut membantu menghangatkan tangan Denizh dengan mengusapkan tangan sang suami dengan kedua tangannya. Arumi memutar otaknya untuk berpikir, ia berusaha memikirkan sesuatu yang bisa membantu Denizh.

"Hmm,,, dingin sekali" Gumam Denizh dengan tubuh semakin bergetar hebat.

"Ini tidak bisa di biarkan. Jika begini terus, kamu bisa terkena hipotermia" Ucap Arumi.

Arumi mengalihkan pandangannya mencari sesuatu yang dingunakan untuk menutupi tubuh Denizh tapi ia tidak menemukan apapun selain baju Denizh yang sudah basah. Arumi benar- benar panik, ia kebingungan mencari cara untuk menolong suaminya. Disaat ke panikan melanda, tiba- tiba pandangan matanya tertuju pada gamis yang sedang dipakainya, ia memandangi tubuhnya kemudian beralih memandangi tubuh suaminya

"Apa Denizh tidak keberatan jika aku melakukannya!" Monolog Arumi.

"Maaf Denizh. Sepertinya ini adalah satu- satunya jalan yang bisa aku lakukan untuk menolongmu. Aku harap kamu mengerti".

Arumi melepaskan genggaman tangannya lalu bergerak pindah menuju kursi penumpang.

"Mendekatlah!" Pinta Arumi pada Denizh.

Denizh terdiam, ia menatap Arumi yang kini berada di kursi penumpang.

"Apa maksudmu?" Tanya Denizh dengan sisa kesadaran yang hampir sirna.

"Kemarilah. Aku akan memelukmu" Ucap Arumi sembari membuka kedua tangannya lebar- lebar.

"Apa" Denizh terkejut mendengar ucapan Arumi.

"Pashmina itu tidak akan cukup untuk menghangatkanmu, sementara tubuhmu semakin kedinginan dan hal itu bisa membahayakan keselamatanmu" Jelas Arumi.

Meski sedikit, namun kini Denizh mulai paham apa yang akan Arumi lakukan. Dengan perlahan Denizh mulai bergerak lalu menyusul Arumi di kursi penumpang.

"Mendekatlah" Arumi membuka kedua tangannya agar Denizh bisa masuk kedalam pelukannya.

Tanpa bantahan lagi, Denizh bergerak mendekat dan langsung menerima pelukan Arumi, ia merebahkan tubuhnya lalu membalas pelukan istrinya. Awalnya Arumi dan Denizh masih canggung, mereka hanya berpelukan biasa seperti pelukan dua sahabat namun secara perlahan pelukan itu menjadi semakin erat. Keduanya berusaha mencari kehangatan dan memberi kehangatan satu sama lain.

"Sekarang bagaimana! Apa kamu merasa lebih hangat?" Tanya Arumi seraya mengusap kepala suaminya yang merangsek di bawah lehernya.

"Hm,,,! Ini hangat" Sahut Denizh yang semakin mengeratkan pelukannya untuk mencari kehangatan.

Selama beberapa saat keduanya terdiam dengan posisi saling berpelukan, baik Arumi maupun Denizh tidak ada yang berani bersuara. Mereka masih canggung dan malu untuk memulai kata.

Denizh begitu menikmati kehangatan yang di berikan oleh istrinya hingga tanpa sadar tangannya mulai bergerak menyentuh sesuatu yang terlarang. Denizh bergerak semakin berani, pikiran erot isnya tiba- tiba muncul saat hidungnya mengendus aroma tubuh sang istri yang mampu membangkitkan hasr atnya. Arumi bergetar hebat saat merasakan tangan dingin Denizh meraba setiap inci tubuhnya. Saat ini Denizh tidak hanya memeluknya namun ia mulai melakukan hal yang lebih berani. Secara perlahan Denizh mulai menciumi leher Arumi dan mengeray ami tubuh sang istri hingga membuat gamis gadis itu tersikap.

"Apa ini? Apa yang hendak Denizh lakukan? Mengapa dia menyentuhku seperti ini. Apa dia akan melakukannya sekarang?" .

Perasaan Arumi mulai tidak tenang, sentuhan Denizh mulai menggetarkan hatinya hingga membuatnya terlena.

"Den! Denizh,,,!" Suara Arumi bergetar.

Denizh mengangkat wajahnya lalu menatap Arumi dalam- dalam.

"Aku tidak bisa menahannya lagi" Ucap Denizh dengan suara bergetar menahan hasr at.

"Bolehkah, aku melakukannya?" Denizh tidak ingin egois, ia tetap meminta izin pada istrinya.

Arumi terdiam, ia tidak menduga jika semuanya akan menjadi seperti ini. Arumi tidak pernah membayangkan jika mereka akan melakukannya di tempat itu dan dalam suasana yang begitu mencekam karena mereka tengah berada di dalam mobil yang di kelilingi hutan. Namun meskipun begitu, Arumi tidak mungkin menolak permintaan Denizh karena walau bagaimana pun Denizh berhak atas dirinya. Arumi tidak percaya jika malam ini akan menjadi malam pertama dirinya bersama sang suami.

"Hmm,,,!" Arumi mengangguk pelan, ia memberi izin pada Denizh untuk menyentuhnya.

Denizh tersenyum lebar, ia senang karena Arumi memberi izin untuk melakukannya. Tak ingin menunda terlalu lama lagi, akhirnya Denizh mulai beraksi. Denizh menatap bibir tipis milik istrinya lalu perlahan mulai mendekat dan langsung menciumnya dengan lembut. Tubuh Arumi bergetar hebat mendapat sentuhan yang belum pernah di rasakan sebelumnya, sentuhan Denizh mampu membuatnya mabu k kepayang.

Namun di tengah- tengah pergulatan panas itu, hasr at keduanya harus tertunda karena sebuah gangguan yang tidak terduga.

Tok tok tok

"Apa ada orang di dalam mobil,,,?".

♥︎♥︎♥︎

Yah,,,! Gagal maning,,,,

Terpopuler

Comments

SRI HANDAYANI

SRI HANDAYANI

🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤭🤭🤭🤭🤭🧚‍♀️🧚‍♀️🧚‍♀️🧚‍♀️

2024-05-05

1

Desi Maulani

Desi Maulani

gagal DECH denizh......

2024-05-01

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!