CINTA LAMA

Cinta tidak datang begitu saja

Cinta datang karena pemilik hati menginginkan

Cinta hadir karena hati membutuhkan

Cinta di butuhkan karena hati dilanda kekosongan

Cinta tidak bisa masuk bila sang pemilik hati tidak ingin membuka hatinya

Cinta juga tidak bisa masuk jika hati telah terisi

Dan hati yang telah terisi tidak akan mampu menampung dua cinta

Arumi kembali memikirkan kalimat yang pernah di bacanya dari sebuah buku yang ia temui waktu berkunjung ke toko buku beberapa hari yang lalu. Buku yang di beri judul 'pemilik hati yang abadi' itu menarik perhatiannya karena memiliki sampul yang unik yaitu sampul dengan gambar rumah di dalam sebuah hati. karena iseng Arumi pun mengambil buku itu dan membelinya. Buku itu memiliki makna mendalam bagi Arumi karena secara tidak langsung cerita tersebut mirip dengan kisah cintanya.

Setelah membaca buku tersebut, akhirnya Arumi menyadari satu hal. Hatinya tidak bisa menerima cinta baru karena ia masih terisi oleh cinta yang lama dan untuk menerima cinta baru maka ia harus mengeluarkan cinta lama lalu mengisinya dengan cinta yang baru.

"Aku tidak akan pernah bisa mencintai Denizh jika di hatiku masih ada nama Ikram. Aku harus mengeluarkan Ikram dari hatiku agar Denizh bisa masuk dan bertahan selamanya"

"Aku melepaskanmu Ikram. Pergilah. Semoga kamu berbahagia dengan cinta yang baru".

Arumi mengucapkan kalimat itu hingga beberapa kali sembari mengusap dadanya, dengan harapan kata- kata tersebut bisa menjadi matra yang ampuh untuknya.

"Kamu bicara dengan siapa, sayang?" Suara bu Erlin mengejutkan Arumi.

"Ah, mami,,,!" Arumi salah tingkah ketika dirinya tertangkap basah oleh mertuanya.

"Aku tidak bicara dengan siapa- siapa".

Bu Erlin memperhatikan sekeliling dapurnya dan memang tidak terlihat siapapun disana selain Arumi.

"Ya sudah, ayo ikut mami. Papi dan Denizh sudah menunggu kita di ruang makan".

"Ya, mi" Sahut Arumi.

Bu Erlin langsung meraih tangan Arumi dan mengapit lengannya, kemudian keduanya melangkah meninggalkan dapur menuju ruang makan.

Saat ini Arumi sedang berada di rumah mertuanya untuk memenuhi undangan makan malam bersama keluarga Denizh. Sampai di ruang makan, pak Kareem langsung menyambut kedatangan menantunya dengan senyuman sementara Denizh hanya bersikap cuek bebek.

"Mari Arum, silahkan duduk" Ucap Pak Kareem pada menantunya.

"Terima kasih, Pi" Sahut Arumi.

Arumi duduk disamping Denizh, sekilas ia melirik wajah suaminya yang terlihat datar dan dingin. Tiba- tiba Arumi kembali teringat cerita ibu mertua tadi yang mengatakan jika Denizh pernah punya pacar tapi mereka telah putus beberapa tahun yang lalu.

Aku akui jika hatiku masih memikirkan Ikram dan aku telah berjanji akan melupakannya. Lalu bagaimana dengan Denizh! Apa mungkin dia tidak bisa menerima kehadiranku karena hatinya masih terisi oleh wanita lain? Apakah wanita yang mengisi hatinya itu adalah mantan pacarnya?

Arumi terus bertanya- tanya hingga tanpa sadar ia mengabaikan panggilan mertuanya.

"Arum,,,!" Panggil bu Erlin.

Arumi tidak menyahut, pikirannya masih menerawang jauh.

"Arum,,,, Arumi,,," Bu Erlin kembali memanggil namanya.

Denizh yang mendengarkan panggilan ibunya merasa kesal karena Arumi tidak kunjung menyahut. Dengan kesal Denizh menendang kaki Arumi di bawah meja agar istrinya itu kembali sadar.

"Aww,,,!"

Arumi mengaduh kesakitan sambil mengusap kakinya yang di tendang oleh Denizh, lalu matanya menatap tajam pada Denizh sambil memberikan sebuah kode seolah bertanya mengapa kamu menendang kakiku?

"Ada apa sayang?" Tanya bu Erlin.

"Tidak ada apa- apa, mi. Hanya kram sedikit" Ucapnya seraya menatap suaminya.

Sementara Denizh tetap bersikap cuek tanpa merasa bersalah sedikitpun.

"Ayo dimakan, sayang. Jangan di lihatin aja" Ucap bu Erlin pada Arumi.

"Iya, mi. Arum akan makan sekarang" Jawab Arumi.

Arumi tersenyum saat melihat menu ikan bakar yang merupakan lauk kesukaannya diatas meja, telah lama ia merindukan lauk tersebut karena semenjak tinggal di rumah Denizh Arumi tidak pernah makan lauk ikan lagi.

"Wah, ada ikan bakar" Ucapnya seraya tersenyum riang.

"Kamu terlihat sangat senang. Sepertinya kamu sangat menyukai ikan bakar, ya?" Tanya bu Erlin.

"Iya, mi. Aku memang suka ikan bakar. Tapi lauk lain aku juga suka sih" Jawab Arumi.

"Ah, mami senang mendengarnya. Tidak sia- sia mami meminta pelayan untuk menyiapkan lauk ini untuk makan malam kita, ternyata kamu menyukainya" Ucap bu Erlin.

"Tapi Denizh tidak suka ikan. Iya kan, Mi!" Sela pak Kareem.

"Iya, Papi benar. Anak itu memang lain dari pada anak- anak yang lain" Sahut bu Erlin.

Arumi mengalihkan pandangannya dari sang mertua pada suaminya.

"Kenapa Denizh tidak suka ikan? Apa dia alergi terhadap seafood?" Tanyanya.

"Tidak, sayang. Denizh tidak memiliki alergi ikan ataupun seafood. Dia hanya tidak suka pada ikan saja" Jawab bu Erlin.

"Kenapa?" Arumi kembali bertanya.

"Karena waktu kecil, Denizh pernah tersendak tulang ikan dan hingga sekarang dia trauma sama ikan" Jelas bu Erlin.

Arumi tidak percaya jika Denizh punya trauma pada ikan dan sekarang ia baru mengetahuinya.

"Pantas saja bu Sumi tidak pernah menyiapkan lauk ikan di rumah, ternyata Denizh memiliki trauma pada tulang ikan".

♥︎♥︎♥︎*

Terpopuler

Comments

Uthie

Uthie

sy juga pernah.. tapi gak trauma tuhh 🤭😁

2024-05-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!