Dia Memang Wanita Hebat

Menjadi pengacara memang keinginan Lin, meski dia tahu jika suatu saat nanti dia pasti harus menggantikan Tantenya di Perusahaan. Namun Lin harus menemukan dulu gadis kecil di masa lalunya. Lin Zhi wen yang juga sedang berada di Negara ini dan tinggal bersama Neneknya. Dia memang memilih menyelesaikan kuliahnya disini. Namun setelah selesai kuliah pun, dia seolah belum berniat kembali ke Negaranya.

Lin yang baru datang di Negara ini, namun sudah banyak yang harus dia kerjakan karena dia yang sudah terdaftar di sebuah forum hukum cukup terkenal disini. Hingga semua pekerjaan cukup menyibukannya dan membuat dia sedikit menunda untuk mencari gadis kecilnya.

Sampai akhirnya satu tahun di Negara ini dan dia sudah menjadi seorang pengacara terkenal dengan beberapa kasus yang dia bisa menangkan. Dia sudah bersiap untuk pergi ke rumah gadis itu dan menemuinya. Lin bahkan sudah menyiapkan sebuah cincin untuk melamar gadis kecilnya. Dia sudah terpikat sejak kecil dan ingin menepati janjinya untuk menikahi gadis kecilnya itu.

Namun, kejadian Lin Zhi Wen yang akhirnya membuat dia terlibat dengan Laras dan membuat dia kembali menunda mencari gadis itu.

Dan baru setelah menikah dengan Laras, Lin bisa mempunyai waktu untuk berkunjung ke rumah itu. Dan dia menemukan seorang gadis bernama Viona yang dia anggap sebagai gadis masa kecilnya.

"Saya sedang mencari gadis kecil yang dulu bermain dengan saya, dia tinggal disini"

Ibunya Viona dan juga anaknya tentu mengenal siapa Lin. Tentang pengacara hebat yang kaya raya itu. Tentu saja tidak akan membiarkan kesempatan baik ini berlalu begitu saja.

"Ini anak saya, namanya Viona. Memang hanya ada satu gadis di rumah ini"

Dan Lin percaya itu, dia mengingat jika gadis kecilnya dulu juga tidak mempunyai adik atau Kakak. Makannya dia ingin Lin menjadi Kakaknya.

Lin langsung memegang tangan Viona dengan wajah berbinar. "Apa kamu masih ingat aku? Dulu kita sering bermain di taman depan sana"

Dengan kebohongannya, Viona mengangguk dan tersenyum pada Lin. "Tentu, aku menunggumu selama ini"

Dan akhirnya Lin benar-benar mengira Viona adalah gadis kecilnya, karena memang tidak ada gadis lain di rumah itu.

*

Kembali ke saat ini.

Lin peri ke Supermarket terdekat dari komplek perumahannya. Berjalan menyusuri setiap lorong dari berbagai rak berisi produk belanjaan. Mencari keberadaan Laras disana, namun sama sekali tidak menemukannya. Lin mulai cemas, tangannya mengeluarkan kertas surat dari Laras yang dia masukan ke dalam saku celananya. Matanya bahkan sudah kembali berkaca-kaca.

"Tidak! Kamu tidak akan pergi begitu saja dariku"

Lin mencoba untuk tenang, dia keluar dari Supermarket itu. Mencoba untuk menenangkan dirinya sendiri, dia terus berpikir jika istrinya tidak mungkin meninggalkannya begitu saja.

"Kamu pasti kembali ke rumah,aku yakin kamu pasti pulang"

Lin mengusap air matanya yang menetes begitu saja. Perasaannya benar-benar rapuh dan seolah telah di hancurkan dalam seketika. Dia merutuki kebodohannya yang bisa dengan mudah di bohongi oleh Viona dan Ibunya.

Lin kembali ke rumahnya, dia berharap Laras sudah berada disana. Lin sangat yakin jika istrinya ini pasti akan pulang ke rumah. Namun, ketika dia sampai disana dan Laras memang tidak ada. Istrinya itu benar-benar tidak pulang ke rumah.

"Reni, kemana Istriku? Apa dia sudah kembali?" teriak Lin saat baru saja masuk dan mencari Laras ke arah dapur.

"Belum Tuan, Nona Laras tidak pulang"

Jawaban Reni itu cukup membuatnya hancur. Sekarang di saat Lin mengetahui jika istri yang dia siksa selama ini, adalah gadis yang dia cari selama ini. Namun semuanya sudah terlambat, karena ternyata Laras sudah menyerah saat ini.

Lin berlari dan mencari Laras ke kamarnya, masih saja berharap jika istrinya akan berada disana. Namun saat dia memasuki kamar itu, hanya kehampaan yang dia rasakan. Sama sekali tidak ada tanda-tanda kehidupan disana. Seprei dan selimut yang terlihat rapi di atas tempat tidur. Lin berjalan perlahan dan ke arah lemari, membukanya dan hanya tertinggal beberapa potong baju Laras yang mungkin tidak sempat dia bawa. Lin mengambil satu dari deretan baju yang sudah lusuh itu.

"Bahkan aku tidak pernah membelikanmu pakaian selama menikah denganku. Pakaian seperti ini yang kamu pakai setiap hari. Maafkan aku"

Air mata kembali menetes di pipinya, Lin jatuh terduduk di atas lantai dengan memeluk baju Laras itu. Menciumnya hanya untuk merasakan aroma tubuh istrinya ini.

Reni masuk ke dalam kamar karena dia sedikit panik dengan sikap Lin ini. Takut jika Tuannya akan melakukan hal yang tidak di inginkan. Saat masuk ke dalam kamar, Reni sedikit tertegun melihat Tuannya yang sedang terduduk di lantai dengan memeluk baju Laras dan sambil menangis. Untuk pertama kalinya Reni melihat Lin menangis seperti ini. Karena selama bekerja disini sejak Lin datang ke Negara ini, bahkan Reni tidak pernah melihat Lin menangis. Meski saat kepergian adiknya, dia tetap terlihat tegar dan tidak meneteskan air mata di depan orang-orang. Mungkin hanya menangis saat sendirian saja.

"Saat datang kesini, Nona tidak mempunyai baju ganti. Jadi saya memberi beberapa potong baju saya padanya. Sebenarnya saya juga tidak tega memberikannya, namun saya juga tidak berani meminta pada Tuan Muda untuk membeli pakaian Nona"

Penjelasan Reni semakin membuat hati Lin tersayat sakit. Bagaimana dia tidak pernah memperdulikan tentang istrinya ini. Tentang apapun itu. Dan sekarang saat dia sudah pergi, dia baru menyadari jika ternyata Laras begitu berarti baginya. Karena dia adalah gadis masa kecilnya yang dia cari selama ini. Gadis kecil yang tidak pernah bisa Lin lupakan. Dia menganggap gadis kecilnya sebagai orang berarti dalam hidupnya.

Dan kini orang yang berarti dalam hidupnya itu, ternyata adalah seorang istri yang dia siksa selama ini.

"Maafkan aku, tolong kembali"

Reni menghela nafas pelan melihat keadaan Lin sekarang. Entah dia harus merasa kasihan atau apa, karena jujur dia begitu kesal pada setiap sikap Lin pada Laras yang keterlaluan.

"Tuan, selama ini Nona tidak pernah membenci Tuan. Dia selalu bilang jika anda melakukan ini karena marah pada kesalahannya. Nona bilang ingin bertahan dan berjuang semampu dia, sampai dia merasa lelah. Dan mungkin sekarang dia sudah merasa lelah dan akhirnya menyerah" ucap Reni,

Lin tidak menjawab apapun, dia hanya diam dengan memeluk baju Laras. Air matanya terus mengalir mengenai baju itu. Hatinya begitu sakit, apalagi ketika dia terus mendengar cerita dari Reni.

"Bahkan setiap saya mengobati luka di tubuh Nona, dia tidak pernah sekalipun mengeluh sakit. Hanya saja saya bisa melihat dari tatapannya yang kosong dan menyiratkan begitu banyak luka. Tapi Nona masih saja bisa tersenyum pada saya. Nona benar-benar wanita yang hebat yang pernah saya temui"

Lin mengangguk, sekarang dia juga mengerti bagaimana Laras yang selalu terlihat baik-baik saja meski tubuhnya sudah penuh dengan luka.

"Dia memang wanita hebat" lirihnya pelan.

Reni hanya menghela nafas pelan, dia memilih untuk keluar dari kamar itu dan membiarkan Lin merenungkan semua kesalahannya sendirian disana.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Pujiastuti

Pujiastuti

selamat menikmatin rasa menyesalmu Arlin,,,,,,,,,,

lanjut kak semangat 💪💪💪

2024-04-23

0

Fera Susanti

Fera Susanti

eeeuuuhhh klo dah tau baru aja nangis...pkknya jgn cepet luruh ya Laras nya...

2024-04-22

0

Juliana Vicky Vicky

Juliana Vicky Vicky

nangis bombay Arlin..

kapok lu...
nyesel kan lu...dh bikin tubuh laras babak belur...baru nyesel.....nyebelin banget lu ya😡

2024-04-22

0

lihat semua
Episodes
1 Akan Membebaskanmu, Tapi Menikah Denganku!
2 Sambutan Hangat Untuk Calon Istriku!
3 Akan Membuatmu Menderita
4 Punya Alasan Untuk Bertahan
5 Apa Suamiku Akan Luluh?
6 Dia Istriku!
7 Hanya Istri Bayangan
8 Aku Akan Tetap Bertahan!
9 Tidak Sudi Kau Panggil Sayang!
10 Tidak Ada Tempat Untuk Pulang
11 Kau Milikku Sejak Aku Menikahimu!
12 Bertemu Dengan Nara
13 Tidak Akan Biarkan Pria Lain Merebutmu!
14 Aku Menemukanmu, Arlin?!
15 Nanti Aku Akan Menikahimu
16 Dia Memang Wanita Hebat
17 Kata Maaf Yang Terlambat
18 Yakin Laras Yang Membunuhnya?!
19 Fakta Yang Baru Diketahui!
20 Terasa Berarti, Setelah Kepergiannya!
21 Suara Lin Yang Terdengar Nyata
22 Ingin Merawatnya, Tanpa Dia Tahu Itu Aku
23 Perawat Untuk Lin
24 Suaramu Begitu Mirip Dengan Istriku
25 Menemukan Pelakunya?!
26 Malam Menakutkan Bagi Laras
27 Penangkapan Viona
28 Apa Sudah Lama Tahu Kebenarannya?
29 Tetap Pria Yang Laras Cintai
30 Ingin Laras Temukan Bahagianya Sendiri
31 Harus Bersama, Bukan Berpisah!
32 Hanya Ingin Membantu Adiknya
33 Tidak Ingin Menjadi Bebannya
34 Laras Pendonornya?!
35 Tidak Akan Menerima Donor Darimu!
36 Aku Memaafkanmu
37 Permintaan Terkahir
38 Bukan Laras Pendonornya
39 Kita Semua Ikhlas
40 Tidak Akan Melepaskan
41 Menjaga Dan Bahagiakan Laras
42 Saatnya Lin Kembali?!
43 Kedatangan Oma
44 Perempuan Pantang Menyerah
45 Berjuang Mendapatkan Restu
46 Permohonan Oma
47 Benar-benar Sudah Berubah
48 Terima Kasih Sudah Memilihku
49 Kamu Bisa Kembali Pulang
50 Sudah Membuat Keputusan
51 Kebahagiaan Menyertai Keduanya
52 TENTANG CINTA DAN LUKA
53 Pernikahan Tanpa Restu
Episodes

Updated 53 Episodes

1
Akan Membebaskanmu, Tapi Menikah Denganku!
2
Sambutan Hangat Untuk Calon Istriku!
3
Akan Membuatmu Menderita
4
Punya Alasan Untuk Bertahan
5
Apa Suamiku Akan Luluh?
6
Dia Istriku!
7
Hanya Istri Bayangan
8
Aku Akan Tetap Bertahan!
9
Tidak Sudi Kau Panggil Sayang!
10
Tidak Ada Tempat Untuk Pulang
11
Kau Milikku Sejak Aku Menikahimu!
12
Bertemu Dengan Nara
13
Tidak Akan Biarkan Pria Lain Merebutmu!
14
Aku Menemukanmu, Arlin?!
15
Nanti Aku Akan Menikahimu
16
Dia Memang Wanita Hebat
17
Kata Maaf Yang Terlambat
18
Yakin Laras Yang Membunuhnya?!
19
Fakta Yang Baru Diketahui!
20
Terasa Berarti, Setelah Kepergiannya!
21
Suara Lin Yang Terdengar Nyata
22
Ingin Merawatnya, Tanpa Dia Tahu Itu Aku
23
Perawat Untuk Lin
24
Suaramu Begitu Mirip Dengan Istriku
25
Menemukan Pelakunya?!
26
Malam Menakutkan Bagi Laras
27
Penangkapan Viona
28
Apa Sudah Lama Tahu Kebenarannya?
29
Tetap Pria Yang Laras Cintai
30
Ingin Laras Temukan Bahagianya Sendiri
31
Harus Bersama, Bukan Berpisah!
32
Hanya Ingin Membantu Adiknya
33
Tidak Ingin Menjadi Bebannya
34
Laras Pendonornya?!
35
Tidak Akan Menerima Donor Darimu!
36
Aku Memaafkanmu
37
Permintaan Terkahir
38
Bukan Laras Pendonornya
39
Kita Semua Ikhlas
40
Tidak Akan Melepaskan
41
Menjaga Dan Bahagiakan Laras
42
Saatnya Lin Kembali?!
43
Kedatangan Oma
44
Perempuan Pantang Menyerah
45
Berjuang Mendapatkan Restu
46
Permohonan Oma
47
Benar-benar Sudah Berubah
48
Terima Kasih Sudah Memilihku
49
Kamu Bisa Kembali Pulang
50
Sudah Membuat Keputusan
51
Kebahagiaan Menyertai Keduanya
52
TENTANG CINTA DAN LUKA
53
Pernikahan Tanpa Restu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!