Punya Alasan Untuk Bertahan

Laras terbangun saat merasakan wajahnya basah dan hidungnya yang kemasukan air. Dia terbangun dengan begitu terkejut, menatap ke arah Lin yang berdiri di samping tempat tidurnya. Laras melirik ember kecil di atas lantai, dan melihat keadaannya yang basah kuyup sekarang. Mungkin sengaja Lin menyiramkan air padanya di saat dia sedang tertidur.

"Bagus sekali, dimana ada seorang istri yang bangun lebih lambat dari suaminya?"

Laras menghela nafas pelan, dia mengusap wajahnya yang basah. "Maaf, aku tidur terlalu larut semalam"

Laras segera turun dari atas tempat tidur, berdiri di depan Lin. "Sebenarnya apa yang harus aku lakukan? Setidaknya beritahu aku tugasku saat ini"

Lin tersenyum mendengar itu, tangannya terangkat dan meraih rambut Laras dengan menariknya. "Pakaikan sepatu untukku!"

Laras mengangguk dengan meringis pelan karena tarikan tangan Lin di rambutnya. Dia mengikuti Lin yang keluar kamar, berjalan menuju ruang tamu. Lin mengambil sepatu dari rak dan melemparkannya hingga mengenai tubuh Laras. Lalu, dia duduk di sofa tanpa rasa bersalah sedikit pun.

"Cepat! Kenapa kau malah berdiri di situ" tekan Lin.

Laras mengerjap kaget, dia berjalan mendekati Lin dengan memeluk sepasang sepatu milik suaminya itu. Laras terduduk di atas lantai, dengan pakaian dan rambut yang basah. Keadaan Laras saat ini benar-benar terlihat lebih rendah dari seorang pelayan.

Lin menyodorkan kakinya ke arah Laras, dan membiarkan dia memasangkan sepatu untuknya. Lin mengambil ponselnya dan memotret Laras saat ini. Dia tersenyum puas dengan itu.

"Kau memang lebih layak menjadi pelayan daripada istriku. Tapi kau beruntung karena bisa menikahi denganku"

Laras hanya menunduk saja, air matanya menetes mengenai bajunya yang basah. Saat Lin berdiri, Laras juga ikut berdiri. Dia bermaksud mengantarkan Lin keluar untuk berangkat bekerja. Saat sudah berada di teras depan, Laras mengulurkan tangannya pada Lin.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Lin dengan kening berkerut bingung. "Tidak perlu menyalamiku seperti seorang istri pada umumnya. Aku jijik melihatnya"

Lin berlalu begitu saja, melewati uluran tangan Laras yang tidak dia hiraukan. Membuat Laras perlahan menarik kembali uluran tangannya itu. Dia menatap suaminya yang sudah masuk ke dalam mobil, dan disana ada Dimas yang menatap Laras dengan kasihan. Namun, Laras mencoba untuk tersenyum padanya. Seolah dia memang baik-baik saja.

Setelah mobil suaminya pergi, Laras segera kembali ke dalam rumah. Dia harus mengganti pakaian dan segera mandi. Saat Laras menuju ke kamarnya kembali, dia tidak sengaja melihat Reni yang seperti sedang membawa barang-barang di dalam sebuah kotak.

"Barang-barang apa itu Mbak?" tanya Laras.

"Eh Nona, ini barang-barang sudah tidak terpakai milik Tuan Muda dari ruang kerjanya" ucap Reni.

Laras mengintip ke dalamnya, ada beberapa buku dan berkas di dalam kotak itu. "Mbak, boleh aku menyimpannya? Aku sering kesepian. Jadi, bisa membaca buku-buku itu"

"Ah tentu saja, Nona. Tapi sebenarnya kalau Nona kesepian, saya bisa belikan beberapa buku untuk Nona" ucap Reni.

Laras menggeleng pelan. "Tidak perlu, ini saja sudah cukup. Lagian membeli yang baru, pastinya akan membuat Tuan Muda marah"

Reni mengangguk saja, dengan tatapannya yang tidak berbohong jika dia begitu kasihan pada nasib Laras saat ini.

Laras kembali ke kamarnya dengan membawa kotak dari Reni tadi. Dia menyimpannya di atas meja dekat sofa, lalu dia berlalu ke kamar mandi untuk segera membersihkan dirinya. Barulah setelah itu, dia mulai membuka isi dalam kotak itu. Membuang beberapa berkas yang mungkin sudah tidak di gunakan dan Laras hanya mengambil beberapa bukunya saja yang bisa menemaninya saat dia kesepian.

Laras mulai membaca salah satu buku itu, terus membaca untuk menghilangkan kesepiannya. Bahkan sampai dia melupakan sarapan hari ini. Saat Laras ingin menyudahi membacanya dan ingin menyimpan kembali buku di atas meja, namun ada sesuatu yang terjatuh dari dalam buku itu. Selembar kertas yang sepertinya adalah sebuah foto.

"Foto siapa ini?"

Laras langsung mengambilnya dan dia terdiam ketika melihat foto itu.

*

Laras menatap beberapa piagam penghargaan di sebuah lemari pajangan disana. Lin memang sudah mendapatkan banyak prestasi bahkan sejak di sekolah. Banyak sekali piagam penghargaan disana. Lalu, Laras melihat ke arah samping dan melihat foto Lin dan adiknya yang sudah meninggal. Laras mengambil figura foto itu dan menatapnya dengan lekat.

"Seandainya kamu selamat, mungkin aku tidak akan seperti sekarang. Maafkan aku karena tidak bisa menolongmu" ucap Laras sambil mengelus foto bagian adiknya Lin.

"Seorang pembunuh tidak mungkin mempunyai niat menolong orang yang di bunuhnya!"

Suara bariton dengan penuh nada kebencian itu, membuat Laras mengerjap pelan dan langsung menoleh ke arah Lin yang baru saja pulang bekerja. Laras kembali menyimpan figura foto itu.

"Biar aku bantu lepaskan sepatumu" ucap Laras.

Bahkan Laras tidak lagi menyangkal ucapan Lin yang mengatakannya sebagai seorang pembunuh. Karena nyatanya Lin tidak akan pernah percaya atas semua ucapannya.

Lin terduduk di sofa, dan Laras yang duduk di lantai untuk melepaskan sepatu yang di pakainya. Namun, entah setan mana yang sudah merasuki Lin, sampai dia menjadi pria yang sangat kejam sekarang. Ketika tangan Laras baru meraih sepatu miliknya, dia malah sengaja injak jemari mungil itu dengan keras. Membuat Laras menjerit kesakitan.

"Tangan inikah yang dulu mendorong adikku hingga jatuh? Seharusnya kau tidak mempunyai tangan ini lagi" ucap Lin.

Laras meringis kesakitan, kaki Lin menginjaknya dengan keras. Belum lagi dengan sepatu yang dipakainya, tentu saja semakin terasa sakit di jemari Laras. Bahkan terlihat jemarinya yang memerah  karena ulah Lin barusan. Tetesan air mata mengenai jemari yang terluka itu, namun sama sekali tidak akan menjadikan Lin kasihan atau merasa iba padanya. Dia sudah di selimuti dendam dalam hatinya.

"Cepat buka sepatuku! Jangan manja, luka seperti itu tidak akan menggantikan nyawa adikku yang sudah kau bunuh!" tekan Lin.

Laras menghembuskan nafas pelan, mencoba menghentikan tangisannya. Dengan jemari yang terluka, dia membuka sepatu Lin dan menyimpannya di rak sepatu. Sebuah tangan yang menarik rambutnya hingga wajahnya mendongak, Laras kira Lin sudah berlalu ke kamarnya saat dia sedang menyimpan sepatunya di rak. Ternyata suaminya itu masih belum puas menyiksanya hari ini.

"Antarkan makan malam ke kamarku, aku ingin makan di kamar!"

Laras hanya mengangguk dengan meringis kesakitan karena rambutnya yang di jambak kasar oleh Lin. Tubuhnya terhuyung ke depan, ketika Lin menghempaskan cengkraman tangannya di rambut Laras.

"Aku tunggu sekarang!" tekan Lin sebelum dia berlalu ke kamarnya.

Laras menatap punggung Lin yang menjauh darinya. "Sekarang aku punya alasan untuk tetap bertahan denganmu"

Bersambung

Terpopuler

Comments

Pujiastuti

Pujiastuti

apakah foto yang dilihat sama Laras adalah foto masa kecilnya mereka, karena Laras bilang ada alasan buat dia bertahan

2024-04-16

3

lihat semua
Episodes
1 Akan Membebaskanmu, Tapi Menikah Denganku!
2 Sambutan Hangat Untuk Calon Istriku!
3 Akan Membuatmu Menderita
4 Punya Alasan Untuk Bertahan
5 Apa Suamiku Akan Luluh?
6 Dia Istriku!
7 Hanya Istri Bayangan
8 Aku Akan Tetap Bertahan!
9 Tidak Sudi Kau Panggil Sayang!
10 Tidak Ada Tempat Untuk Pulang
11 Kau Milikku Sejak Aku Menikahimu!
12 Bertemu Dengan Nara
13 Tidak Akan Biarkan Pria Lain Merebutmu!
14 Aku Menemukanmu, Arlin?!
15 Nanti Aku Akan Menikahimu
16 Dia Memang Wanita Hebat
17 Kata Maaf Yang Terlambat
18 Yakin Laras Yang Membunuhnya?!
19 Fakta Yang Baru Diketahui!
20 Terasa Berarti, Setelah Kepergiannya!
21 Suara Lin Yang Terdengar Nyata
22 Ingin Merawatnya, Tanpa Dia Tahu Itu Aku
23 Perawat Untuk Lin
24 Suaramu Begitu Mirip Dengan Istriku
25 Menemukan Pelakunya?!
26 Malam Menakutkan Bagi Laras
27 Penangkapan Viona
28 Apa Sudah Lama Tahu Kebenarannya?
29 Tetap Pria Yang Laras Cintai
30 Ingin Laras Temukan Bahagianya Sendiri
31 Harus Bersama, Bukan Berpisah!
32 Hanya Ingin Membantu Adiknya
33 Tidak Ingin Menjadi Bebannya
34 Laras Pendonornya?!
35 Tidak Akan Menerima Donor Darimu!
36 Aku Memaafkanmu
37 Permintaan Terkahir
38 Bukan Laras Pendonornya
39 Kita Semua Ikhlas
40 Tidak Akan Melepaskan
41 Menjaga Dan Bahagiakan Laras
42 Saatnya Lin Kembali?!
43 Kedatangan Oma
44 Perempuan Pantang Menyerah
45 Berjuang Mendapatkan Restu
46 Permohonan Oma
47 Benar-benar Sudah Berubah
48 Terima Kasih Sudah Memilihku
49 Kamu Bisa Kembali Pulang
50 Sudah Membuat Keputusan
51 Kebahagiaan Menyertai Keduanya
52 TENTANG CINTA DAN LUKA
53 Pernikahan Tanpa Restu
Episodes

Updated 53 Episodes

1
Akan Membebaskanmu, Tapi Menikah Denganku!
2
Sambutan Hangat Untuk Calon Istriku!
3
Akan Membuatmu Menderita
4
Punya Alasan Untuk Bertahan
5
Apa Suamiku Akan Luluh?
6
Dia Istriku!
7
Hanya Istri Bayangan
8
Aku Akan Tetap Bertahan!
9
Tidak Sudi Kau Panggil Sayang!
10
Tidak Ada Tempat Untuk Pulang
11
Kau Milikku Sejak Aku Menikahimu!
12
Bertemu Dengan Nara
13
Tidak Akan Biarkan Pria Lain Merebutmu!
14
Aku Menemukanmu, Arlin?!
15
Nanti Aku Akan Menikahimu
16
Dia Memang Wanita Hebat
17
Kata Maaf Yang Terlambat
18
Yakin Laras Yang Membunuhnya?!
19
Fakta Yang Baru Diketahui!
20
Terasa Berarti, Setelah Kepergiannya!
21
Suara Lin Yang Terdengar Nyata
22
Ingin Merawatnya, Tanpa Dia Tahu Itu Aku
23
Perawat Untuk Lin
24
Suaramu Begitu Mirip Dengan Istriku
25
Menemukan Pelakunya?!
26
Malam Menakutkan Bagi Laras
27
Penangkapan Viona
28
Apa Sudah Lama Tahu Kebenarannya?
29
Tetap Pria Yang Laras Cintai
30
Ingin Laras Temukan Bahagianya Sendiri
31
Harus Bersama, Bukan Berpisah!
32
Hanya Ingin Membantu Adiknya
33
Tidak Ingin Menjadi Bebannya
34
Laras Pendonornya?!
35
Tidak Akan Menerima Donor Darimu!
36
Aku Memaafkanmu
37
Permintaan Terkahir
38
Bukan Laras Pendonornya
39
Kita Semua Ikhlas
40
Tidak Akan Melepaskan
41
Menjaga Dan Bahagiakan Laras
42
Saatnya Lin Kembali?!
43
Kedatangan Oma
44
Perempuan Pantang Menyerah
45
Berjuang Mendapatkan Restu
46
Permohonan Oma
47
Benar-benar Sudah Berubah
48
Terima Kasih Sudah Memilihku
49
Kamu Bisa Kembali Pulang
50
Sudah Membuat Keputusan
51
Kebahagiaan Menyertai Keduanya
52
TENTANG CINTA DAN LUKA
53
Pernikahan Tanpa Restu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!