Hati Laras berdenyut nyeri saat melihat bagaimana Lin yang bersikap begitu lembut pada Viona di meja makan ini. Bahkan dia mengambilkan makanan untuk Viona, di depan istrinya sendiri. Laras benar-benar merasa menjadi patung sekarang.
"Viona, Kakak harus bicara dengan kamu" ucap Laras.
Sekali lagi, Lin langsung menatap begitu tajam padanya. Padahal Laras hanya berbicara biasa saja pada Viona. "Kau jangan mengganggunya. Berani sedikit saja menyentuhnya, kau akan habis di tanganku!"
Laras langsung terdiam dengan matanya yang berkaca-kaca. Seharusnya dia yang dilindungi seperti itu sebagai istrinya. Tapi, suaminya malah melindungi wanita lain di depan istrinya sendiri.
"Tidak papa, biarkan saja dia berbicara denganku sebentar. Mungkin dia adalah Kakak senior aku yang aku lupakan" ucap Viona.
Lin langsung menoleh pada Viona dan mengelus kepala gadis itu. "Kalau sampai dia menyakitimu, kau langsung bilang padaku. Aku takut dia akan melukaimu, dia saja bisa membunuh seseorang"
Tess, air mata menetes begitu saja mengenali makanannya. Segera Laras usap kasar pipinya itu. Bagaimana ucapan suaminya itu benar-benar melukai hatinya. Bahkan dia begitu memperdulikan wanita lain di depannya.
Viona hanya tersenyum saja atas ucapan Lin barusan. Dia melirik ke arah Laras yang sedang sibuk mengusap air matanya. Percuma saja jika dia mencoba menyembunyikan kesedihannya itu, karena pasti semua orang akan melihatnya.
"Baiklah, kau bicarakan saja disini. Biarkan aku ke ruang kerja sebentar" Lin berdiri dari duduknya dan mengelus lembut kepala Viona. Lalu, dia beralih menatap dingin pada Laras. "...Sedikit saja kau berani melukainya, aku akan menghancurkanmu!"
Laras sama sekali tidak menjawab, dia hanya diam saja dengan tatapan kosong. Sudah lelah terus menyangkal semuanya, bagaimana dia yang bahkan tidak di anggap berharga oleh suaminya sendiri saat ini.
Setelah Lin pergi, kini tinggal mereka berdua yang berada di ruang makan ini. Laras berdiri dan mendekat pada Viona. Dia menarik tangan Viona sampai gadis itu berdiri dari duduknya.
"Vio, apa maksud semua ini?"
Viona menghempaskan tangan Laras yang mencengkram pergelangan tangannya. "Lepas Kak, apa Kakak tidak dengar jika Kakak melukai aku, maka Lin akan menghancurkan Kakak. Jadi sekarang lepaskan aku"
Laras tersenyum miris mendengar itu, melihat bagaimana adiknya yang dengan bangga mengatakan hal itu. "Dia suami Kakak, dan kamu harus meninggalkannya!"
"Aku tidak mau! Lagian Kakak dengar sendiri jika aku adalah gadis masa lalunya, jadi mana mungkin aku meninggalkannya"
Laras menunjuk wajah Viona dengan penuh amarah. "Kamu sadar jika kebohongan kamu ini akan terbongkar suatu saat nanti, Viona! Aku sekarang berada disini juga karena kesalahanmu!"
"Kak, seharusnya Kakak berterima kasih padaku. Karena sekarang Kakak bisa keluar dari rumah, bukannya Kakak sudah lelah berada di rumah itu. Ayah saja tidak pernah peduli pada Kakak, apalagi Ibuku"
Laras menatap adiknya dengan tidak percaya, apa yang diucapkan oleh Viona benar-benar membuatnya semakin terluka. "Ayah tahu soal ini?"
"Tentu saja, dia juga tahu Kakak sudah bebas dari penjara dan berada bersama Pengacara Lin. Tapi, tidak tahu kalau ternyata Kakak sampai menikah dengannya"
Jawaban Viona itu sudah cukup bagi Laras. Nyatanya Ayahnya saja tidak pernah peduli padanya. Setelah dia tahu anaknya terbebas dari penjara dan dibawa oleh pria seperti Lin, seharusnya dia datang untuk menemui Laras. Tapi nyatanya, tidak ada yang pernah mencarinya.
"Aku hanya peringatkan sama kamu Vio, hentikan semua ini sebelum terlalu jauh. Kebohongan kamu akan terbongkar suatu saat nanti" tekan Laras.
Viona malah tersenyum mendengar itu, dia memegang kedua bahu Laras dnegan menatapnya lekat. "Aku tidak akan menyerah Kak, sepertinya aku benar-benar akan bersaing dengan Kakak. Tapi meski Kakak adalah istrinya, jelas sekali kalau aku yang akan menjadi pemenangnya. Lebih baik Kakak diam saja, dan jangan pernah bongkar apapun tentang kita"
Laras memegang tangan Viona di bahunya dan menghempaskan dengan kasar, hingga tangan Viona membentur kursi di belakangnya.
"Aw.. Kak, kasar sekali"
"Kau lebih kasar padaku sebagai sau..."
"Apa yang kau lakukan!"
Suara teriakan itu membuat Laras terkejut dan tidak melanjutkan ucapannya. Dia menoleh dan menatap Lin yang berjalan cepat ke arah mereka dengan mata yang menyala penuh kemarahan. Dengan gerakan cepat, Lin langsung menjambak rambut Laras dan membenturkan kepalanya ke atas meja. Menahan kepalanya di atas meja dengan menekannya.
"Sudah aku bilang, jangan pernah melukainya sedikit pun! Kau benar-benar tidak bisa aku peringatkan. Dan sepertinya aku harus memberikan pelajaran ini padamu"
Laras hanya memejamkan matanya, luka di keningnya yang belum sembuh kembali terasa sakit karena benturan kepalanya ke atas meja. Air mata sudah tidak bisa tertahankan lagi.
"Silahkan kau siksa aku, bahkan sampai kau membunuhku sekalipun. Karena aku tidak akan pernah pergi dan membiarkanmu bersama Viona. Aku akan bertahan apapun yang terjadi"
Tangan Lin semakin kuat menekan kepala Laras. "Haha.. Memangnya kau siapa sampai mengatur hidupku? Aku mau bersama wanita mana pun, bukan urusanmu. Dan jika aku sudah bosan denganmu, aku akan membuangmu seperti seekor anjing tak berguna. Jadi, silahkan berharap sesuka hatimu. Karena sampai kapan pun, aku tidak akan pernah luluh padamu!"
"Sudah, lepaskan dia" ucap Viona yang mencoba melepaskan tangan Lin dari kepala Laras. Sebenarnya Viona cukup kaget juga saat melihat kemarahan Lin ini.
"Ingat! Hukuman untukmu karena sudah melukai tangan Viona, belum selesai. Kau akan mendapatkan lebih dari ini!" tekan Lin.
Lin pergi bersama Viona, sementara tubuh Laras langsung lemas dan akhirnya jatuh lunglai ke atas lantai. Dia memegang kepalanya yang terasa sakit dan pusing.
"Nona"
Reni menghampiri Laras dan langsung membawanya ke kamar. Reni juga membantu mengobati luka di kening Laras dan mengganti perbannya.
"Tuan Muda benar-benar kejam. Anda sudah terluka seperti ini, kenapa dia masih saja menyiksa anda"
Laras hanya diam saja, rasanya semua tubuhnya sakit sekarang. Tapi yang paling sakit adalah hatinya. "Mbak, tahukah siapa gadis yang dibawa oleh suamiku?"
"Dia adalah gadis masa kecil yang di carinya. Sebenarnya Tuan Muda kembali ke Negara ini karena ingin mencarinya. Dan sekarang dia menemukannya, tentu saja dia akan begitu memperlakukan dia dengan baik. Tapi seharusnya tidak dengan melukai anda sebagai istrinya"
Laras tersenyum miris mendengar itu. "Mbak, jika aku katakan bahwa Viona itu bukan gadis masa kecil suamiku. Apa Mbak percaya?"
Reni langsung menatap ke arah Laras dengan bingung. "Memangnya Nona tahu siapa gadis masa kecil Tuan Muda?"
Laras hanya tersenyum saja tanpa mengatakan apapun lagi. Dia membaringkan tubuhnya membelakangi Reni. Hal itu membuat Reni langsung berdiri dan mengelus kaki Laras yang tertutup selimut.
"Istirahatlah Nona, anda pasti sangat lelah"
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments
Eli Sugiarti
, geregetan sama Laras
2024-06-23
0
Pujiastuti
bener² kamu Lin jahat betul sama Laras, jangan² yang membunuh adiknya Lin si Viona karena ngak ada bukti aja Laras ngak bisa menyangkal kalau bukan dia pembunuhnya
kak author jangan lama² dong buat Lin menyiksa Larasnya ngak tega kak sama si Laras yang disiksa terus
2024-04-19
0
AlmiraAzniAdzkia🥰🌺
kejam kali kau lin,,,sumpah jangan kasih ampun besok nyeselnya thor biar tau rasa tu si lin,,,,buat dia nyesel se nyesel2nya,,,mangkel sumpah aq sama lin,,,
2024-04-18
0