...🌾🌾🌾 CEO Masuk Desa 🌾🌾🌾...
Pemuda yang menatap sesaat. Terkadang ada keinginan yang sulit dikendalikan. Namun, dirinya harus tetap berfikiran normal bukan?
Tapi ada keinginan aneh yang...
Dengan cepat Jefri bangkit, tapi Dewi menariknya hingga tubuh mereka kembali berhimpitan."Aku milikmu..." dua kata bisikan mematikan. Masih hening, mengapa aliran darahnya lebih cepat, dan perasaan apa ini?
"Sayang, istrimu masih perawan. Jangan lari terus, bagaimana betinanya bunting kalau penjantannya melarikan diri terus?" Pertanyaan yang segera membangkitkan kesadaran Jefri.
"Menyentuh tanpa sarung tangan? A...aku harus mandi lagi!" Teriaknya kabur menuju kamar mandi, mengingat Dewi belum mandi sama sekali. Mulut wanita itu masih bau jengkol, keteknya masih bau sayur asem, kakinya bau tikus got, berapa banyak kuman? Sebaiknya hitung sendiri dari wanita yang bahkan belum mandi sore.
"Pemalu..." Gumam pengantin wanita berfikiran positif.
Sedangkan apa yang terjadi di kamar mandi?
"Sial!" Jefri menangis sambil memukul tembok. Mengapa? Untuk pertama kali dirinya melakukan hal ini. Mengeluarkan cairan kental secara paksa.
Hari ini mungkin sebaiknya dirinya yang tidur di luar, sebelum satu tempat tidur dan lemari lagi datang.
Pemuda yang tidur di luar, setelah memastikan segalanya bersih, anti bakteri. Sementara istrinya mendengkur masih memakai pakaian pengantin, dengan liur mengalir dari mulutnya membasahi bantal.
Dua karakter berbeda yang dipertemukan oleh kegilaan.
"A...aku tidak apa-apa. Ti... tinggal diamplas." Gumam Jefri gemetaran mengingat bagaimana joroknya sang istri tidur.
*
Pagi menjelang, Dewi terbangun merenggangkan otot-ototnya. Udara cukup dingin membuatnya enggan untuk mandi. Bau harum masakan tercium, kala dirinya keluar dari kamar, makanan sudah tertata rapi.
Sayur-sayuran dan daging, kala tangannya hendak merayap maka...
"Hentikan! Dasar jorok! Mandi sana! Jangan sentuh sarapannya sampai kamu selesai mandi!" Peringatan Jefri membuat tangannya terhenti.
"Jam segini masih dingin. Aku terbiasa tidak mandi pagi, kecuali ada acara penting seperti..."
"Tidak peduli! Mandi sana! Tidak ada makanan kalau tidak mandi!" Teriakan tegas dari pemuda yang takut akan kuman dan virus.
"Mandi bareng yuk?" Dewi memelas.
"Tidak! Mandi sana!" Lagi-lagi sebuah perintah ketakutan. Pemuda yang tidak terbiasa tinggal sedekat ini dengan makhluk jorok.
"Iya! Iya!" Wanita yang melangkah menuju kamar mandi. Senyuman menyungging di wajahnya. Dirinya tentu akan mandi, tapi hanya cuci muka dan cebok.
Dan benar saja dalam 3 menit Dewi sudah keluar."Makan! Makan! Makan!" teriaknya kegirangan.
"Tidak boleh! Kamu belum mandi!" lagi-lagi makhluk anti kuman melarangnya mendekati makanan.
"Aku sudah---" Kalimat Dewi disela.
"Belum! Tidak ada bau sabun dan shampo, mulutmu seperti bau bangkai. Kamu mandi air got!?" Sudah tidak tahan lagi, wanita ini memang harus diamplas agar dapat nyaman tinggal dengannya.
"Kejam!" Teriak Dewi pura-pura menangis.
"Aku yang mandikan..." Pada akhirnya Jefri mengalah.
"Benarkah?" Mata Dewi berbinar-binar inilah saat untuk melepaskan keperawanannya.
*
Adegan romantis dimana suami memandikan istrinya? Apa seperti di novel romantis?
Bayangkan dimana dibawah derasnya shower, tubuh yang menyatu ciuman yang intens. Atau dalam bathtub dimana air tidak stabil, akibat sepasang insan terbuai hasrat.
Tidak! Hoax untuk pasangan ini!
Selang disemprotkan Jefri, tangannya memakai sarung tangan karet tebal yang biasa digunakan untuk bersih-bersih. Dirinya tidak memperlakukan istrinya seperti manusia, tapi seperti cucian kotor?
Memang begitu bukan? Tidak ada adegan romantis walaupun Dewi tidak memakai pakaian. Sang pemuda hanya konsentrasi membersihkan tubuh istrinya yang membuat busa putih menjadi busa coklat. Tidak ada bagian yang tidak dibersihkan.
Bahkan rambut Dewi yang sudah seperti sapu ijuk. Pemuda yang memakai masker itu mengomel.
"Berapa banyak ketombe karena kamu tidak keramas? Kalau ingin tinggal denganku kamu setidaknya harus menjaga kebersihan. Lihat! Sampai busanya pun tidak mau keluar saking dakinya. Kamu ini bukan manusia tapi lumpur berjalan." Komat-kamit pemuda itu mengomel. Tapi Dewi hanya tersenyum sembari mengangguk, gila sekujur tubuhnya disentuh pemuda ini. Walaupun berlapis sarung tangan karet.
Setelah mandi ada banyak botol yang ada di atas meja. Memilih produk yang aman dipakai pria dan wanita. Pemuda yang memberikan produk perawatan wajah padanya, tabir surya, lotion, bahkan vitamin rambut.
Sudah dibilang wanita ini perlu diamplas bukan? Dicuci sekali tidak mungkin bersih.
Menatap ke arah cermin, wajahnya terasa lebih bersih, rambutnya lebih lembut dan ringan."Apa aku cantik?" Tanya Dewi mengibaskan rambutnya yang telah dikeringkan menggunakan hairdryer setelah berpakaian.
"Tidak! Tanah harus dicuci berkali-kali agar dakinya hilang!" Komat-kamit suaminya masih mengomel. Memasuki kamar mandi, mungkin mandi lagi.
"Ganteng!" Teriak wanita itu kagum, bagaikan tinggal dengan artis idola. Pada akhirnya tetangga sebelah menjadi miliknya.
*
Memakan sarapan begitu lezat rasanya. Sudah jelas ada gangguan serius pada suaminya. Tapi itulah yang membuat Jefri semakin menarik. Mengapa? Jika difikirkannya lagi tidak dapat leluasa menyentuh orang lain akan memperkecil kemungkinan berselingkuh.
"Lilitkan tanaman pada batang." Perintah Jefri yang tengah duduk, sembari mengerjakan sesuatu yang entah apa pada laptopnya.
"Sayang, aku hanya menasehatimu. Belajar menyentuhku sedikit demi sedikit. Perlahan kamu akan ketagihan." Lagi-lagi mulut tanpa filter itu bicara, tentunya tangannya tengah melaksanakan perintah sang suami.
"Tidak!" Tegas Jefri.
"Terserahlah! Omong-ngomong harga jual semangka dan melon tidak begitu tinggi. Biaya yang kamu keluarkan terlalu besar. Apa kamu berhutang? Bagaimana kalau rugi?" Tanya Dewi penasaran. Kalau suaminya kaya tidak mungkin tinggal di desa bukan?
"Prinsip pengusaha, untuk biaya produksi, alat produksi harus ada terlebih dahulu. Itu modal utama, maka penanaman kedua akan lebih mudah." Jawaban yang tidak dimengerti Dewi. Tapi dirinya hanya mengangguk, orang ini bukan orang biasa, otaknya yang picik pasti punya rencana.
"Besok aku mau jualan ikan mujair di pasar lagi." Dewi menghela napas kasar. Kalau suaminya bangkrut, setidaknya mereka masih memiliki uang untuk makan.
"Tidak perlu! Aku tidak suka bau amis. Tapi kalau kamu mau ngotot jualan ikan juga, beli ikan mujair dengan kwalitas paling bagus. Bawa kemari sebanyak-banyaknya. Nanti aku yang bayar." Kalimat gila yang membuat Dewi tidak mengerti sama sekali. Tapi apa suaminya memang gila? Setelah membawa ikan, siapa yang akan bayar?
"U... untuk apa?" Tanya Dewi berusaha tersenyum.
"Kumpulan sebanyak-banyaknya, nanti kamu akan tau." Senyuman menyungging di wajah rupawan suaminya. Pemuda yang tidak memakai masker, entah apa yang ada di otaknya.
"Aku akan rugi, tapi kalau tidak dituruti...dia tampan..." Batin Dewi tertegun, lagi-lagi tergoda oleh tampang.
*
Tambak ikan yang cukup besar, merupakan salah satu usaha milik juragan Burhan. Mengikuti perintah gila suaminya, membawa pulang ikan? Kenapa tidak dibawa ke pasar saja?
Menghela napas kasar, walaupun sejatinya enggan masuk. Biasanya dirinya akan membeli ikan kwalitas rendah. Lalu menjual kembali dengan harga murah. Tapi kali ini ikan kwalitas tinggi?
"Eh... Dewi, tumben wangi. Mau beli berapa kilo?" Tanya Junaidi salah satu pekerja tambak.
"Sebanyak... banyaknya yang kwalitas super. Bawa ke rumah suami saya, na... nanti dia yang bayar." Dewi tertunduk ragu. Apa suaminya bisa bayar? Dirinya masih ragu hingga sekarang.
Menipiskan bibir menahan tawanya. Junaidi sejenak menatap ke arah lain. Hingga kembali menatap ke arah Dewi."Bayar pakai apa? Pakai daun? Bukannya bermaksud menghina. Kalau suamimu itu kaya lahannya tidak mungkin sempit, rumahnya tidak mungkin kecil, pasti punya motor atau mobil."
"Tapi, dia pintar! Sumpah! Dia pasti punya rencana! Boleh ya? Nanti sampai di rumah dia bayar kok..." Pinta Dewi memelas.
"Lihat siapa yang datang!?" Suara tawa seseorang, seseorang yang benar-benar dikenalnya. Wajah Dewi pucat pasi, salah satu anak juragan Burhan. Yunita...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Bzaa
nurut aja dew... Jefri tauao diapain
2024-06-23
0
Putri Nunggal
😂😂😂😂😂laah bibit unggul nya malah di buang percuma
2024-04-27
1
Nur Wahyuni
weh yunita mau cari gara2 ya
2024-04-23
0