BAB 19

"Jadi apa yang ingin nona lakukan sekarang? Apa nona akan membawa dokter Alicia pergi?" tanya Evan. Pertanyaan yang sulit untuk dijawab oleh Caroline, dari lubuk hatinya tentu saja dia ingin membawa ibunya pergi dari tempat yang tidak aman ini, tapi bagaimana dengan Beatrice? Sudah tentu dia tidak ingin meninggalkan tempat ini.

Alicia baru saja tiba saat mereka tengah berbincang - bincang, "Kalian sedang membicarakan apa?" tanya Alicia (Beatrice).

"Kami hanya mengobrol sebentar, apa ibu sudah selesai merawat pasien?" tanya Evan santai.

Alicia memandang Caroline dan juga Louis, "Malam ini kalian bisa tidur disini. Besok kembalilah ketempat asal kalian"

"Kalian sudah melihat sendiri kan apa yang terjadi disini, ini bukan tempat yang aman untuk kalian" ucap Alicia.

Caroline ingin menyanggah ucapan Alicia tapi segera ditahan oleh Evan, "Ibu ada yang ingin mereka bicarakan" ucap Evan.

Alicia memandang Caroline, dari raut wajahnya tampak jelas bahwa banyak sekali pertanyaan yang ingin dia sampaikan. Sedikit enggan Alicia mengiyakan permintaan Evan.

Pembicaraan yang terjadi diantara mereka berlangsung cukup lama, Alicia masih tetap tidak sepenuhnya percaya meskipun dengan berbagai bukti yang ada. Kehilangan ingatan yang dialaminya rupanya menghapus semua hal yang berhubungan dengan Caroline maupun Edward, hal terakhir yang dia ingat adalah saat dia bertemu dengan Evan dan juga ibunya serta kemampuannya sebagai seorang dokter.

"Mungkin aku memang benar ibu kandungmu, tapi maaf aku tidak bisa ikut denganmu ke ibukota. Setelah kau datang kesini, kau pasti sudah tahu bahwa banyak orang yang membutuhkanku disini dan aku tidak bisa meninggalkan mereka begitu saja sebelum Gaspar mendapat ganjaran setimpal atas perbuatannya terhadap penduduk kota ini" ucap Alicia (Beatrice)

Caroline terdiam, jawaban ibunya tepat seperti yang dia pikirkan. "Tapi mom, bagaimana kalau terjadi sesuatu yang buruk dengan mommy?" tanya Caroline cemas.

"Banyak orang yang menjagaku disini, kau tidak perlu khawatir. Selama ini aku baik - baik saja, begitupun seterusnya" ucap Alicia.

Memandang Caroline memohon sampai sebegitunya kepada dirinya, hati Alicia seperti tersengat listirk, nyeri. Ada perasaan yang tidak bisa dia ungkapkan ketika dia melihat Caroline terisak dihadapannya seolah dia ingin membagi pundaknya untuk Caroline dan menenangkannya.

Tiba - tiba Alicia merasakan kepalanya kesakitan, kepingan kenangan samar  - samar muncul dibenaknya. Dirinya bersama dengan seorang laki - laki dan anak kecil sedang menikmati pesta ulang tahun. Wajah mereka tidak terlihat jelas, sehingga sulit bagi Alicia untuk mengenalinya.

"Evan, kepala ibu pusing sekali. Tolong kau siapkan tempat tidur untuk mereka. Aku ingin beristirahat terlebih dahulu" ucap Alicia.

Evan menuruti perintah Alicia dengan patuh, dirinya pun menyiapkan kamar kecil untuk mereka tidur malam ini. Tapi saat Louis melihat kamar itu, dirinya menjadi khawatir jika Caroline akan tidak nyaman seperti saat ketika dia tidur di hotel semalam.

"Nona, lebih baik kita kembali ke hotel sebelum kembali kemari. Beberapa barang kita juga masih ada di hotel. Besok kita akan kembali lagi kemari" saran Polly.

Louis dan Victor setuju dengan apa yang dikatakan oleh Polly, setidaknya hotel masih lebih nyama untuk mereka tidur daripada ditempat ini. "Tapi bagaimana dengan mommy?" tanya Caroline.

Evan meyakinkan bahwa tidak akan ada sesuatu yang buruk yang terjadi dengan ibunya, menurut Evan saat ini Alicia (Beatrice) butuh waktu untuk menerima kenyataan. Apalagi setelah belasan tahun dia meyakini bahwa dirinya tidak memiliki keluarga lalu tiba - tiba Caroline muncul dan mengatakan bahwa dia adalah putri kandungnya, tentu saja hal itu akan membingungkan bagi Alicia.

"Tidak, aku akan tinggal disini bersama dengan mommy. Kalian kembalilah lebih dulu ke hotel, besok baru kembali kesini"

Polly dan Victor tentu saja menolak tegas permintaan Caroline dengan mengatakan bahwa situasi disini tidak aman baginya, tapi nampaknya sulit untuk meyakinkan Caroline agar dia mau mengikuti saran Polly.

"Kalau begitu aku dan Victor akan kembali dan mengemasi barang - barang kita, baru kembali kesini" ucap Polly.

Dalam perjalanan kembali ke hotel, Polly menghentikan langkahnya. Matanya memicing tajam saat dia menyadari beberapa orang mengikuti mereka. "Victor aku rasa kita sedang diikuti?" ucap Polly.

"Kau benar" jawab Victor yang melirik ke arah yang sama

"Apa mereka adalah orang - orang suruhan walikota yang baru itu?" bisik Victor.

"Entahlah, tapi yang jelas kita harus bergegas" seru Polly. Mereka pun berlari menuju hotel, untung saja karena latihan yang sering mereka lakukan membuat Polly dan Victor mampu melarikan diri dari kejaran mereka.

"Gawat kalau begini, nona bisa dalam bahaya" ucap Victor.

"Semalam waktu kami tertidur, aku melihat ada orang asing yang berusaha masuk melalui jendela kamarku. Untung saja saat itu aku belum tertidur, kalau tidak nona benar - benar akan berada dalam bahaya" sahut Polly sambil mengatur nafasnya setelah mereka selesai berlari dan tiba di hotel.

Mereka berdua pun bergegas menuju kamar untuk mengemasi barang - barang mereka namun betapa terkejutnya saat mereka kembali dan mendapati kamar mereka telah berantakan seolah ada pencuri yang datang menggeledah barang - barang mereka.

Karena tak ingin mengambil resiko lebih jauh lagi, Polly dan Victor segera keluar dari hotel namun langkah mereka kini dihadang oleh beberapa orang preman yang mengikuti mereka.

"Kalian berdua.... Lebih baik kalian menyerah saja dan ikut dengan kami. Walikota Gaspar ingin berbicara dengan kalian" sahut salah satu diantara mereka.

Disaat yang sama tempat dimana Caroline dan Louis berada tiba - tiba saja api mulai menyala dari salah satu rumah kosong yang ada di lingkungan itu, karena sebagian besar bangunan yang ada di lingkungan itu terbuat dari kayu membuat api dengan cepat menyebar.

Caroline yang panik berusaha menyelamatkan dirinya dan juga Alicia. Sementara Evan dan Louis bergotong royong membantu beberapa warga untuk menyelamatkan diri.

"Kenapa pemadam kebakaran belum tiba disini?!?!" Teriak Caroline. Wajahnya memerah akibat panas dari kobaran api yang semakin besar.

Lorenzo dan beberapa orang lain tampak berusaha menyelamatkan penduduk yang masih terjebak didalam kobaran api. Sumber air di pipa hydrant terdekat pun juga tidak membantu untuk memadamkan api karena setetes air pun tidak keluar dari pipa tersebut..

Dalam waktu dua jam seluruh bangunan yang ada disana habis dilalap api. Orang - orang menangisi tempat mereka tinggal selama ini telah hancur menjadi arang. "Ini pasti perbuatan Gaspar!!!" teriak Lorenzo.

"Mom, mommy baik - baik saja?" tanya Caroline cemas saat melihat Alicia tergopoh - gopoh membantu seorang wanita tua.

"Aku tidak apa - apa? Evan - Lorenzo, cepat kalian bantu orang - orang itu. Jauhkan mereka dari kobaran api, aku akan memeriksa mereka setelah ini" ucap Alicia.

"Mom, kau harus istirahat. Biar aku yang memeriksa mereka, meskipun aku bukan seorang dokter aku tahu bagaimana cara melakukan pertolongan pertama" Kata Caroline.

Alicia tidak menggubris perkataan Caroline dan tetap berusaha melakukan yang terbaik sebagai seorang dokter sesuai dengan sumpahnya, dia tidak ingin membiarkan orang - orang yang membutuhkan bantuan kesehatan terlantar begitu saja.

Louis berinisiatif membantu Alicia dan juga Evan, mereka lalu melakukan triase untuk menentukan kondisi pasien dan dari kejauhan Polly dan Victor datang bersama dengan resepsionis hotel dalam kondisi terluka parah.

"Apa yang terjadi?" tanya Caroline

"Nanti saja nona aku bercerita, ini sakit sekali. Ba*jingan itu yang membuat kami seperti ini" rintih Polly sebelum dirinya jatuh karena kehabisan tenaga.

Ditengah - tengah kepanikan karena kebakaran, suara sirine mobil kebakaran marak terdengar dari kejauhan. Sekitar sepuluh mobil pemadam kebakaran berdatangan dan langsung sigap memadamkan kobaran api. Para petugas pemadam kebakaran membutuhkan waktu sekitar 14 jam untuk memadamkan seluruh api hingga tak bersisa.

"Siapa yang sudah memanggil pemadam kebakaran?" tanya Caroline, tapi semua tidak ada yang tahu.

"Nonaaaa... Nona Caroline" sebuah teriakan lantang mengalihkan perhatian mereka.

Seorang pemuda kurus datang menghampiri dirinya, "Teddy??? Sedang apa kau disini?" tanya Caroline tak percaya.

Teddy pun bercerita dari awal jika dirinya diperintahkan oleh Phillip untuk menyusul dirinya, sementara Edward akan kemungkinan sudah berada di kota ini. Caroline lalu mengetahui jika ayahnya ternyata sudah mendapatkan laporan dari tim yang sebelumnya telah datang lebih dulu. Tujuan Edward mengatakan bahwa dirinya belum menemukan Beatrice karena ingin mencegah Caroline bertindak nekat, dan Edward tidak menyangka jika Caroline benar - benar pergi ketempat berbahaya seperti ini.

"Tuan Phillip sekarang sudah berada di kediaman Gaspar bersama dengan Edward. "Tuan Edward dan tuan Phillip bahkan membawa pasukan militer untuk menyerbu kediaman Gaspar" ucap Teddy.

Lorenzo dan Evan langsung ikut bicara setelah mendengar cerita Teddy, "Bagaimana dia bisa mengerahkan pasukan militer ke tempat Gaspar?" tanya Lorenzo.

Teddy menggaruk kepalanya, "Lebih tepatnya mungkin pasukan keamanan pribadi tuan Phillip Rexalion" jawab Teddy.

Caroline tersenyum bangga, "Tidak sia - sia dia pernah menjabat sebagai komandan perang dulu" batin Caroline.

****

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!