Episode 16 - Om jelek, sok cool

Shawn kaget.

Bibir kenyal itu menempel di bibirnya. Ia tahu gadis ini pasti tidak sengaja. Tapi tetap saja kan mereka berciuman. Ini kedua kalinya bagi Shawn. Kedua kalinya bibirnya saling menempel dengan bibir perempuan. Tapi Shawn tidak marah. Pertama kali Aerin, tapi waktu itu karena dia tiba-tiba jatuh pingsan dan Aerin memberikannya nafas buatan. Shawn tidak menikmatinya karena ia dalam keadaan sakit. Meski Shawn akui waktu itu ia senang diberikan nafas buatan sama perempuan yang dia kagumi, namun semuanya sudah berlalu. Ia tahu dirinya tak rasa apa-apalagi terhadap Aerin, sama sekali tidak.

Bibir mereka masih saling menempel. Tampaknya gadis yang tengah berada di atasnya ini sangat kaget juga. Wajah kagetnya jelas sekali dan amat sangat lucu di mata Shawn. Matanya berkedip-kedip. Memang hanya nempel doang, namun sanggup membuat jantung keduanya berdegup-degup kencang.

Kira-kira lebih dari dua menit Zuya terdiam dengan sorot mata kagetnya. Sedang Shawn hanya menunggu kapan gadis itu akan berdiri, karena jujur, dia menikmati posisi ini. Namun hanya dengan Zuya. Catat itu, Shawn menikmati posisi seperti ini kalau yang berada di atasnya adalah Zuya yang selalu bikin gemas.

Saat Zuya sadar sudah terlalu lama membiarkan posisi ini, gadis itu cepat-cepat bangkit berdiri. Ia malu sekali. Melihat orang berciuman dalam drama saja ia sudah malu sekali, apalagi mengalaminya sendiri. Sama laki-laki yang dia anggap musuh pula.

"Rupanya kau memang ingin aku meminta pertanggung jawabanmu," kata Shawn dengan seringai nakalnya. Lelaki itu sudah duduk dari posisi berbaringnya di lantai.

"Nggak. Tadi itu nggak sengaja! Om, jangan minta yang aneh-aneh ya!" balas Zuya cepat dengan mata lebarnya.

"Apanya yang aneh?"

"Om."

"Aneh apanya?"

"Aneh karena ..." Zuya memutar otaknya berpikir keras.

"Karena bibir kita nggak sengaja saling nempel tapi om langsung minta aku tanggung jawab. Jadi laki-laki cemen banget deh, minta tanggung jawab terus. Padahal aku sudah capek-capek beliin sarapan." cerocos Zuya panjang lebar. Kata cemen yang keluar dari mulut gadis itu membuatnya merasa cukup kesal.

Baru gadis itu yang mengatai dia cemen. Shawn ingin bicara membalas perkataan Zuya namun ponselnya tiba-tiba bergetar. Pria itu mengeluarkan ponsel miliknya yang berada di saku sebelah kanan.

Xxxxx

Itu panggilan penting. Harus dia angkat.

"Halo, iya benar. Saya sudah memesan dari satu bulan yang lalu untuk bahan penelitian saya. Mahal? Masalah harga tidak penting, akan saya bayar berapapun itu. Barangnya sudah ada? Baiklah. Kirimkan alamatnya kepadaku, saya akan segera ke sana sekarang juga."

Mode serius Shawn kembali. Zuya bisa lihat betapa seriusnya dosen baru ini ketika berbicara dengan orang lain di telpon. Berbeda sekali kalau lagi bicara sama dia. Tengilnya nggak ada duanya. Sejenak Zuya berpikir, kok bisa ya laki-laki ini bisa tiba-tiba berubah kepribadian ke orang lain. Bukan, bukan berubah kepribadian sih, tapi suka akting. Padahal dari dulu karakter Shawn memang begitu. Zuya saja yang tidak tahu laki-laki itu berubah drastis kalau sama dia.

Ketika pembicaraan Shawn dengan orang di telpon tersebut terputus, laki-laki itu fokus ke Zuya lagi. Ia mengeluarkan ponsel milik Zuya dari saku celana sebelah dan mengembalikan benda pipih itu kepada pemilik aslinya.

"Ini aku kembalikan ponselmu. Masalah pribadi kita berdua akan kita bahas nanti. Ada urusan penting yang harus aku lakukan sekarang. Ingat dedek nakal, urusan kita berdua belum selesai. Jangan lupa itu." Shawn membisikan kalimat terakhirnya dengan nada menggoda, mengacak-acak pelan rambut gadis itu kemudian beranjak pergi dari situ, meninggalkan Zuya sendirian.

Zuya menatap kepergian si laki-laki yang selalu dia panggil om itu sampai laki-laki itu menghilang dari pandangan matanya lalu ia berdecih.

Masalah pribadi apaan, urusan apa yang belum selesai? Bilang saja kalau dia tidak suka Zuya hidup tenang.

"Om jelek, sok cool, tukang akting!"

Makinya kesal. Tapi begitu mengingat ciuman tadi, Zuya jadi malu sekali. Hufft. Bisa-bisa ia tidak sengaja mencium dosennya sendiri. Ya ampun. Zuya menggeleng-gelengkan kepalanya kuat.

Lupakan Zuya, lupakan.

Gadis itu berusaha melupakan kejadian tadi. Ia ikut beranjak pergi dari situ. Menuju kantin seperti biasa karena sekarang sudah jam makan siang. Ketiga sahabatnya pasti sudah di sana.

________________

"Kok lama? Biasanya kamu juga yang pertama-tama di sini." Igo bertanya ketika Zuya tiba dalam kantin. Ada tiga kantin yang tersedia dalam kampus. Karena kampus ini banyak sekali mahasiswa jadi kantin tidak bisa menampung semuanya kalau hanya ada satu saja. Walaupun ruangannya sangat luas. Makanya pihak kampus memutuskan buat tiga kantin dengan ukuran besar semua. Tentu saja agar para pelajar di kampus itu juga merasakan kenyamanan.

"Aku tadi dapat ma ..." kalimat Zuya terhenti sesaat dan berpikir. Kalau dia cerita tentang pertemuannya dengan Shawn, bisa-bisa ciuman tidak sengaja itu ia ceritakan juga. Lebih baik cari alasan lain saja.

"Maksud aku tadi aku lagi baca komik di kebun belakang." ralatnya cepat.

"Nggak masuk kelas!"

"Aduh Keno, kan kampus kita lagi persiapan buat ngadain lomba-lomba. Memangnya kamu masuk kelas?"

Keno menganggukkan kepala.

"Aku ada praktek mandiri. Tanpa dosen pun aku selalu di kelas." Oh, pantas masuk kelas.

"Pantesan berita dunia kamu nggak tahu." ucap Zuya santai. Keno hanya tertawa kecil mengacak rambut sahabat perempuan yang sudah kayak adik sendiri itu.

"Oh ya, Bowen kemana?" mata Zuya mencari-cari sahabat yang satunya lagi.

"Aku di sini. Kenapa tanya-tanya, udah kangen?"

Bowen muncul dari belakang Zuya, ia melakukan hal yang sama di kepala Zuya. Kayak Keno tadi, mengacak-acak rambut gadis itu. Ketika Zuya sudah siap-siap ingin protes, ia terhenti saat pandangannya bertemu dengan lelaki yang datang bersama Bowen.

Ya ampun Aska.

Zuya menjerit dalam hati. Bahkan ia lihat perempuan-perempuan yang duduk di dekat situ semuanya menatap ke meja mereka. Walau tak ada Aska, mereka memang sering di perhatikan karena ketiga sahabatnya ini juga tak kalah keren dan termasuk populer di kampus, apalagi ada Aska. Zuya merasa dia sedang dikelilingi oleh para cowok-cowok keren di kampus.

Gadis itu langsung diam seribu bahasa. Ia harus jadi kalem karena ada Aska di sini.

Terpopuler

Comments

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

dasar dedek Zuya bisa bermain peran dia di depan si Aska,,,

2024-04-18

0

Eka Bundanedinar

Eka Bundanedinar

klo depan aska kamu g jd diri sendiri zu

2024-04-17

1

Sasa Snack

Sasa Snack

slmat hari raya idul fitri,mohon maaf lahir bathin ya thor...
yg sering pengen cepet2 d up ceritanya.. 😁

2024-04-17

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 - Pertemuan di tangga
2 Episode 2 - Ternyata laki-laki itu dosen
3 Episode 3 - Ijin mau ...
4 Episode 4 - Sembunyi di toilet pria
5 Episode 5 - Gigitan di bahu
6 Episode 6 - Kau menghalangi jalanku
7 Episode 7 - Zuya pengen hidup mandiri
8 Episode 8 - Kalau dia setan baru aku takut
9 Episode 9 - Cerewet
10 Episode 10 - Pindah ke apartemen
11 Episode 11 - Karena om jelek
12 Episode 12 - Perkara burung
13 Episode 13 - Beli satu gratis satu
14 Episode 14 - Om!
15 Episode 15 - Tidak mau bertanggung jawab
16 Episode 16 - Om jelek, sok cool
17 Episode 17 - Aska dingin sekali
18 Episode 18 - Zuya kaget
19 Episode 19 - Makan bareng
20 Episode 20 - Alkohol
21 Episode 21 - Zuya mabuk?
22 Episode 22
23 Episode 23 - Lapangan
24 Episode 24 - Ada cctv?
25 Episode 25 - Minta di amputasi?
26 Episode 26 - Pulang sama abang
27 Episode 27 - Kebetulan yang membagongkan
28 Episode 28
29 Penokohan
30 Episode 29 - Liburan
31 Episode 30 - Om jelek mesum!
32 Episode 31 - Memijit apa?
33 Episode 32 - Kecupan singkat
34 Episode 33 - Penipu kecil
35 Episode 34 - Temenin Zuzu jalan-jalan
36 Episode 35 Jembatan gantung
37 Episode 36 - Kebun buah
38 Episode 37 - Aku ingin mengejarmu
39 Episode 38 - Kamu suka dia?
40 Episode 39 - Suara aneh
41 Episode 40 - Dicekik
42 Episode 41 Bowen akan menuntut
43 Episode 42 UKS
44 Episode 43 Shawn kangen
45 Episode 44
46 Episode 45
47 Episode 46
48 Episode 47
49 Episode 48
50 Episode 49
51 Episode 50
52 Episode 51
53 Episode 52
54 Episode 53
Episodes

Updated 54 Episodes

1
Episode 1 - Pertemuan di tangga
2
Episode 2 - Ternyata laki-laki itu dosen
3
Episode 3 - Ijin mau ...
4
Episode 4 - Sembunyi di toilet pria
5
Episode 5 - Gigitan di bahu
6
Episode 6 - Kau menghalangi jalanku
7
Episode 7 - Zuya pengen hidup mandiri
8
Episode 8 - Kalau dia setan baru aku takut
9
Episode 9 - Cerewet
10
Episode 10 - Pindah ke apartemen
11
Episode 11 - Karena om jelek
12
Episode 12 - Perkara burung
13
Episode 13 - Beli satu gratis satu
14
Episode 14 - Om!
15
Episode 15 - Tidak mau bertanggung jawab
16
Episode 16 - Om jelek, sok cool
17
Episode 17 - Aska dingin sekali
18
Episode 18 - Zuya kaget
19
Episode 19 - Makan bareng
20
Episode 20 - Alkohol
21
Episode 21 - Zuya mabuk?
22
Episode 22
23
Episode 23 - Lapangan
24
Episode 24 - Ada cctv?
25
Episode 25 - Minta di amputasi?
26
Episode 26 - Pulang sama abang
27
Episode 27 - Kebetulan yang membagongkan
28
Episode 28
29
Penokohan
30
Episode 29 - Liburan
31
Episode 30 - Om jelek mesum!
32
Episode 31 - Memijit apa?
33
Episode 32 - Kecupan singkat
34
Episode 33 - Penipu kecil
35
Episode 34 - Temenin Zuzu jalan-jalan
36
Episode 35 Jembatan gantung
37
Episode 36 - Kebun buah
38
Episode 37 - Aku ingin mengejarmu
39
Episode 38 - Kamu suka dia?
40
Episode 39 - Suara aneh
41
Episode 40 - Dicekik
42
Episode 41 Bowen akan menuntut
43
Episode 42 UKS
44
Episode 43 Shawn kangen
45
Episode 44
46
Episode 45
47
Episode 46
48
Episode 47
49
Episode 48
50
Episode 49
51
Episode 50
52
Episode 51
53
Episode 52
54
Episode 53

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!