Episode 6 - Kau menghalangi jalanku

Zuya menghentikan serangannya kepada Shawn, ia mendongakkan kepalanya menatap Bowen yang berdiri di depannya. Tatapan mata Bowen seolah mengatakan kepadanya,

Apa yang kamu lakukan dengan laki-laki itu di dalam toilet?

Jelaslah siapapun akan salah paham. Di dukung dengan posisi intens Zuya dan laki-laki yang Bowen tidak tahu siapa namanya itu. Yang jelas laki-laki itu lebih dewasa dari mereka.

Saat menyadari dirinya masih berada di tubuh Shawn, Zuya pun cepat-cepat turun. Shawn sendiri meringis pelan seraya menyentuh bahunya bekas gigitan Zuya. Sudah kesekian kalinya ia digigit oleh gadis itu, dan kali ini bahunya yang kena.

"Bow-Bow, hehe ..." gadis itu menyengir kuda. Sementara Bowen masih memandanginya dengan sorot mata tajam, kemudian pandangan lelaki itu berpindah ke Shawn.

Ketika Shawn berbalik, Bowen menatapnya dengan saksama. Raut wajah Shawn kembali datar, tidak ada lagi seringai nakal dan tatapan iseng yang ia perlihatkan ke Zuya tadi. Dengan orang lain, sifat Shawn berbeda. Perbedaannya jauh sekali.

Bowen sendiri merasa pernah melihat wajah Shawn sebelumnya. Bukan tadi, bukan pada waktu laki-laki itu muncul bersama ibu Tari dan orang-orang yang tadi. Tapi jauh sebelumnya. Otak Bowen berpikir keras, sampai batas dimana kepalanya sakit karena pikirannya terlalu dipaksakan.

"Aku keluar dulu." Shawn menatap Zuya.

"Ingat, kalau kau berani bolos lagi dari kelasku, aku tidak akan segan-segan menghubungi Aerin dan melapor pada kakak iparmu itu kalau kau tidak kuliah dengan benar." kalimat terakhirnya sebelum ia pergi dari situ merupakan kalimat ancaman yang berhasil mempengaruhi emosi Zuya.

"Cih," gadis itu mencebik. Ia hanya bisa melawan Shawn dengan cara menggigit, memukul atau tindakan lainnya yang menggunakan kekuatan fisik. Tapi laki-laki itu selalu berhasil mengalahkan dia dengan menggunakan otak pintarnya. Hasilnya, Zuya tambah kesal dong.

"Apa yang kalian lakukan tadi Zu? Jelasin."

Bowen bersedekap dada di hadapan Zuya. Sebagai salah satu sahabat yang sudah berjanji kepada keluarganya akan menjaga gadis itu, tentulah Bowen harus selalu memperhatikan gadis itu.

"Kamu nggak lihat aku serang tuh om jelek karena udah bikin aku kesal setengah mati? Itu om yang aku ceritain tadi. Yang aku bilang dosen galak pengganti profesor Sunan, kamu ingatkan?"

Ah benar. Jadi begitu rupanya.

"Tapi tadi itu kalian berdua lagi kayak  ngapa-ngapain tahu." kata Bowen lagi.

"Ngapa-ngapain gimana?" Zuya yang dasar otaknya masih polos tidak mengerti sama sekali apa maksud Bowen.

"Pokoknya pas aku liat tadi, aku nyangkanya kamu sama tuh dosen lagi nganu-nganu di dalam toilet." Bowen mengatakan kalimat itu tanpa memikirkan Zuya yang otaknya belum sampe ke sana. Orang di otak gadis itu kan hanya main terus dari dulu sampe sekarang. Suka cowok sih pernah, tapi pacaran belum pernah sama sekali.

"Nganu-nganu? maksud kamu apa sih?"

Bowen memutar bola matanya malas. Susah ngomong masalah orang dewasa kalau sama nih bocah, otaknya belum sampe.

"Udah, nggak usah dibahas lagi. Otak kamu belom sampe sana. Ayo keluar, sebelum ada orang lain yang masuk dan ..."

"Bowen?"

Terlambat. Orang lain sudah masuk. Tapi itu seperti suara ... Bowen berbalik,

"Aska?"

Pandangan Aska lurus ke Zuya. Jelaslah dia heran kenapa ada perempuan dalam toilet laki-laki. Sedangkan Zuya yang melihat fans beratnya tiba-tiba muncul di depannya cepat-cepat merapikan rambut dan langsung berubah menjadi kalem dan bersikap malu-malu.

Zuya selalu begitu kalau ada Aska. Maklum, nge-fans berat. Aska tipikal cowok yang cuek, hanya peduli pada apa yang ingin ia pedulikan. Sama Zuya saja dia sering cuek. Cuek sekali malah. Walaupun dia tahu Zuya ini temannya Bowen, namun kalau mereka berpapasan di jalan tanpa ada Bowen, jangan harap Aska akan meliriknya. Tidak sama sekali.

Tapi tidak apa-apa. Karena Zuya tetap nge-fans berat sama dia. Apalagi wajah Aska ada campuran Indo-China-Barat yang ganteng sekali dan bikin Zuya klepek-klepek.

Bowen yang menyadari Aska terus menatap Zuya pun menjelaskan.

"Dia nggak sengaja masuk ke toilet cewek Ka. Zuzu, ayo keluar cepet." Zuzu adalah panggilan khusus Bowen, Keno dan Igo ke Zuya. Kayak Zuya yang manggil ketiga cowok itu Bow-Bow, Kenken dan Gogo. Semacam panggilan sayanglah.

Zuya menurut saja ditarik Bowen keluar, meski matanya tidak berpindah sedetikpun dari Aska. Siapa suruh Aska tampan sekali.

...Aska...

"Lombanya sudah selesai?" Bowen bertanya pada Aska yang ikut keluar bersama mereka. Saat Aska melirik Zuya lagi, gadis itu cepat-cepat membuang muka ke arah lain. Malu dong jelas. Ia hanya berani mencuri-curi pandang diam-diam saja.

Sebenarnya ketampanan Aska dan si om jelek tadi sama. Yang anehnya kalau Zuya melihat Shawn, bawaannya kesal terus, pengen dia gigit terus. Tapi kalo cowok yang sedang berbincang dengan Bowen sekarang, Zuya jadi kalem. Biar dilihat bukan gadis pembuat ulah.

"Mm, kau sudah selesai?" Aska balas bertanya.

"Selesai latihan maksudmu?"

Aska menganggukkan kepala.

"Iya. Kamu masih mau sambung latihan?" lelaki itu menganggukkan kepala lagi.

Aska rajin sekali latihan renang. Ia tetap konsisten latihan walau tidak pernah mengikuti lomba, hanya menjadi pengawas saja. Itu pun karena perintah pelatih kampus mereka. Tidak ada orang dikampus ini yang tahu kalau Aska pernah meraih juara dunia sebagai perenang terbaik waktu dia masih duduk dibangku SMA.

Dulu Aska pernah menjadi atlit renang international yang sangat hebat. Dia adalah anggota tim termuda di Fina, induk organisasi renang seluruh dunia. Namun ada masalah yang terjadi sehingga Aska memutuskan keluar dari organisasi tersebut dan pindah ke kampus negara ini untuk menenangkan diri dan menjadi perenang biasa.

Semenjak peristiwa dulu, Aska pulang ke kampung halaman neneknya dan memutuskan mengubur cita-citanya sebagai atlit terbaik dunia. Bersembunyi dari semua orang yang mengenal dia. Bahkan dia tidak pernah memakai nama Inggrisnya lagi. Untuk menutupi keberadaannya, ia sekarang mengenakan nama pemberian ibunya. Aska Stone.

"Kalau begitu kau latihan saja, aku mau ganti pakaian dulu. Zu, tunggu di sini sebentar ya. Jangan kemana-mana sebelum aku balik, ingat." kata Bowen mengingatkan. Kalau tidak dikasih ingat, Zuya pasti sudah keluyuran kemana-mana.

"Iya-iya bawel." celetuk Zuya.

Gadis itu kembali memperhatikan Aska yang kini membuka atasannya, menyisakan celana renangnya. Ya ampun perut kotak-kotak itu. Zuya menelan ludah. Dia dapat tontonan gratis nih. Nggak apa-apa deh pria itu cuek sekali ke dia, yang penting Zuya puas dengan tontonannya hari ini.

Byurrr

Whoaaa.

Indah sekali gaya berenang Aska. Ini momen yang sangat langka bagi Zuya. Saking keasyikan menonton pria itu, Zuya sampai tidak sadar tubuh Aska menyembul keluar dari air tepat di depan dia. Ketika sadar barulah dia terkejut. Zuya sedang duduk di tepi kolam, dan Aska berada di depannya sekarang, di bawah air.

"Namamu Zuya kan?

Mata Zuya berkedip-kedip. Hari ini adalah pertama kalinya laki-laki itu bicara sama dia. Zuya menganggukkan kepala.

"Minggir dari situ, aku mau naik. Kau menghalangi jalanku." kata pria itu dengan gaya cool-nya. Tak ada lembut-lembutnya sama sekali.

Hufft ... Zuya pikir Aska mau ngajak ngobrol asyik atau apalah gitu, eh ternyata malah ngusir.

Terpaksa deh dia berdiri dan menjauh dari situ dengan mulut manyun-nya.

Terpopuler

Comments

Deww  Ciethutz

Deww Ciethutz

visual aska lbh pantes k shwan sih..ini visual pemeran utamanya kok gaada min dr td aku baca

2024-05-04

3

Yuliana Dewi in

Yuliana Dewi in

ceritanya santai.kocak.mirip drakor

2024-05-01

0

Tuti Tyastuti

Tuti Tyastuti

ganteng aska

2024-05-08

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 - Pertemuan di tangga
2 Episode 2 - Ternyata laki-laki itu dosen
3 Episode 3 - Ijin mau ...
4 Episode 4 - Sembunyi di toilet pria
5 Episode 5 - Gigitan di bahu
6 Episode 6 - Kau menghalangi jalanku
7 Episode 7 - Zuya pengen hidup mandiri
8 Episode 8 - Kalau dia setan baru aku takut
9 Episode 9 - Cerewet
10 Episode 10 - Pindah ke apartemen
11 Episode 11 - Karena om jelek
12 Episode 12 - Perkara burung
13 Episode 13 - Beli satu gratis satu
14 Episode 14 - Om!
15 Episode 15 - Tidak mau bertanggung jawab
16 Episode 16 - Om jelek, sok cool
17 Episode 17 - Aska dingin sekali
18 Episode 18 - Zuya kaget
19 Episode 19 - Makan bareng
20 Episode 20 - Alkohol
21 Episode 21 - Zuya mabuk?
22 Episode 22
23 Episode 23 - Lapangan
24 Episode 24 - Ada cctv?
25 Episode 25 - Minta di amputasi?
26 Episode 26 - Pulang sama abang
27 Episode 27 - Kebetulan yang membagongkan
28 Episode 28
29 Penokohan
30 Episode 29 - Liburan
31 Episode 30 - Om jelek mesum!
32 Episode 31 - Memijit apa?
33 Episode 32 - Kecupan singkat
34 Episode 33 - Penipu kecil
35 Episode 34 - Temenin Zuzu jalan-jalan
36 Episode 35 Jembatan gantung
37 Episode 36 - Kebun buah
38 Episode 37 - Aku ingin mengejarmu
39 Episode 38 - Kamu suka dia?
40 Episode 39 - Suara aneh
41 Episode 40 - Dicekik
42 Episode 41 Bowen akan menuntut
43 Episode 42 UKS
44 Episode 43 Shawn kangen
45 Episode 44
46 Episode 45
47 Episode 46
48 Episode 47
49 Episode 48
50 Episode 49
51 Episode 50
52 Episode 51
53 Episode 52
54 Episode 53
Episodes

Updated 54 Episodes

1
Episode 1 - Pertemuan di tangga
2
Episode 2 - Ternyata laki-laki itu dosen
3
Episode 3 - Ijin mau ...
4
Episode 4 - Sembunyi di toilet pria
5
Episode 5 - Gigitan di bahu
6
Episode 6 - Kau menghalangi jalanku
7
Episode 7 - Zuya pengen hidup mandiri
8
Episode 8 - Kalau dia setan baru aku takut
9
Episode 9 - Cerewet
10
Episode 10 - Pindah ke apartemen
11
Episode 11 - Karena om jelek
12
Episode 12 - Perkara burung
13
Episode 13 - Beli satu gratis satu
14
Episode 14 - Om!
15
Episode 15 - Tidak mau bertanggung jawab
16
Episode 16 - Om jelek, sok cool
17
Episode 17 - Aska dingin sekali
18
Episode 18 - Zuya kaget
19
Episode 19 - Makan bareng
20
Episode 20 - Alkohol
21
Episode 21 - Zuya mabuk?
22
Episode 22
23
Episode 23 - Lapangan
24
Episode 24 - Ada cctv?
25
Episode 25 - Minta di amputasi?
26
Episode 26 - Pulang sama abang
27
Episode 27 - Kebetulan yang membagongkan
28
Episode 28
29
Penokohan
30
Episode 29 - Liburan
31
Episode 30 - Om jelek mesum!
32
Episode 31 - Memijit apa?
33
Episode 32 - Kecupan singkat
34
Episode 33 - Penipu kecil
35
Episode 34 - Temenin Zuzu jalan-jalan
36
Episode 35 Jembatan gantung
37
Episode 36 - Kebun buah
38
Episode 37 - Aku ingin mengejarmu
39
Episode 38 - Kamu suka dia?
40
Episode 39 - Suara aneh
41
Episode 40 - Dicekik
42
Episode 41 Bowen akan menuntut
43
Episode 42 UKS
44
Episode 43 Shawn kangen
45
Episode 44
46
Episode 45
47
Episode 46
48
Episode 47
49
Episode 48
50
Episode 49
51
Episode 50
52
Episode 51
53
Episode 52
54
Episode 53

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!