Episode 3 - Ijin mau ...

"Berdiri di sana."

Shawn menunjuk ke arah kiri papan tulis. Zuya menanamkan matanya baik-baik kepada Shawn, bukti bahwa dia sangat dongkol pada laki-laki itu. Pasti Shawn sengaja ingin mengerjainya mentang-mentang laki-laki itu dosen dan dia adalah muridnya.

Jelaslah Zuya tidak bisa melawan lelaki tersebut di depan orang-orang. Posisinya tidak menguntungkan. Dia juga pasti akan mendapatkan peringatan dari pihak kampus kalau melawan dosen. Yang bisa Zuya lakukan sekarang adalah menurut saja karena kenyataannya dia memang datang terlambat.

Ujung bibir Shawn berkedut melihat ekspresi kesal Zuya. Lalu kembali datar lagi saat menatap ke depan.

"Mulai hari ini dan seterusnya, saya akan menggantikan profesor Sunan. Kalian pasti sudah dengar. Sekali lagi saya ingatkan, saya tidak akan memberikan toleransi bagi siapa saja yang terlambat masuk ke dalam kelas saya, apapun alasannya. Kalau kalian tahu sudah terlambat, lebih baik jangan masuk saja sekalian. Paham?"

Shawn pembawaannya memang galak dan ketus kalau sedang bekerja. Makanya dikantor yang dia pimpin sebelum melepaskan jabatannya kepada Adam, semua karyawan sangat takut padanya dan bekerja dengan tertib, jarang bergosip.

Memang ada gosip, tapi tidak mereka lakukan di waktu kerja. Biasanya para karyawan Shawn akan bergosip di jam istirahat. Bahan gosip mereka pun kebanyakan tentang Shawn. Katanya Shawn itu laki-laki idaman semua wanita, sayangnya terlalu galak bikin banyak wanita takut mendekatinya.

"Paham paak ..."

Semuanya menyahut kompak. Sementara Zuya mencak-mencak tidak jelas dengan pandangan menghadap papan tulis, membelakangi teman-temannya.

Warni dan Ayu di hukum berdiri bersama empat orang yang berdiri di awal mereka masuk. Hanya Zuya yang berdiri seorang diri paling depan. Sungguh, rasanya Zuya ingin mencakar om-om itu. Kenapa pake jadi dosen dikampus ini sih? Bikin kesal saja.

"Baiklah, sekarang kita lanjut." kata Shawn lagi kembali melanjutkan materi yang dia bawakan tadi.

Sementara laki-laki itu mengajar dengan serius, mata Zuya sesekali meliriknya. Diam-diam gadis itu memperhatikan Shawn.

Shawn memiliki tinggi badan yang kemungkinan ada di 188 cm, sama dengan abangnya Anson. Tubuh Shawn atletis dan proporsional, membuktikan bahwa laki-laki itu rajin berolahraga. Pasti tidak pernah absen. Abangnya saja yang sudah hampir tiga tahun menikah dan memiliki anak satu, badannya tetap proporsional karena tak pernah absen dari yang namanya olahraga. Tentu saja di dukung pula dengan makanan dan pola hidup sehat.

Kalau Zuya yang dipaksa olahraga sih mana mau dia. Mendingan tidur-tiduran lebih enak. Lagian tubuhnya terbilang enak dilihat. Tidak gemuk, tidak kurus pula. Dan bukannya sombong, parasnya pun cantik. Pokoknya dia sudah puas deh.

Balik ke Shawn. Zuya masih diam-diam memperhatikan laki-laki itu, ternyata om-om itu ganteng juga. Ganteng banget malah. Apalagi kalau sedang serius kayak sekarang. Kharismanya terpancar. Lihat para gadis di dalam sana, semuanya keliatan terpesona melihat Shawn.

Lantas kenapa Zuya menyebutnya om-om jelek? Padahal laki-laki itu sangat tampan dan wajahnya belum om-om. Kalau umur laki-laki itu sama dengan kak Aerin, berarti sekarang usianya dua puluh sembilan tahun dong?

Beda sebelas tahun sama Zuya. Cukup jauh dengan Zuya yang baru berusia delapan belas tahun. Pantas juga sih dipanggil om. Tapi kalau panggil tampang menawan seperti itu jelek ... Ah biar deh. Siapa suruh tiap ketemu laki-laki itu bikin dia kesal terus.

"Lima menit waktu kalian menjawab tiga soal yang saya berikan tadi. Kerjakanlah."

Semua mahasiswa yang duduk di depan sana kini fokus menulis, menjawab soal-soal yang diberikan Shawn. Padahal baru pertama kali masuk, eh sudah dikasih ujian mendadak saja. Zuya bernapas lega karena dia tidak termasuk dari teman-temannya disuruh mengerjakan soal. Ada untungnya juga dia datang terlambat dan di hukum.

"Kau juga akan aku beri soal untuk kau jawab, jangan senang dulu dedek. Di kelas, kau harus patuh padaku." bisikan kecil ditelinganya sontak menghilangkan senyuman di wajah Zuya.

Entah sejak kapan Shawn sudah berdiri di dekatnya dan seolah tahu apa yang dia pikirkan dalam hatinya, seperti cenayang. Semua orang di depan sana sedang fokus menjawab soal, teman-temannya yang lain yang dapat hukuman sama dengan dia pun berdiri membelakangi mereka, jadi mereka tidak perhatikan ketika Shawn mengambil kesempatan mendekati Zuya dan berbisik di telinga gadis itu.

Terjadi adu tatap antara keduanya. Tatapan Zuya seperti kucing garang yang ingin menyantap Shawn sampai habis tak bersisa. Shawn sendiri menikmatinya. Biasanya dia tidak suka pada orang yang memandanginya seperti ini, tapi beda cerita kalau gadis ini yang memberikannya tatapan garang seperti itu. Keliatan lucu saja. Membangkitkan semangat Shawn untuk terus menggodanya.

"Jangan jutek begitu, nanti wajahmu berubah jadi kodok."

Ih sebal sekali. Lebih sebal lagi karena Zuya tidak dapat melakukan apa-apa. Ini di kelas, ada banyak orang, dan laki-laki itu adalah dosennya. Huftt ... Apes sekali deh nasibnya pokoknya.

"Pak Shawn ..."

Seorang gadis seumuran Zuya mendatangi Shawn yang berdiri di dekat Zuya. Raut wajah laki-laki itu berubah datar lagi. Wibawanya sebagai seorang dosen harus terlihat agar tak ada yang menganggap remeh dirinya sebagai dosen baru yang masih muda.

"Sa ... Saya sudah selesai jawab semua soalnya pak." gadis itu memberikan buku ditangannya ke Shawn. Laki-laki itu melangkah ke mejanya, menjauh dari Zuya.

Zuya memperhatikan gadis yang mengekor di belakang si om jelek. Gadis itu malu-malu kucing pada Shawn. Zuya tidak tahu siapa namanya, kayaknya gadis itu dari kelas lain. Pokoknya nggak sekelas sama dia.

"Jawabanmu salah semua. Kalau kau tidak mau memperbaiki dan tetap mengumpulkan jawaban yang ini, jangan kaget dengan nilai yang akan kau terima." kata Shawn menatap gadis itu. Gadis itu menunduk malu.

Sedang dari belakang sana Zuya menertawainya. Sudah cepat-cepat kumpul, ternyata salah semua. Kasihan sekali.

"Aku tidak menyuruhmu tertawa, Zuya."

Shawn menyebut nama Zuya dari mejanya. Mengundang perhatian beberapa mahasiswa yang duduk dibagian depan. Senyuman di wajah Zuya pun menghilang seketika. Ia tidak menyangka sama sekali kalau pria itu akan menyebut namanya langsung. Malu juga sih ditegur di depan banyak orang.

"Dan kau,"

Dosen muda itu kembali melirik gadis di sebelahnya.

"Ambil ini dan kerjakan lagi. Perhatikan soalnya baik-baik sebelum menjawab." kata Shawn tegas. Gadis itu mengambil bukunya dari tangan lelaki itu dan kembali ke tempat duduknya dengan wajah tertunduk.

"Bapak dosen!"

Zuya tiba-tiba berseru kuat. Ia tak tahan lagi berdiri terus.

Shawn menoleh. Yang lain juga ikut mengangkat kepala penasaran apa yang ingin Zuya lakukan.

"Aku minta ijin mau berak!"

Dan teriakan kencang itu sontak membuat semua orang di dalam sana tercengang.

Terpopuler

Comments

Rifa Endro

Rifa Endro

🤣🤣🤣astaga Zuya. jadi kebayang gimana perasaan anson sang Abang saat menghukum gadis Badas ini. kelakuannya sangat sangat ... hih

2024-05-17

0

Imas Kartini

Imas Kartini

zuya bisa2 kamu minta ijin buat berak🤣🤣

2024-05-05

0

Tuti Tyastuti

Tuti Tyastuti

ya salam😂😂😂😂

2024-05-08

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 - Pertemuan di tangga
2 Episode 2 - Ternyata laki-laki itu dosen
3 Episode 3 - Ijin mau ...
4 Episode 4 - Sembunyi di toilet pria
5 Episode 5 - Gigitan di bahu
6 Episode 6 - Kau menghalangi jalanku
7 Episode 7 - Zuya pengen hidup mandiri
8 Episode 8 - Kalau dia setan baru aku takut
9 Episode 9 - Cerewet
10 Episode 10 - Pindah ke apartemen
11 Episode 11 - Karena om jelek
12 Episode 12 - Perkara burung
13 Episode 13 - Beli satu gratis satu
14 Episode 14 - Om!
15 Episode 15 - Tidak mau bertanggung jawab
16 Episode 16 - Om jelek, sok cool
17 Episode 17 - Aska dingin sekali
18 Episode 18 - Zuya kaget
19 Episode 19 - Makan bareng
20 Episode 20 - Alkohol
21 Episode 21 - Zuya mabuk?
22 Episode 22
23 Episode 23 - Lapangan
24 Episode 24 - Ada cctv?
25 Episode 25 - Minta di amputasi?
26 Episode 26 - Pulang sama abang
27 Episode 27 - Kebetulan yang membagongkan
28 Episode 28
29 Penokohan
30 Episode 29 - Liburan
31 Episode 30 - Om jelek mesum!
32 Episode 31 - Memijit apa?
33 Episode 32 - Kecupan singkat
34 Episode 33 - Penipu kecil
35 Episode 34 - Temenin Zuzu jalan-jalan
36 Episode 35 Jembatan gantung
37 Episode 36 - Kebun buah
38 Episode 37 - Aku ingin mengejarmu
39 Episode 38 - Kamu suka dia?
40 Episode 39 - Suara aneh
41 Episode 40 - Dicekik
42 Episode 41 Bowen akan menuntut
43 Episode 42 UKS
44 Episode 43 Shawn kangen
45 Episode 44
46 Episode 45
47 Episode 46
48 Episode 47
49 Episode 48
50 Episode 49
51 Episode 50
52 Episode 51
53 Episode 52
54 Episode 53
Episodes

Updated 54 Episodes

1
Episode 1 - Pertemuan di tangga
2
Episode 2 - Ternyata laki-laki itu dosen
3
Episode 3 - Ijin mau ...
4
Episode 4 - Sembunyi di toilet pria
5
Episode 5 - Gigitan di bahu
6
Episode 6 - Kau menghalangi jalanku
7
Episode 7 - Zuya pengen hidup mandiri
8
Episode 8 - Kalau dia setan baru aku takut
9
Episode 9 - Cerewet
10
Episode 10 - Pindah ke apartemen
11
Episode 11 - Karena om jelek
12
Episode 12 - Perkara burung
13
Episode 13 - Beli satu gratis satu
14
Episode 14 - Om!
15
Episode 15 - Tidak mau bertanggung jawab
16
Episode 16 - Om jelek, sok cool
17
Episode 17 - Aska dingin sekali
18
Episode 18 - Zuya kaget
19
Episode 19 - Makan bareng
20
Episode 20 - Alkohol
21
Episode 21 - Zuya mabuk?
22
Episode 22
23
Episode 23 - Lapangan
24
Episode 24 - Ada cctv?
25
Episode 25 - Minta di amputasi?
26
Episode 26 - Pulang sama abang
27
Episode 27 - Kebetulan yang membagongkan
28
Episode 28
29
Penokohan
30
Episode 29 - Liburan
31
Episode 30 - Om jelek mesum!
32
Episode 31 - Memijit apa?
33
Episode 32 - Kecupan singkat
34
Episode 33 - Penipu kecil
35
Episode 34 - Temenin Zuzu jalan-jalan
36
Episode 35 Jembatan gantung
37
Episode 36 - Kebun buah
38
Episode 37 - Aku ingin mengejarmu
39
Episode 38 - Kamu suka dia?
40
Episode 39 - Suara aneh
41
Episode 40 - Dicekik
42
Episode 41 Bowen akan menuntut
43
Episode 42 UKS
44
Episode 43 Shawn kangen
45
Episode 44
46
Episode 45
47
Episode 46
48
Episode 47
49
Episode 48
50
Episode 49
51
Episode 50
52
Episode 51
53
Episode 52
54
Episode 53

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!