Episode 12 - Perkara burung

Pasangan suami istri yang keluar dari lift tadi menatap Shawn dengan wajah heran. Laki-laki itu berdiri cepat-cepat berdiri tegak, melepaskan aset berharga miliknya yang masih kesakitan akibat ulah Zuya. Wajahnya mencoba terlihat biasa saja walau ia sedang mati-matian menahan rasa sakitnya.

"Anda tidak apa-apa kan?" kata laki-laki bertubuh agak gempal dari jarak sekitar empat meter. Ia dan isterinya menatapi Shawn masih dengan pandangan heran. Umur mereka sekitar sepuluh tahun lebih tua dari Shawn.

Shawn memaksakan seulas senyum, kemudian menggeleng. Pasangan suami istri itu pun masuk ke dalam apartemen mereka.

Shawn kembali memegang aset berharga miliknya. Rasanya benar-benar ... Ia tidak bisa berkata-kata lagi. Kali ini pria itu benar-benar kesal. Pandangannya lurus ke pintu apartemen yang berada tepat di seberang apartemennya.

Kalau terjadi apa-apa dengan aset masa depanku, aku akan meminta tanggung jawabmu bocah.

Kata Shawn dalam hati lalu berbalik masuk ke apartemennya sambil memegangi burungnya. Sementara dari dalam apartemennya, Zuya tertawa ngakak melihat om jelek itu kesal sekaligus kesakitan.

Gadis itu diam-diam mengintip dari monitor kecil tadi. Kasian juga sih melihat laki-laki itu tidak berdaya.

"Memangnya sakit sekali? Kan aku tendangnya nggak terlalu kuat. Atau kuat ya?" Zuya bergumam sendiri. Dia bukan cowok, bagaimana dia tahu rasa sakitnya coba kalau bagian itu di tendang.

Saking penasarannya Zuya berlari ke kamar, mengambil ponsel dan mengirim pesan WhatsApp ke Bowen. Cowok itu paling banyak mendapatkan gangguan kalau ada sesuatu hal yang membuat dia penasaran. Sebenarnya bisa tanya lewat grup Wa persahabatan mereka sih, tapi nggak kepikiran. Zuya langsung bertanya ke Bowen.

"Bow-bow, kalo burung cowok di tendang sakit banget nggak?"

Satu menit belum ada balasan,

Dua menit ...Tiga ...

Zuya mengetuk-ngetuk hape dengan telunjuknya menunggu balasan dari Bowen.

Duh kok lama banget sih. Keburu rasa penasarannya hilang.

Klik

Balasan dari Bowen masuk.

"Kok tiba-tiba nanya burung cowok? Kamu lagi sama cowok? Siapa? Kamu diam-diam keluar apartemen? Sudah diperingatkan jangan keluar kan tadi, ini sudah malam!"

Balasannya panjang banget. Dan semuanya bukan jawaban yang pengen Zuya tahu. Gadis itu memutar bola matanya malas. Nggak Bowen, Keno, Igo, abangnya sama kak Aerin, sampai orangtuanya. Semuanya protektif banget sama dia. Padahal dia nggak bikin apa-apa. Capek juga jadi dia kadang-kadang.

"Aku nggak keluar Bow-bow. Aku ada di apartemen, nggak kemana-ma ..."

Belum juga habis mengetik, Sudah ada panggilan video call dari Bowen.

Hadeh. Zuya pun mengangkat panggilan tersebut dengan setengah hati.

"Lihat, lihat. Aku nggak kemana-mana kan. Di kamar terus dari tadi. Puas?" semprot Zuya sebal.

Dia memang suka main-main keluar, tapi kan kalau malam dia takut keluar sendirian. Harus ditemani keluarga atau para sahabatnya itu. Kadang-kadang bisa sama teman sekelasnya juga. Tapi sesekali doang.

"Terus kenapa tanya-tanya burung cowok di tendang sakit apa nggak?"

"Mmm ..." Zuya berpikir keras. Harus cari alasan lain. Nggak mungkin kan dia bilang baru habis nendang selangkangan Shawn.

"Jadi tadi itu aku nonton film, terus cowok sama ceweknya bertengkar. Nah, si cewek itu pun nendang burungnya dan tuh cowok langsung kesakitan banget. Emang iya sesakit itu? Atau akting doang?"

"Kalau kamu nontonnya di film itu jelas akting doang dodol."

"Kalau misalnya terjadi di kenyataan?"

"Ya sakit dong. Itu aset berharganya para cowok tahu. Masa depan mereka buat punya anak. Kalo sampe rusak, mereka bakalan minta tanggung jawab sama pelakunya. Jadi jangan main-main sama yang namanya tendang selangkangan cowok. Masih beruntung kalo nggak cacat, tapi kalau cacat?"

"Hah, separah itu?"

"Ya iyalah bisa separah itu."

Zuya tiba-tiba merasa takut. Bagaimana kalau burungnya si om jelek rusak dan dia di minta bertanggung jawab. Jangan sampe, jangan sampe. Zuya menggeleng-geleng.

"Bowen,"

Oh? Suara itu ...

Pikiran Zuya langsung teralihkan begitu mendengar suara rendah Aska yang khas. Laki-laki itu muncul di belakang Bowen. Dia baru ingat Bowen bilang mau ke kampus tadi. Ya ampun, kalau tahu begitu dia sudah ikut. Kan bisa cuci mata lihat ketampanan idolanya.

Lihat-lihat, Aska ganteng sekali. Padahal cuma pakai celana renang, tapi seksi sekali. Badannya sangat bagus.

"Zu, aku harus lanjut latian. Udahan dulu ya. Kamu jangan nonton lagi, Apalagi film yang nggak berfaedah. Cepat tidur. Bye-bye."

"Eh jangan di matiin dulu,"

Tiiitt

Mati. Zuya memajukan bibirnya manyun. Padahal masih pengen melihat idolanya. Idola kampus semua cewek juga.

Tunggu, balik lagi ke om jelek.

Burungnya sih om nggak rusak kan?

Zuya jadi kelabakan sendiri. Ia menyesali perbuatannya tadi sampai berguling-guling gelisah di tempat tidur.

Di tempat lain, Aska ikut mendengar pembicaraan Bowen dan Zuya lewat video call. Kebetulan ia berada di dekat situ. Aska kadang tersenyum tipis saat ada kata-kata yang lucu keluar dari mulut Zuya.

Aska tidak menyangka Zuya sepolos itu. Dia pikir karena gadis itu kebanyakan berteman dengan cowok, otaknya sudah tidak polos lagi. Eh nggak tahunya malah masih polos banget.

"Sorry, tadi itu si Zuya. Lo tahu kan cewek yang selalu datang ke sini temuin gue? Kalo gue cuekin dia, ngambeknya bisa sampe seminggu." kata Bowen. Memang begitu kenyataannya.

Aska tersenyum.

"Nggak apa-apa."

"Mau lanjut lagi latiannya?" Bowen bertanya.

"Gue harus pulang. Lo lanjut aja. Ada yang harus gue urus di rumah."

"Ya udah oke." Bowen menatap kepergian Aska lama.

"Ka!" panggilnya.

Aska menoleh.

"Lo yakin nggak mau coba ikut lomba nasional?" ia bertanya.

"Nggak. Tujuan gue masuk jurusan ini karena hobi. Nggak ada tujuan ikut lomba." setelah mengatakan itu, Aska melanjutkan perjalanannya.

Bowen menarik nafas panjang lalu membuangnya. Sayang sekali. Padahal ia lihat Aska memiliki kemampuan yang jauh di atasnya. Bisa dibilang cowok itu sudah setara pelatih. Bakatnya sangat tinggi. Aneh sekali mendengar dia menolak semua lomba-lomba yang di adakan.

Apa karena ada sesuatu? Apa alasannya? Bowen selalu merasa hidup Aska misterius, seperti ada sesuatu yang laki-laki itu sembunyikan.

Terpopuler

Comments

Vie viet Ks

Vie viet Ks

jangan jangan penelitian shawn ada hubungannya dengan aska

2024-05-05

0

Tuti Tyastuti

Tuti Tyastuti

waduh zu jangan di tanya tuh sakit seperti apa😁😁😁😁

2024-05-08

0

May Keisya

May Keisya

iya minta aja om🤣...

2024-04-26

0

lihat semua
Episodes
1 Episode 1 - Pertemuan di tangga
2 Episode 2 - Ternyata laki-laki itu dosen
3 Episode 3 - Ijin mau ...
4 Episode 4 - Sembunyi di toilet pria
5 Episode 5 - Gigitan di bahu
6 Episode 6 - Kau menghalangi jalanku
7 Episode 7 - Zuya pengen hidup mandiri
8 Episode 8 - Kalau dia setan baru aku takut
9 Episode 9 - Cerewet
10 Episode 10 - Pindah ke apartemen
11 Episode 11 - Karena om jelek
12 Episode 12 - Perkara burung
13 Episode 13 - Beli satu gratis satu
14 Episode 14 - Om!
15 Episode 15 - Tidak mau bertanggung jawab
16 Episode 16 - Om jelek, sok cool
17 Episode 17 - Aska dingin sekali
18 Episode 18 - Zuya kaget
19 Episode 19 - Makan bareng
20 Episode 20 - Alkohol
21 Episode 21 - Zuya mabuk?
22 Episode 22
23 Episode 23 - Lapangan
24 Episode 24 - Ada cctv?
25 Episode 25 - Minta di amputasi?
26 Episode 26 - Pulang sama abang
27 Episode 27 - Kebetulan yang membagongkan
28 Episode 28
29 Penokohan
30 Episode 29 - Liburan
31 Episode 30 - Om jelek mesum!
32 Episode 31 - Memijit apa?
33 Episode 32 - Kecupan singkat
34 Episode 33 - Penipu kecil
35 Episode 34 - Temenin Zuzu jalan-jalan
36 Episode 35 Jembatan gantung
37 Episode 36 - Kebun buah
38 Episode 37 - Aku ingin mengejarmu
39 Episode 38 - Kamu suka dia?
40 Episode 39 - Suara aneh
41 Episode 40 - Dicekik
42 Episode 41 Bowen akan menuntut
43 Episode 42 UKS
44 Episode 43 Shawn kangen
45 Episode 44
46 Episode 45
47 Episode 46
48 Episode 47
49 Episode 48
50 Episode 49
51 Episode 50
52 Episode 51
53 Episode 52
54 Episode 53
Episodes

Updated 54 Episodes

1
Episode 1 - Pertemuan di tangga
2
Episode 2 - Ternyata laki-laki itu dosen
3
Episode 3 - Ijin mau ...
4
Episode 4 - Sembunyi di toilet pria
5
Episode 5 - Gigitan di bahu
6
Episode 6 - Kau menghalangi jalanku
7
Episode 7 - Zuya pengen hidup mandiri
8
Episode 8 - Kalau dia setan baru aku takut
9
Episode 9 - Cerewet
10
Episode 10 - Pindah ke apartemen
11
Episode 11 - Karena om jelek
12
Episode 12 - Perkara burung
13
Episode 13 - Beli satu gratis satu
14
Episode 14 - Om!
15
Episode 15 - Tidak mau bertanggung jawab
16
Episode 16 - Om jelek, sok cool
17
Episode 17 - Aska dingin sekali
18
Episode 18 - Zuya kaget
19
Episode 19 - Makan bareng
20
Episode 20 - Alkohol
21
Episode 21 - Zuya mabuk?
22
Episode 22
23
Episode 23 - Lapangan
24
Episode 24 - Ada cctv?
25
Episode 25 - Minta di amputasi?
26
Episode 26 - Pulang sama abang
27
Episode 27 - Kebetulan yang membagongkan
28
Episode 28
29
Penokohan
30
Episode 29 - Liburan
31
Episode 30 - Om jelek mesum!
32
Episode 31 - Memijit apa?
33
Episode 32 - Kecupan singkat
34
Episode 33 - Penipu kecil
35
Episode 34 - Temenin Zuzu jalan-jalan
36
Episode 35 Jembatan gantung
37
Episode 36 - Kebun buah
38
Episode 37 - Aku ingin mengejarmu
39
Episode 38 - Kamu suka dia?
40
Episode 39 - Suara aneh
41
Episode 40 - Dicekik
42
Episode 41 Bowen akan menuntut
43
Episode 42 UKS
44
Episode 43 Shawn kangen
45
Episode 44
46
Episode 45
47
Episode 46
48
Episode 47
49
Episode 48
50
Episode 49
51
Episode 50
52
Episode 51
53
Episode 52
54
Episode 53

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!