Bab 17

Setelah melakukan penyelidikan yang lumayan rumit selama satu minggu ini, Akhirnya alano mendapatkan informasi tentang latar belakang kanaya.

Walau pun belum 100% namun cukup membuat Alano lega karena kanaya bukan berasal dari klan musuh. jadi Alano tinggal mencari tau informasi lebih detail tentang orang tua dan keluarga Kanaya yang lain.

Alano bangun pagi dengan wajah berseri penuh semangat. Dia akan bersiap-siap untuk mendatangi kontrakan Kanaya dan mengajak nya jalan-jalan.

Setelah selesai bersiap, Alano keluar dari kamar nya menuju lift dengan senandung kecil.

"Nak, sarapan dulu," panggil Ibu Asih saat melihat Alano keluar dari lift.

"Selamat pagi Ibu," sapa Alano.

"Pagi juga, ayo sarapan dulu," ujar Ibu asih.

"Tidak Bu, Aku akan sarapan di luar, Aku ada keperluan mendadak," jawab Alano.

"Baik lah, apa perlu bawa bekal?" tanya Ibu asih.

"Tidak! Aku bukan anak tk yang harus membawa bekal kemana pun Aku pergi Bu," jawab Alano tegas.

"Baik lah, tapi Kamu jangan lupa nanti sarapan di luar ya," ujar Ibu asih sambil menahan senyum.

"Iya Bu, Aku pergi dulu cup," pamit Alano tidak lupa meninggal kan ciuman di pipi Ibu Asih sang pengasuh yang sudah dia anggap ibu nya sendiri terlebih saat orang tua nya meninggal.

Di mobil Alano terus tersenyum cerah, sangat bahagia karena informasi yang dia dapat kan tentang Kanaya sesuai harapan nya.

Sampai di kontakan Kanaya, Alano mengetuk pintu kontrakan Kanaya namun tidak ada jawaban membuat Alano bingung sekaligus khawatir.

Alano semakin khawatir saat melihat sepeda motor kanaya yang masih parkir dengan rapi di samping pintu yang artinya kanaya ada di dalam. tapi karena rasa penasaran sekaligus khawatir yang semakin tinggi akhirnya Alano memutuskan untuk membuka kontakan kanaya dengan paksa.

Saat pintu itu terbuka mata Alano terbelalak melihat kontrakan kanaya yang sangat berantakan bak kapal pecah dan ada sedikit tetesan darah di lantai ruangan makan.

Alano segera menghubungi anak buah nya yang selalu mengikuti kemana pun dia pergi secara diam-diam.

"Kami datang Tuan," ujar seorang pengawal Alano yang baru saja dia hubungi.

"Periksa seluruh rumah ini, jika ada sesuatu yang mencurigakan segera laporkan pada Ku," perintah Alano.

"Siap Tuan," jawab mereka serempak.

Alano berjalan keliling ruangan di rumah itu berusaha mencari sesuatu yang mencurigakan bersama anak buah nya.

Saat Alano memasuki kamar Kanaya yang juga terlihat sangat berantakan, tiba-tiba mata Alano menangkap satu benda yang tersimpan di atas meja dan tampak agak familiar di ingatan nya yaitu sebuah gelang yang persis seperti milik elsa adik erga.

"Bukan kah ini miliki erga? Kenapa ada di kontakan kanaya?" gumam Alano.

Dia terus memperhatikan gelang itu dengan teliti namun tangan Alano tiba-tiba gemetar saat teringat sesuatu.

"Apakah kanaya adalah elsa? atau ini hanya kebetulan saja kanaya memiliki gelang yang sama dengan elsa?" gumam Alano yang tampak bingung dengan pikiran nya sendiri.

"Aku harus menyelidiki nanti, sebelum itu Aku harus menemukan kanaya lebih dulu lalu melakukan tes DNA dengan Erga secara diam-diam," guman Alano lalu kembali periksa ruangan itu dengan teliti.

"Tuan, Kami tidak menemukan sesuatu yang mencurikan atau petunjuk apa pun," lapor seorang pengawal pada Alano.

"Tuan maaf, bukan kah Anda pernah memasang cctv di kontrakan ini secara diam-diam? Kita bisa melihat di cctv itu apa yang terjadi sebenar nya," sambung seorang pengawal.

Alano menepuk jidat nya sendiri sedikit keras setelah menyadari kebodohan nya sendiri.

"Astaga bodoh sekali kenapa Aku bisa melupakan cctv itu," kesal Alano pada dirinya sendiri.

"Tuan jangan menepuk jidat Anda terlalu kuat nanti otak Anda bergeser dan Anda jadi tambah bodoh," celetuk salah satu pengawal.

Alano melotot mendengar celetukan pengawal itu yang mengatai nya bodoh.

"Sialan Kau, Aku hanya lupa bukan bodoh," cetus Alano menatap sinis pengawal nya itu.

"Maaf Tuan, tapi Anda sendiri yang mengakuinya sendiri jika Anda bodoh," jawab pengawal itu dengan santai.

"Berani mengatai Ku bodoh lagi, Aku geprek mulut Mu," ancam Alano semakin kesal pada pengawal nya itu.

"Jangan lupa campur sambal terasi dan penyedap rasa Tuan biar nikmat," sambung pengawal yang lain.

"Diam kalian, Aku tembak kepala Kalian jika masih banyak bicara!" teriak Alano yang sangat kesal dengan kelakuan para pengawal nya itu.

"Punya bawahan kok tidak ada takut nya sama sekali pada atasan, heran Aku," gumam kesal.

Para pengawal lansung diam dan mengunci mulut masing-masing setelah menggoda atasan mereka itu agar tidak terlalu tegang.

Alano segera meraih handpone di saku celana nya lalu membuka video cctv di kontrakan itu agar lebih tahu apa yang terjadi dan berharap menemukan pentunjuk keberadaan kanaya sekarang.

"Siapa mereka?," gumam Alano penasaran.

Dia memperhatikan dengan teliti orang-orang yang menculik kanaya dan tiba-tiba matanya melotot sempurna saat melihat tanda di leher mereka.

"Inikah kelompok mafia yang berbisnis menjual gadis-gadis perawan pada para bos besar di luar negeri?" pekik Alano.

Dia tampak syok melihat kanaya yang di bawa secara paksa setelah membuat nya tidak berdaya karena terus berontak dan berusaha melawan para mafia itu, lalu Alano segera berdiri dan menatap satu persatu anak buah nya.

"Ayo, Kita harus menyelamatkan kanaya, Aku yakin bukan hanya kanaya yang mereka bawa, Kita harus menyelamatkan mereka semua," ujar Alano serius.

"Siap Tuan," jawab mereka kompak dengan penuh semangat.

"Kita ke markas utama sekarang," ujar Alano lalu keluar dari kontrakan itu di ikuti anak buah nya tidak lupa membawa barang yang tadi dia temukan di dalam kamar kanaya.

Namun saat akan memasuki mobil tiba-tiba mereka terkejut saat mendengar teriakan histeris beberapa warga yang mengatakan jika anak gadis mereka hilang.

Alano segera menghampiri para warga untuk menenangkan mereka dan berjanji untuk menyelamatkan putri mereka serta meminta doa agar misi mereka berhasil.

Sampai di markas utama Alano sudah di tunggu oleh para sahabat dan ribuan anak buah nya karena saat di jalan Alano mengirim alarm bahaya dan meminta mereka semua untuk berkumpul.

"Ada apa Al, kenapa Kita semua di suruh berkumpul dan apa maksud Kamu mengirim alarm darurat apa ada sesuatu yang serius?" tanya Dani penasaran karena melihat Alano yang baik-baik saja, lalu masalah apa yang Alano maksud?

"Ya Bang, Kanaya di culik dan yang menculik kanaya adalah mafia yang memiliki bisnis menjual para gadis perawan kepada para bos besar di luar negeri untuk di jadikan budak seks," jelas Alano.

"Dari mana Kamu tau jika para mafia itu yang menculik Kanaya?" tanya Erga yang lupa jika Alano memasang cctv secara diam-diam di kontakan kanaya.

Alano menjelaskan pada mereka semua dan menunjukan video rekaman cctv kepada mereka juga menceritakan anak gadis di sekitar kontrakan kanaya yang ikut hilang karena menjadi korban penculikan para mafia itu.

"Baik lah, lebih baik Kita segera bergerak sebelum terlambat, Adrian dan Fito kalian menyelidiki gambar ini agar kita tau persembunyian para mafia itu dan juga cari tau di mana mereka melakukan transaksi nya," perintah Alano.

"Baik, tolong kirim rekaman itu pada Ku," ujar Fito lalu pergi ke ruangan rahasia mereka.

"Kalian semua, persiapkan segala sesuatu nya seperti biasa saat kita melakukan misi dan periksa dengan teliti semua alat yang akan kita pakai, jangan sampai kita gagal karena kecerobohan kita sendiri," perintah Alano kepada para sahabatnya dan pada seluruh anak buah nya dengan tegas.

"Siap Tuan," jawab mereka tegas lalu bubar untuk bersiap.

"Arga jangan lupa dengan tugas Mu, perintahkan juga kepada anggota Kita di perusahaan untuk menghendel semua kerjaan di perusahaan selama Kita menjalan kan misi," perintah Alano pada tangan kanan nya itu sekaligus sahabat nya.

"Siap Tuan," jawab Arga saat dalam kondisi serius begini mereka bukan lah sahabat melainkan atasan dan bawahan begitu juga yang lain.

"Bang Dani, jangan lupa persiapkan alat mesis Mu, waspada saja jika terjadi penyerangan," perintah Alano.

"Siap Tuan," jawab Dani tegas.

Mereka semua pun melakukan tugas masing-masing dengan penuh semangat dan teliti sambil menunggu perintah selanjutnya.

Sedangkan Alano sibuk menelpon jendral polisi yang berada di bawah naungan nya atas persetujuan lansung dari pemerintah untuk turut andil dalam misi ini.

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!