BAB 3

"Jamuan untuk mereka sudah siap?" tanya Alano pada anak buahnya yang selalu santai jika ada yang menyerang.

Tidak ada kepanikan sedikit pun dalam diri mereka, mereka bahkan sangat senang jika ada yang menyerang markas mereka.

"Semua jamuan istimewa sudah siap Tuan," Jawab salah satu dari mereka.

"Baguslah sambut mereka dengan baik, Aku akan ke ruang bawah untuk bertemu dengan para kesayangan Ku," ucap Alano lalu berjalan menuju ruang bawah tanah.

Saat ini, Alano dan Arga sedang berada di markas yang berada di tengah hutan pinus.

Mereka akan menyaksikan penyerangan itu dari ruang bawah tanah bersama para kesayangan mereka.

 "Hello beby," sapa Alano dengan suara menggema.

          Grrrr

          Grrrr

Teriakan Alano di sambut dengan gerangan oleh para hewan buas itu.

Alano mendekati harimau itu, lalu memeluk tubuh mereka.

Mereka semua bahkan berebutan untuk memeluk tubuh Alano.

"Hey geli geli hentikan hahaaaa ampun ampun haha," teriak Alano sambil tertawa karena kegelian dengan kelakuan absurd enam binatang buas kesayangan nya itu.

 Hos hos hos

"Sudah hentikan, apa kalian ingin membunuh Ku?" ucap Alano kesal.

 Enam binatang itu lansung menundukan kepala mereka dengan kompak. mungkin merasa bersalah karena membuat Alano kesal.

Alano yang pura-pura marah, tidak habis pikir melihat reaksi para harimau itu, sangat gemas melihat muka enam binatang itu yang masih menunduk lalu Alano mendekat.

"Kalian ini mahluk raja hutan yang paling di takuti tetapi kenapa kalian cepat sekali melow hanya di gertak begitu saja," tanya Alano.

"Mereka hanya patuh dan takut jika bersama Tuan nya, mereka akan sangat garang jika bersama musuh," sambung Arga yang ternyata berdiri di belakang Alano.

"Ya, Kau benar Arga," jawab Alano.

 Mendengar suara yang juga mereka kenal, para mahluk raja hutan itu lansung dengan kompak melihat ke arah Arga.

Grrr

Grrr

Lalu mereka melakukan hal yang sama, seperti yang mereka lakukan pada Alano.

"Hahaha ampun berhenti woy geli hahaha," teriak Arga kegelian.

Alano tersenyum geli melihat Arga yang kewalahan sama seperti dirinya menerima kelakuan absurd binatang buas itu.

Hos hos hos

Nafas Arga ngos ngosan Dia menatap sayu pada enam binatang itu.

"Kalian menyebalkan sekali," ketus Arga

Tiba-tiba salah satu dari harimau itu menjilat muka Arga dengan sekali jilatan lalu membuang muka ke arah lain seperti mengejek.

Alano yang melihat itu sontak tertawa, lucu sekali melihat kelakuan harimau itu.

Hahaha

"Kamu di ejek oleh nya Arga, hahaha," ujar Alano sambil tertawa sampai memegang perut nya.

"Menyebal kan mulut Mu bau kenapa menjilat muka Ku," gerutu Arga kesal di balas gerangan oleh harimau yang tadi menjilatnya.

Grrrr

"Apa nggak suka di bilang bau?" tantang Arga saat melihat harimau itu mendekat.

Grrrr

"Udah stop Aku hanya bercanda," ucap Arga menyerah.

Dor dor dor

Tiba-tiba mereka mendengar suara tembakan dari atas Alano dan Arga saling tatap dan tersenyum.

"Ayo Kita nonton siaran lansung," ajak Alano menuju ruangan cctv di ikuti Arga dan enam harimau itu.

"Hey Air liur kalian kenapa menetes," goda Arga saat melihat enam binatang itu seperti menjilat sesuatu di bibir nya.

"Mereka tau ada musuh datang dan mereka membayangkan memakan makanan lezat setelah ini," sahut Alano tanpa melihat ke belakang.

Sampai di ruangan cctv, mereka menonton penyerangan di depan markas dengan Alano dan Arga duduk di sofa dan enam harimau besar itu duduk berbaris di depan mereka.

"Film nya tidak seru," keluh Arga sambil nonton.

"Iya Kau benar, musuh cepat sekali tumbang dan anak buah kita masih ada yang bersandar di tembok menonton dengan muka yang terlihat malas," jawab Alano terkekeh.

"Kenapa mereka tidak ikut bertarung?" tanya Arga.

"Anak buah yang melawan musuh adalah pasukan baru yang baru di latih selama tiga bulan, mereka ingin melihat sampai dimana anak didik mereka bertahan melawan musuh," jelas Alano.

"Wow, mereka yang melawan musuh itu masih anak buah yang baru latih tapi sudah banyak membuat musuh tumbang tanpa menggunakan tenaga lebih?" seru Arga.

"Ya begitulah," jawab Alano.

"Alano, Sepertinya ruangan ini akan banjir," ujar Arga tiba-tiba.

"Banjir kenapa?" tanya Alano bingung.

"Lihat lah mulut para raja hutan itu," tunjuk Arga.

Alano lansung melihat para harimau yang sangat serius menonton dengan air liur mereka yang menetes.

"Astaga, mereka sangat ngiler melihat darah dan mayat yang berserakan itu," gumam Alano.

Arga terkekeh mendengar ucapan Alano, lalu dia berdiri diikuti Alano menuju depan markas.

Di tempat lain, Kanaya sedang bersiap untuk kerja. saat Dia akan mengambil jaketnya, Dia melihat uang dari pria yang dua hari lalu menginap di rumah nya.

'Aku tidak tau kamu siapa, tetapi entah kenapa saat kamu berada di rumah Ku waktu itu Aku merasa nyaman, semoga Kita bertemu lagi lain waktu,' batin Kanaya.

Setelah semua beres dan penampilan nya sempurna, Kanaya pergi menggunakan motor menuju tempat kerja.

Namun saat di jalan kejadian tak terduga terjadi, Kanaya mengalami kecelakaan dengan sebuah mobil, walau pun tidak terlalu parah, tapi cukup membuat Kanaya syok.

Dengan kepala yang sangat pusing dan berdarah juga kaki yang memar dan membengkak Kanaya bangun dan melihat motornya tapi pandangan Kanaya kian memudar dan pinsan.

Alano yang baru saja akan berangkat kekantor sendirian tiba-tiba menghentikan mobilnya serentak saat melihat orang yang dia kenal pingsan di jalan.

Alano segera turun dari mobilnya berlari menghampiri Kanaya yang pinsan.

"Kanaya hey bangun astaga apa yang terjadi," guman Alano khawatir.

Alano dapat melihat kening kanaya yang terluka dan kaki Kanaya yang memar dan bengkak juga motor kanaya yang sedikit penyok.

"Halo Fito," panggil Alano.

"Ya Al ada apa?" tanya Fito.

"Segera ke jalan Xx sekarang, Ada motor warna coklat yang sedikit penyok bawa ke bengkel dan periksa kejadian barusan di cctv sekitar sini," perintah Alano.

"Baik Al Kami akan segera kesana," jawab Fito cepat dan tanpa banyak tanya.

Lalu Alano menelpon dokter pribadi sekaligus sahabat atau abang mereka.

"Halo Bang Dani," panggil Alano.

"Ya ada apa Alano," jawab dokter Dani.

"Ke manson sekarang Bang," perintah Alano lalu mematikan telpon nya.

"Kamu harus bertahan Kanaya,' batin Alano lalu bawa Kanaya ke manson.

Sampai di manson, Alano membawa Kanaya kekamar nya.

"Nak, siapa yang Kamu bawa," tanya Bibi Asih yang di anggap ibu oleh Alano dan sahabat nya. mereka juga tidak mau jika Bu Asih memanggil mereka dengan sebutan Tuan.

"Dia Kanaya ibu tolong bersih kan luka di kening nya dan kompres kaki nya yang membengkak sambil menunggu Bang Dani," perintah Alano.

"Baik," jawab Ibu Asih lalu berlari ke dapur.

Alano mengalihkan pandangan nya ke arah Kanaya yang masih pingsan dan melihat seragam yang dipakai kanaya dapat Alano tebak jika Kanaya akan pergi kerja di restoran miliknya.

"Nak, Ibu akan membersihkan luka nona ini sebentar," ucap Ibu Asih.

"Silah kan ibu maaf merepot kan Mu,"jawab Alano lalu berpindah duduk di sofa.

"Tidak apa, Nak," ujar Ibu Asih.

Alano terus memperhatikan Ibu Asih yang sangat telaten mengurus Kanaya.

"Sudah selesai, Nak, lukanya sudah bersih, Ibu pamit ke dapur," ucap Ibu Asih.

"Terima kasih Ibu, jika bang dani sudah datang suruh dia lansung naik ke kamar Ku dan Ibu istirahat lah, Al tidak ingin Ibu sakit," ujar Alano

"Iya Nak, Ibu akan istirahat," jawab Ibu Asih.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!