Bab 6

Saat ini Alano berada di dalam ruangan kerja nya, Dia sedang periksa beberapa berkas dari kantor dan hotel milik nya.

Tok tok tok

"Permisi Tuan, makan malam sudah siap," teriak seorang pelayan dari luar.

"Ya," Jawab Alano singkat.

Alano segera keluar dari ruangan nya menuju ruangan makan di lantai satu.

"Bu Kanaya dimana?" tanya Alano saat tidak melihat Kanaya di ruangan makan.

"Mungkin masih di kamar Nak, biar Ibu panggil," ujar Ibu Asih ingin melangkah

"Tidak usah Bu biar Aku saja," ujar Alano sambil berjalan menuju lift ke lantai empat.

Tok tok tok.

"Kanaya apa Kamu di dalam?" teriak Alano dari luar.

"Kanaya," Panggil Alano lagi namun tidak mendengar suara jawaban membuat Alano heran.

Aaaagh tolooong tolooong

Alano tersentak kaget saat mendengar suara teriakan dan minta tolong Kanaya dari dalam kamar.

tanpa banyak berpikir, Alano segera berlari ke ruangan sebelah dan mengambil kunci lain umtuk pintu kamar Kanaya.

Klik

Pintu kamar Kanaya terbuka dari luar oleh Alano dan terlihat seorang pria yang ingin menyeret Kanaya yang sudah pingsan menuju balkon.

Dor dor Aaaagh

Bugh bugh bugh

Alano sangat marah melihat Kanaya yang pingsan dan juga memar di pipi nya.

"Al biarkan kami yang urus lebih baik kamu bawa Kanaya keluar dari sini," bujuk Arga.

Alano tersadar dan segera melihat Kanaya yang masih berbaring di lantai.

Dia segera menggendong dan membawa Kanaya ke kamar nya.

Melihat Kanaya yang pingsan dengan pipi yang sedikit sobek membuat Alano khawatir.

"Kanaya bangunlah Aku mohon maafkan Aku yang tidak bisa menjaga Mu dengan baik."

"Astaga kenapa dengan Kanaya Nak, kenapa seperti ini," tanya Bu asih.

"Ada penyusup yang ingin membawa Kanaya Bu," Jawab Alano.

"Ya Tuhan, Ibu akan mengambil kompres," ucap Ibu Asih ingin melangkah ke dapur.

"Tidak perlu Bu, Aku akan telpon Bang Dani, Ibu makanlah lebih dulu," ujar Alano.

"Jaga Kanaya Nak, Ibu akan membawa makanan ke sini," ujar Ibu Asih.

"Tidak usah Bu, nanti Aku akan panggil Ibu jika ingin makan," cegah Alano lagi.

"Baiklah Ibu akan ke bawah," Ujar Ibu Asih menyerah.

Alano meraih ponselnya lalu menghubungi dokter Dani.

"Halo Bang," panggil Alano.

"Iya halo Al kenapa," Jawab dokter Dani.

"Ke manson sekarang juga Bang," ujar Alano singkat lalu mematikan telponnya.

Lalu Dia melihat ke arah Kanaya yang masih pingsan.

"Kanaya Aku mohon bertahanlah, hanya dengan Mu Aku berharap akan memiliki kelurga di masa depan, maafkan Aku yang tidak bisa menjaga Mu dengan baik," ujar Alano sambil menggenggam tangan Kanaya dan menciumnya.

Alano sangat marah pada orang yang berani memasuki manson milik nya.

Dia sangat menyesal karena menurunkan penjagaan dan mematikan setiap jebakan di keliling manson nya, Alano berjanji akan memasang kembali semua jebakan itu bahkan menambah lebih banyak beberapa kali lipat dari yang sudah terpasang.

Tok tok tok

klik

Alano membuka pintu menggunakan remot di dekat nya.

"Alano, ada apa," tanya Dani.

"Tolong periksa Kanaya Bang," perintah Alano.

Seperti biasa tanpa banyak tanya lagi, Dani melihat keranjang Alano dan memperhatikan Kanaya yang tampak kacau.

Dengan telaten Dani periksa Kanaya, mengobati bibir nya yang sedikit terluka akibat tamparan.

"Bagaimana keadaan nya Bang," tanya Alano.

"Dia baik-baik saja, tidak perlu khawatir oles kan salep ini di bagian bibir nya yang terluka dan memar jika dia sudah sadar nanti dan seperti nya saat dia bangun nanti kamu harus berada disini karena mungkin dia akan sedikit trauma," jelas Dani sambil memberikan salep pada Alano.

"Lalu bagai mana dengan kaki nya yang masih memar," tanya Alano.

"Tidak apa semua baik-baik saja," Jawab Dani.

"Syukurlah," ucap Alano lega.

"Dokter Dani melihat Alano dengan kening mengerut," Memang nya apa yang terjadi Al."

Alano melihat Dani dengan mengepalkan tangan nya saat mengingat kejadian yang baru saja terjadi.

"Kanaya hampir saja di culik ada penyusup yang masuk lewat balkon kamar Kanaya dia menampar dan membuat Kanaya pinsan untuk dibawa pergi untung saja saat itu Aku datang ingin memanggilnya untuk makan malam, tetapi Aku mendengar teriakan dari kamar kanaya, lalu Aku membuka pintu kamarnya dengan kunci cadangan," jelas Alano.

"Astaga siapa penyusup itu Alano," tanya Dani.

"Aku juga tidak tau Bang Aku sudah meminta Fito dan Arga untuk mencari tahu," Jawa Alano.

"Dani terdiam lalu dia teringat sesuatu dan melihat Alano," Bukankah di keliling manson ini ada terpasang jebakan dan alarm tanda bahaya?"

"Ada Bang memang nya kenapa?" tanya Alano.

"Apa Kamu sudah menyalakan semua jebakan itu? Kamu sudah memiliki kelemahan Al, jadi sebaik nya Kamu memasang kembali jebakan itu," saran Dani.

"Ya, Aku memang akan mengaktifkan jebakan itu, Aku bahkan ingin menambah jebakan itu dua kali lipat dari yang sekarang," Jawab Alano santai.

"Ya, itu lebih baik," Jawab Dani.

"Hm," sahut Alano.

"Baiklah Aku akan pergi," ujar dani lalu berdiri.

"Ya, Hati-hati dan terima kasih," jawab Alano.

Setelah dokter dani pergi, Alano melihat ke arah ranjang, Dia berdiri dan menghampiri Kanaya yang masih pinsan.

Setelah melihat Kanaya sebentar, Alano kembali duduk di sofa dan menghubungi Arga.

"Halo Arga," panggil Alano.

"Halo Al," jawab Arga.

"Bagai mana siapa penyusup itu?" tanya Alano.

"Kami sudah menginterogasi nya Al," Jawab Arga .

"Lalu apa yang kalian dapatkan darinya," tanya Alano.

"Dia bilang jika gadis yang bersama Mu adalah gadis incaran mereka, gadis itu sudah di beli oleh seorang bos besar dari luar negeri dengan harga mahal untuk di nikmati tubuhnya lalu di jadikan manekin kesayangan pria itu karena melihat tubuh Kanaya yang sangat indah meski pun mungil," Jawab Arga tanpa ragu.

Tangan Alano terkepal kuat karena marah mendengar penjelasan Arga," Arga Aku ingin tahu siapa bos dari penyusup itu."

"Baik Al," Jawab Arga.

Eeegh

mendengar lenguhan Kanaya, Alano segera berdiri dan menghampirinya.

"Kanaya Kamu sudah bangun?" tanya Alano pelan.

Aaaagh aaaagh

"Kanaya hey ini Aku tenanglah," ucap Alano dan meraih tubuh Kanaya untuk memeluknya.

"Tidak lepaskan Aku, Aku tidak mau ikut kalian lepaskan brengsek!" teriak Kanaya di dalam pelukan Alano dan berusaha melepaskan diri nya.

"Kanaya tenanglah ini Aku, Kamu sudah aman sekarang tenanglah," ucap Alano lalu menggendong Kanaya dan duduk di sofa.

"Tidak Aku tidak mau tolong jangan bawa Aku, Aku mohon," teriak Kanaya berusaha melepaskan tangan Alano dari pinggangnya.

"Kanaya tenanglah ini Aku, Kamu udah aman sekarang lihatlah mata Ku apa Kamu tidak bisa melihat Ku?" bisik Alano dengan sabar seperti merayu anak gadis nya yang sedang merajuk.

Mendengar suara yang dia kenal, Kanaya perlahan mulai tenang dan melihat wajah Alano orang yang dia kenal lalu tanpa ragu memeluk Alano dengan erat dan menangis.

"Tolong Aku Tuan, Aku mohon mereka selalu mengikuti Ku selama ini, mereka ingin menjual Ku dan ingin menjadikan Aku sebagai budak seks mereka hiks."

"Dahi Alano mengerut mendengar penjelasan Kanaya," Siapa yang Kamu maksud?" tanya Alano pelan agar Kanaya merasa nyaman dan menceritakan semuanya.

"Mereka Tuan, hiks, mereka ingin menjual Ku," ucap Kanaya sambil menangis sesegukan.

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!