Bab 13

Tiba-tiba terdengar bunyi bip bip dari alat itu tepat di pundak menandakan bahwa ada sesuatu di pundak pria yang menyerupai wajah Roni.

Dengan santai, Alano mengambil alat itu mematikan lalu menyimpan kembali ke dalam saku celana nya.

Alano berjalan menghampiri pria itu, membuka paksa baju dan meraba pundak pria itu dengan teliti.

Dia bisa merasakan sebuah benda keras di dalam pundak dan juga bekas jahitan pada kulit pria itu.

"jangan coba-coba Kau mengambil alat itu atau Kau akan mati Alano Leonard!" bentak pria itu pada Alano.

Tanpa mendengar ocehan dari pria itu

Alano mengambil pisau runcing miliknya dan tanpa perasaan Dia merobek paksa kulit pria itu dan mencongkel alat dengan ujung pisau runcingnya di iringi dengan teriakan kesakitan dan darah segar mengalir deras dari pundak pria itu.

Setelah alat itu keluar, Alano duduk di kursi yang sudah di sediakan oleh anak buahnya.

Dia melihat dengan teliti benda kecil itu yang di ketahui adalah sebuah alat pelacak tidak lupa dia mematikan sistem pelacaknya.

Alano membawa Alat itu keluar dari ruangannya tetapi sebelum keluar Dia melihat ke arah pria yang tampak kelelahan karena ulahnya.

"Kamu pikir sangat mudah menyusup di markas Camorra? Aku tidak semudah itu di kelabui, dengan cara apa pun Kalian berusaha masuk ke markas Ku, Aku tidak akan membiarkan itu terjadi dan perlu Kamu tahu, Aku sangat menantikan kedatangan kalian ke markas Ku," ujar Alano tersenyum sinis

"Masuk kan dia kedalam tahanan paling ujung jangan biarkan dia mati Aku masih membutuhkan nya ," setelah memberi perintah pada anak buah nya Alano gegas keluar dari ruangan bawah tanah dan masuk kedalam ruangan kerja.

Alano mengambil sebuah belpoin ukuran jari kelingking yang Dia simpan di laci meja lalu memutar ujung belpoin itu. tiba-tiba lantai di samping kaki kursi kerjanya terbuka dan terlihat sebuah tangga di dalamnya.

Alano masuk ke ruangan itu dengan santai dan dengan sendirinya ruangan itu kembali tertutup. Alano duduk di depan sebuah layar yang sangat besar, Dia mengambil alat yang tadi dia ambil dan menghubungkan dengan layar besar itu.

Terlihat apa yang Dia cari selama ini muncul begitu saja, beberapa video muncul begitu saja yang membuat Alano menahan amarahnya. Alano mengepalkan tangannya, Saat melihat adegan yang terpampang nyata di depannya.

Adik Kembarnya di siksa dan di perkosa oleh musuhnya yang selama ini bersembunyi darinya.

Alano melihat kejadian itu dengan jelas, Dia mendengar dengan sangat jelas jeritan adiknya yang menyebut namanya, berharap kakaknya datang dan menolongnya juga muka adiknya yang tampak kesakitan saat di perkosa.

Alano mengepalkan tangannya dengan rahang mengeras di iringi air mata yang mengalir tiada henti saat melihat adiknya di siksa dengan sangat keji setelah di perkosa oleh beberapa orang bertubuh besar.

Alano sangat marah saat mengingat Mommy nya depresi setelah melihat keadaan adiknya yang meninggal dengan muka mengenaskan juga bagian bawah perutnya yang terlihat bengkak juga memar dan selalu keluar darah saat di angkat.

Sedangkan Deddy nya yang lansung kena serangan jantung dan meninggal di tempat di depan mayat adiknya. setelah satu minggu kejadian itu, Mommy nya menyusul adik dan deddy nya dan meninggalkan Alano sendiri di dunia yang kejam ini.

Alano sangat marah dengan dirinya sendiri yang tidak datang tepat waktu menolong adiknya, karena saat itu Dia terlambat mendapatkan lokasi tempat adiknya di sekap dan di perkosa.

Alano menangis sejadi-jadinya saat mengingat kejadian itu dan mendengar jeritan adiknya yang terus memanggil namanya dengan jelas untuk meminta tolong.

Tiba-tiba seorang datang memeluk Alano, mencoba memberikan ketenangan pada Alano, Dia pun menangis saat melihat video di depan nya, Gadis yang sangat dia cintai dan dia sayangi harus mengalami kejadian yang begitu mengerikan.

"Tenanglah Al, Kamu jangan lemah seperti ini, ingatlah jika Kita terlihat lemah di depan musuh, Kita akan mudah di kalahkan," ujar Dani sambil mengusap kepala Alano yang memeluk perut nya.

Hiks Hiks Hiks

Hanya Dani lah yang bisa menenangkan Alano atau sahabat yang lain jika sudah seperti ini karena Dani paling tua di antara mereka Dani bahkan menganggap Alano dan para sahabat yang lain sebagai adik kandungnya sendiri.

Dani lah yang paling intens merawat saat Alano terpuruk, walau pun sahabat mereka juga ikut ambil bagian menghibur Alano, namun Dani selalu ada 24 jam bersama Alano.

"Aku tidak sanggup Bang, ini terlalu menyakitkan, ini terlalu kejam untuk Ku mereka pergi di waktu yang begitu dekat, Apakah mereka tidak berpikir jika masih ada satu anak mereka yang masih ada dan membutuhkan dukungan dari mereka untuk menghadapi dunia yang kejam ini, hiks," ujar Alano di sertai tangisnya.

"Jangan berpikir seperti itu Al, Kamu harus kuat, apa Kamu lupa jika Aku juga sedih atas kepergian Alana, Dia pergi meninggalkan luka yang begitu besar untuk Ku, Aku bahkan belum sempat mengungkapkan perasaan Ku pada nya, Alana adalah wanita yang paling Aku cintai Al," Ujar Dani.

"Alano melepaskan pulukan nya dan melihat Dani," Yang lain di mana bang?" tanya Alano sambil menghapus air mata nya.

"Kami di sinii," teriak Sahabat Alano yang ternyata baru masuk ruang itu.

"Kalian berdua kenapa?" tanya Arga saat melihat mata Alano dan Dani bengkak dan merah seperti habis menangis.

Belum sempat Alano atau Dani menjawab, Tiba-tiba mata Erga melihat kearah layar besar itu, Dia memutar kembali video itu dan terdengarlah kembali setiap jeritan dari Alana saudara kembar Alano.

"Brengsek, inikan yang Kita cari selama ini? Ya Tuhan Alana, hiks hiks," tangis Erga saat melihat kejadian dan jeritan Alana di dalam video itu.

Sedangkan yang lain, Mereka mematung dengan tubuh bergetar saat melihat secara lansung kejadian itu, Mereka ingin menangis teriak untuk melampiaskan saat mendengar jeritan alana tetapi mereka tidak melakukan itu karena tidak ingin kembali terpuruk.

Sedangkan Alano dan Dani hanya menunduk berusaha untuk tidak menangis lagi saat mendengar kembali jeritan Alana yang memanggil Alano.

Keluarga Leonard dan keluarga dari Para Sahabat Alano memang sangat dekat bahkan dari mereka kecil, Mereka sudah seperti saudara yang tidak bisa di pisahkan, termasuk david yang sekarang memimpin markas di dubai karena sekalian menjaga perusahaan ayah nya di dubai.

"Kamu dapat dari mana video ini Al," tanya Arga.

Alano melihat semua sahabatnya, lalu Dia menceritakan tentang penyusup yang menyerupai wajah roni untuk mencuri data penting milik mereka dan juga alat yang tertanam di pundak pria itu.

Tiba-tiba Erga berdiri dan menghadap Alano.

"Al apa lagi yang Kamu temukan di dalam alat itu apakah ada kejadian lain seperti sebuah kecelakaan mobil aku ingin tau apakah mereka juga dalang dari kecelakaan orang tua Ku, aku juga ingin melihat adik Ku yang masih umur 1 tahun masih hidup atau tidak, kalian ingatkan jika Aku memiliki seorang adik perempuan yang masih kecil?" ujar Erga.

Mereka semua mengangguk, Mereka ingat jika Erga memang memiliki seorang adik perempuan yang hanya beda 5 tahun dari Erga.

"Aku belum periksa semuanya Kita akan periksa sekarang," ujar Alano.

Mereka pun kembali membuka semua file melalui layar besar di depan mereka.

"Coba buka video yang itu Al," celetuk Adrian.

Alano segera membuka video itu dan benar saja jika di dalam video itu adalah kejadian kecelakaan dua puluh tahun yang lalu dan terlihat jelas jika yang kecelakaan itu adalah orang tua Erga.

Erga menangis saat melihat kejadian itu, lalu Dia kembali fokus pada seorang anak kecil yang di dorong keluar dari mobil oleh tangan mami nya yang sudah di penuhi darah setelah memakaikan sebuah gelang pada tangan nya.

"Itu adik Ku Al, itu elsa Ku," heboh Erga.

"Kemana dia?" tanya Fito saat melihat adik Erga merangkak dengan tertawa riang di wajahnya dan menjauh dari mobil itu.

"Siapa laki-laki tua itu, apakah dia yang akan merawat Elsa?" tanya Arga.

"Kita harus mencari laki-laki itu sepertinya saat itu dia seumuran deddy Ku, Semoga saja dia masih hidup," ujar Alano berharap.

"Ya, Kau benar Al, Kita harus mencarinya, Elsa sudah besar sekarang Kita tidak tau seperti apa dia sekarang hanya 2 yang menjadi pentunjuk kita untuk mencarinya yaitu laki-laki yang membawanya dan juga gelang di tangannya waktu kecil," sahur Erga semangat.

"Tapi, Bagaimana jika gelangnya sudah hilang Ga," tanya Dani.

"Abang tenang saja, Aku memiliki satu gelang itu karena waktu itu Aku mengambilnya dari tangan Mami saat di rumah sakit, Karena mereka memiliki gelang yang sama yang bisa di kecilkan dan di besarkan, itu di pesan khusus oleh papi," Jawab Erga antusias.

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!