Bab 4

Tok tok

Kreek

"Al, kenapa Kamu memanggil Ku, apa Kamu sakit?apa Kamu tertembak lagi?" tanya dokter Dani beruntun karena khawatir.

"Tolong periksa dia Bang," perintah Alano tanpa mendengarkan ocehan Abang nya itu.

Dani segera melihat ke arah ranjang Alano, seorang wanita yang masih tutup mata dengan kaki yang memar dan bengkak juga kening yang terluka dan beberapa goresan di lengan nya.

Tanpa banyak tanya lebih dulu, Dani segera periksa pasiennya dengan teliti.

Alano terus memperhatikan apa yang dilakukan Dani tanpa berkomentar sedikit pun.

"Bagaimana keadaan nya, apakah luka nya serius?" tanya Alano saat melihat Dani selesai memeriksa kanaya.

"Dia baik-baik saja Al lukanya tidak parah, tapi untuk sementara dia akan kesusahan untuk berjalan karena kaki nya yang masih memar dan membengkak, Aku akan memberi kan resep obat untuk menghilang kan nyeri di kepala nya juga salep untuk kaki nya," jelas dokter Dani.

"Baik lah jika begitu, tapi kenapa harus di pasang infus dan kenapa dia masih pingsan bang?" tanya Alano dengan matanya melihat kearah kanaya.

"Tenanglah sebentar lagi dia akan sadar, dia pingsan karena terlalu syok dan kepala nya yang masih terasa sakit juga mungkin karena efek perut kosong jadi Aku pasang infus agar dia tidak terlalu lemah," jelas Dani

"perut kosong?" tanya Alano heran.

"Iya, seperti nya gadis ini belum sarapan makanya dia mudah pingsan dan belum sadar sampai sekarang," jelas Dani.

"Baiklah, terima kasih Bang," sahut Alano.

"Sebenarnya dia siapa Alano, baru kali ini ranjang Mu di tiduri seorang wanita?" tanya Dani penasaran.

"ayo Kita ke bawah nanti Aku jelaskan, Aku juga mau ke kantor Bang," ajak Alano.

"Baiklah," jawab Dani lalu mengikuti Alano keluar kamar.

Sampai di bawah Alano mencari Ibu Asih.

saat melihat Ibu Asih Dia menghampiri wanita paruh baya itu dan memeluk nya dari belakang.

"Aku sangat merindukan Ibu," ujar Alano manja.

"Bukan kah Kamu selalu melihat Ibu?," sahut Ibu asih tersenyum mendengar rengekan Alano.

"Iya, tapi Aku sangat ingin bersama Ibu terus," rengek Alano.

Dani yang melihat itu hanya menggeleng kepala melihat tingkah Alano seperti anak kecil jika bersama Ibu Asih.

"Ibu bagai mana kabar Mu," tanya Dani.

"Ibu sehat, Nak, kalian kenapa tidak pernah datang kemari lagi?" tanya Ibu asih sambil mengusap rambut Alano yang masih nangkring di pundak nya.

"Kami minta maaf Ibu, Kami sangat sibuk nanti jika Kami ada waktu Kami akan datang," jawab Dani.

"Iya Nak, Ibu akan selalu menunggu kalian," sahut Ibu Asih.

"Baiklah, Kami pergi dulu ya Bu, jangan terlalu lelah Kami tidak ingin Ibu sakit," ujar Dani.

"Iya Nak," jawab Ibu Asih.

"Ibu Aku akan ke kantor tolong jaga Kanaya untuk Ku," ujar Alano.

"Memang nya Dia siapa, Nak," tanya Ibu Asih sambil mengelus pipi Alano yang masih bersandar di bahu nya.

"Dia akan menjadi calon menantu Mu Ibu tapi dia belum tau siapa Aku," jawab Alano.

"Gimana cerita nya calon menantu Ibu jika kalian saja tidak saling kenal," tanya Ibu Asih heran.

"Nanti Aku akan jelas kan Ibu, nama nya kanaya jika dia sudah bangun tolong berikan dia makan, dia belum sarapan," ujar Alano.

"Baiklah, kalian hati-hati," jawab Ibu Asih.

"Terima kasih Ibu, cup," ucap Alano dan meninggal ciuman di pipi Ibu Asih sebelum keluar.

Ibu Asih hanya tersenyum lembut dengan kelakuan Alano yang kadang manja kadang tegas.

Di mobil, Dani terus mendesak Alano untuk cerita tentang Kanaya," Sekarang ceritakan pada Ku Al, siapa gadis itu," desak Dani.

"Gadis itu kanaya yang membantu Ku saat Aku di kejar anak buah si tua bangka alex saat Aku pulang dari restoran menuju manson," jelas Alano.

"Di kejar anak buah alex? bisa Kau jelaskan secara detail? Aku sangat penasaran," ucap Dani.

Alano pun menceritakan dari awal saat Dia berlari dari kejaran anak buah alex, sampai Dia ketemu kanaya. Alano hanya menceritakan garis besar nya saja.

"Ooh, begitu ternyata tapi kenapa Kamu harus lari menghindari mereka Al, Kamu jago dalam ilmu bela diri kenapa tidak dilawan?" tanya Dani.

"Aku nggak mau lah Bang jika di keroyok gitu, selamat sih iya tapi muka tampan Ku rusak juga iya," jawab Alano seenak nya.

Dani hanya menggeleng kepala mendengar ucapan Alano yang lebih memilih main petak umpet dari pada melawan, bisa-bisanya masih memikirkan wajahnya saat keadaan sedang genting.

"Mau heran tapi itu Alano Leonard, mungkin juga itu jalan agar Kamu bisa bertemu kanaya Al mungkin Kamu dan kanaya berjodoh," ucap Dani.

"Jika di pikir-pikir Kamu benar juga Bang, selama ini jika ada musuh menyerang di tengah jalan sebanyak apa pun mereka pasti Aku akan melawan atau mengirim alarm bahaya ke markas," ucap Alano dengan kening mengerut namun setelah itu tersenyum membayang kan jika kanaya memang benar jodoh nya.

"Nah, Pasti kalian akan berjodoh nanti," seru Dani setelah itu mereka tertawa bersama merasa lucu dengan apa yang mereka ucapkan sendiri.

Setelah sampai di kantor, Alano segera turun dari mobil Dani tidak lupa mengucapkan terima kasih lalu masuk ke lobi kantor dan naik ke ruangan nya.

"Tuan Alano," panggil Dela sekertaris Alano.

"Ada apa?" jawab Alano datar jangan lupa dengan wajah dinginnya.

"Tuan Arga berpesan jika Anda sudah datang, Anda di minta lansung ke ruangan meting Tuan," jelas Dela.

"hm,"jawab Alano singkat lalu berjalan menuju ruangan meting.

'Dingin banget sih yang kayak gini bukan nya takut tapi malah semakin menantang,' batin Dela.

Setelah setengah jam, meting selesai. Alano masuk keruangan nya di ikuti Arga.

"Kenapa Kamu telat ke kantor? Katanya udah di jalan tapi nggak nyampe juga," tanya Arga.

"Tadi saat di jalan Aku melihat Kanaya pingsan karena kecelakaan," jawab Alano.

"Hah? terus gimana apa kanaya di rumah sakit?" tanya Arga.

"Tidak, Aku membawa nya ke manson, kecalakaan nya tidak terlalu parah, tapi mungkin karena syok dia pingsan, di tambah lagi dia tidak makan pagi," jelas Alano.

"Lalu bagaimana keadaannya sekarang," tanya Arga.

"Dia baik-baik saja, Aku sudah panggil Bang Dani untuk periksa keadaan nya dan Aku titip dia pada Ibu dia masih pinsan," jawab Alano.

Setelah ngobrol beberapa saat, Arga kembali ke ruangannya untuk melanjutkan pekerjaan nya begitu pun Alano.

Eeegh

Kanaya terlihat akan sadar dari pinsannya.

Ibu Asih yang ada di samping nya mengelus rambut Kanaya dengan lembut tanpa keluar kan suara sedikit pun.

Perlahan Kanaya membuka mata nya, Dia terlihat bingung karena melihat tempat yang sangat asing bagi nya.

"Aku dimana?,' tanya Kanaya dalam hati

Saat Kanaya tengah bingung, Kanaya merasakan usapan lembut di kepalanya tanpa sadar Dia memejamkan matanya meresapi setiap usapan lembut itu, baru kali ini dalam hidup Kanaya di usap-usap seperti itu di kepala nya, tanpa sadar Kanaya kembali tidur karena menikmati usapan lembut itu.

"Eh tidur lagi," guman Ibu Asti sambil terkekeh kecil, merasa lucu dengan gadis itu.

Ibu Asih melanjutkan usapannya sambil membaca buku.

Tiba-tiba Ibu Asih merasakan getaran ponsel di saku bajunya.

"Halo, Nak," sapa Ibu Asih.

"Halo Ibu, apa kanaya sudah sadar?" tanya Alano.

"Belum, Nak," ucap Ibu Asih di sertai kekehan kecil.

"Kenapa Ibu tertawa?" tanya Alano heran.

"Kanaya sempat bangun dan tampak bingung saat melihat tempat yang begitu asing baginya, tapi saat Ibu usap-usap lembut kepalanya dia kembali tidur seperti bayi yang terbangun karena kaget lalu tidur lagi," jelas Ibu Asih sambil tertawa kecil merasa lucu dengan ceritanya sendiri.

Alano yang mendengar cerita Ibu Asih antara lucu dan sedih, Dia tau kanaya seperti itu karena kanaya anak yatin piatu sama seperti dirinya.

"Mungkin dia senang Ibu usap seperti itu, kanaya juga sama seperti Aku Bu, kanaya anak yatim piatu tapi Aku tidak tau sejak umur berapa kanaya di tinggal orang tua nya," jelas Alano pada Ibu Asih.

Ibu Asih yang mendengar cerita Alano tampak kaget sekaligus sedih saat melihat wajah cantik nan mungil milik gadis itu.

"Ya sudah, cepat lah Kamu pulang, Nak, agar nanti saat dia bangun Kamu sudah ada di sini untuk menjelaskan apa yang terjadi karena Ibu tidak tau harus bicara apa pada nya nanti, Nak," ucap Ibu Asih.

"Iya Bu Aku akan segera pulang," jawab Alano lalu mematikan telpon nya.

'Semoga kamu dan Alano berjodoh kanaya, dan menjadi keluarga yang bahagia," doa Ibu Asih dalam hati.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!