Chapter 18

Begitu sampai kos kosan dan masuk ke dalam kamar, Rina mengunci pintu dan meminta Rudi duduk di lantai persis di depannya sambil bertolak pinggang. Rudi berdiri mengambil smartphonenya di meja untuk melihat ada pesan apa saja yang masuk selama dia di penjara. Tapi Rina langsung mengambil smartphonenya dan mematikannya,

“Cek pesan bisa ntar kak, yang ini urgent,” ujar Rina.

“Aduuuh...iya iya, pasti di ceritain kok, sabar lah, pesen pizza dulu ya hehe, lapar nih,” ujar Rudi.

“Ok aku pesen, pake food aja, duduk kak,” ujar Rina.

Rudi langsung duduk dan melihat Rina sibuk menekan nekan smartphonenya, setelah selesai Rina menaruh smartphonenya dan langsung melihat Rudi,

“Udah ayo cerita, semuanya, jangan ada yang di tutupi,” ujar Rina.

“Mulainya dari mana ya, bentar, mikir dulu,” ujar Rudi.

“Tok..tok..tok,” kamar mereka di ketuk, Rina langsung berbalik melihat pintu dan melihat smartphonenya.

“Kok cepet amat ? baru juga di pesen,” ujar Rina berdiri.

Dia membuka pintu, ternyata yang datang adalah Farah dan Arya. Rupanya Arya bercerita kepada Farah kalau Rudi sudah bebas dan Farah minta langsung di antar ke kos kosan Rudi oleh Arya. Rina mempersilahkan keduanya masuk, kemudian dia melongok keluar melihat kanan dan kiri baru menutup pintu.

“Beb...eh...Rud, kamu udah bebas ya, syukur deh,” ujar Farah.

“Lo cerita ya Rya ?” tanya Rudi kepada Arya yang baru duduk.

“Mau gimana, sampe rumah gue langsung di interogasi abis abisan, ya mau ga mau cerita, malah minta di anter kesini,” ujar Arya ngerundel.

“Nah kebeneran, ada kak Farah sama Arya, cerita kak,” tanya Rina.

“Sial juga nih si Neos, dia tahu Farah bakal dateng,” pikir Rudi di dalam hati.

“Cerita apa sih ?” tanya Arya.

“Iya, ada apa sih Rin,” tambah Farah.

Rina mengambil buku tabungan dari tasnya yang kebetulan ada di sebelahnya, walau saldonya masih tertulis 5 juta karena belum di print.

“Trus maksudnya apa nih ?” tanya Arya.

Rina menjelaskan kalau dia tidak pernah membuka buku tabungan dan tiba tiba buku itu ada ketika dia bangun tidur, lalu dia memperlihatkan foto saldonya yang sudah membengkak menjadi 7,5 juta sebelum di ambil olehnya.

“Bisa begitu ya ?” tanya Farah.

“Makanya aku tanya kak Rudi, minta dia jelasin, oh iya kak Farah, sebelumnya aku minta maaf, yang kakak alami juga ada kemungkinan juga hal yang sama dengan uang ini, soalnya ketika aku ceritain ke kak Rudi, dia tidak kaget,” ujar Rina.

“Iya ga apa apa, cepat atau lambat, aku juga pasti akan cerita ke dia, hanya saja aku tadinya ingin cerita sendiri, emang kamu ga kaget ?” tanya Farah kepada Rudi.

“Haaah...iya, sori aku udah tahu duluan, baiklah, mumpung semua ada di sini, aku ceritain,”

Rudi menceritakan semuanya apa adanya sesuai saran dari Neos, tentu saja Rina, Farah dan Arya yang mendengarnya menjadi bengong, tiba tiba Rina maju merangkak ke depan dan langsung memegang kening Rudi,

“Apaan sih ?” tanya Rudi sambil menyingkirkan tangan Rina.

“Enggak, aku pikir kakak jidatnya panas udah mau gila,” jawab Rina.

“Sama sekali gue kagak ngarti kak,” ujar Arya.

“Iya beb, aku juga ga ngerti,” tambah Farah.

“Tapi itu bener, gue kaga ngarang, emang sih gue ga bisa buktiinnya, ga ada alasan gue bohong kan,” ujar Rudi.

“Ya udah kak, gini aja, aku ga mempertanyakan lagi setelah ini, soal uang, kakak ga aneh aneh kan ? misal jual narkoba atau main judi online ?” tanya Rina.

“Ga, aku tidak menyentuh hal hal seperti itu, aku berani bersumpah soal itu,” jawab Rudi.

“Ya udah, aku percaya kak, jadi ya aku ga mempertanyakan lagi,” ujar Rina.

“Tapi soal...ah ntar aja deh,” ujar Farah.

Rina yang mengerti kalau Farah tidak bisa bertanya apa apa karena ada dirinya dan Arya, langsung berdiri dan berjalan mendekati Arya.

“Oi..ikut gue, beli minuman di al** mart, sekalian nunggu gue lagi pesen makanan di bawah,” ujar Rina sambil menepuk pundak Arya.

“Lah, ga liat orang lagi nyantai apa,” ujar Arya.

“Udeh sih, cepet ah....” balas Rina menarik tangan Arya.

“Iya iya...sabar napa, kak Rudi, kak Farah, gue keluar dulu nemenin makhluk ini,” ujar Arya.

“Enak aja lo, udeh cepet, kak aku pegi dulu, kak Farah aku jalan dulu,” ujar Rina.

Rina dan Arya keluar dari kamar, meninggalkan Rudi dan Farah yang diam saja, suasana menjadi sedikit kaku karena keduanya bingung harus bagaimana memulainya, tiba tiba Farah berdiri dan mengunci pintu kamar, membuat Rudi sedikit bingung, langsung saja Farah menanggalkan pakaiannya sehingga hanya memakai pakaian dalam dan membuat Rudi menjadi kaget,

“Far..beb..kamu ngapain ?” tanya Rudi menoleh.

“Kamu kan sudah tahu kejadiannya, jujur beb, sampai saat ini aku masih mencintaimu, tapi setiap malam, sejak kejadian itu, aku selalu mengingat apa yang terjadi detik demi detik, aku ingin melupakan itu semuanya, saat ini tubuh ku sudah kembali seperti semula, jadi untuk yang terakhir, aku mohon sama kamu beb, buat aku lupa, aku ga mau mengingat kejadian itu lagi seumur hidupku, setelah ini kalau kamu membenciku juga ga masalah beb, yang penting ingatanku yang terakhir sama kamu, tolong beb...hik...mau kan kamu bantu aku ?” tanya Farah dengan wajah sedih dan air mata mulai menetes.

“Mati gue, jadi ini maksud Neos iya iya aja,” ujar Rudi dalam hati sambil tertegun melihat Farah.

Secara naluri laki laki tentu saja Rudi berniat menerjang Farah yang sudah tampil menggoda di depannya, tapi dari segi rasionalitasnya dia berpikir kalau dia menerjang Farah hari ini berarti dia akan membuat kesalahan yang sangat fatal, karena Farah sudah kembali pulih seperti semula, akhirnya Rudi yang sudah memilih antara naluri dan rasional, berdiri, dia menyambar selimut dan menghampiri Farah.

Rudi membalut tubuh Farah menggunakan selimut dan memeluk Farah. Rudi merasakan betapa gemetarnya tubuh Farah, dia tahu kalau Farah memaksakan dirinya dan sudah nekat juga pasrah dengan apapun keputusan dirinya nanti, dia berbisik di telinga Farah,

“Iya, aku akan bantu, tapi bukan begini caranya,” ujar Rudi di telinga Farah.

“Tapi..bagaimana aku bisa lupa ?” tanya Farah.

“Kita buat kenangan baru yang bisa melupakan semuanya, kita jalani sama sama,” jawab Rudi.

“Kenangan baru ? jalani sama sama ? kamu...masih mau sama aku yang sudah kotor ini  ?” tanya Farah.

“Iya, tentu saja aku masih mau, kamu tidak kotor lagipula aku juga masih mencintaimu, maaf aku marah saat itu karena sakit hati sampai aku tidak mau mendengarkan penjelasan kamu,” ujar Rudi.

“Kamu serius beb ?” tanya Farah sekali lagi.

“Ya, aku serius beb,” jawab Rudi.

“Ka..kamu sudah tahu apa yang terjadi padaku ya ?” tanya Farah.

“Iya, aku sudah tahu dan kali ini aku akan menjaganya, jadi aku harap mulai sekarang kamu juga lebih menjaga dirimu sendiri ya,” jawab Rudi.

“Makasih beb....aku mencintai mu....” ujar Farah memeluk Rudi sambil menangis.

“Aku juga beb, aku juga mencintai mu,” balas Rudi.

Keduanya terus saling berpelukan dan tidak menyadari ada dua orang mengintip dari balik pintu. Rina dan Arya tos dengan perlahan sambil membawa kantung berisi minuman dan kotak pizza dengan wajah tersenyum lebar di depan kamar.

[Bener kan saran ku supaya iya iya aja.]

“Setan lo, jelasin kek, salah ambil keputusan bisa ancur gue,” ujar Rudi di kepalanya.

[Oh tolong jangan katakan soal Nara, ada baiknya Farah tidak tahu soal itu.]

“Gue ngerti, ga mungkin gue bilang Nara jadi anak lo kan," ujar Rudi.

[Benar, lagipula dia tidak akan bisa menerimanya dan malah akan menyakiti perasaannya, baiklah aku harus pergi.]

"Thanks Neos," balas Rudi.

Terpopuler

Comments

Zexonfy

Zexonfy

aku pergi

2024-05-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!