Shera tetap melangkah dengan putranya yang tertidur pulas seolah tidak terganggu dengan tatapan tidak bersahabat itu. 'Aku bukan anak ayam yang akan merunduk lagi.'
Dengan mengangkat wajahnya serta rasa percaya diri, Shera terus melangkah menuju pintu dengan ibu mertua yang menyambutnya.
Dibalik rasa percaya diri Shera, ada yang tengah mengulitinya saat ini. 'Ayo, kita lihat dirimu setelah melahirkan.'
"Selamat datang kembali menantuku. Bagaimana keadaanmu?" Terdengar dengan nada yang baik, tapi dibaliknya ada sindiran disana.
"Tentu saja, aku sangat baik. Kalau tidak, maka tidak bisa berada disini dan bertemu dengan ibu mertua." Balas Shera dengan senyuman yang tersungging di bibirnya.
Keterkejutan Viola ia sembunyikan melihat jawaban dari menantunya. "Ya, dapat dilihat. Kau sangat sehat." Tutur Viola dengan senyum yang ia paksakan.
"Ibu mertua juga begitu, sangat sehat dan sibuk sepertinya. Sehingga, tidak memiliki waktu untuk melihat ku."
'Dia menyindir ku balik? Apa ini yang dimaksud oleh Abra?'
"Siapa bilang? Buktinya Papa datang melihat mu. Dan Mama menanti kedatangan mu di rumah. Bukankah itu berbagi tugas yang baik?"
"Ayo Shera, tidak baik terlalu lama di pintu." Joseph memilih mengajak menantunya untuk masuk, karena jika tidak, istrinya akan mempertahankan Shera di depan pintu
"Iya pa." Viola mengikuti keduanya dengan perasaan campur aduk.
"Kau memanggil dengan Papa, lalu kenapa Mama berubah menjadi Ibu mertua?" Tanya Viola yang duduk berdekatan dengan Shera.
"Karena aku pikir Mama menyukainya. Karena tadi tidak ada protes. Jadi aku lanjutkan, mungkin panggilan baru lebih disukai." Jawab Shera membuat Viola semakin menahan dirinya.
"Panggil saja seperti biasanya. Ibu mertua terlihat kurang menarik!" Ucap Viola dengan sedikit kesal.
"Baiklah." Ucap Shera yang terlihat lebih fokus pada putranya. Hal itu membuat Viola penasaran dengan sosok mungil yang ada di gendongan Shera. Tapi tentu saja dia gengsi untuk mengatakannya.
'Tidak! Aku tidak menginginkan cucu darinya!' beberapa kali dia menggeleng seolah menyadarkan dirinya.
"Kenapa terus menatap kesana, Mama ingin lihat Leo?" Ucap Joseph yang menyadari tingkah istrinya.
"Leo?" Ucapnya mengulangi lagi.
"Ya, nama cucu tampan ku. Bagus kan?" Ujar Joseph dengan bangga
"Darimana kau belajar cara menggendong nya?" Tanya Viola yang tentu saja tau bagaimana Shera dulunya.
"Tentu sendiri ma, aku akan melakukan yang terbaik untuk putraku. Ini bukan hal yang sulit." Viola mengerutkan keningnya, kapan wanita manja ini bisa belajar tentang itu? Dan dia tampak ahli dalam melakukannya.
"Shera melakukannya dengan baik kan?"
"Ya, itu bagus. Setidaknya dia bisa melakukan sesuatu dengan baik, tanpa drama lagi."
'Sejak tadi dia terus melakukan serangan padaku. Tak apa, aku tidak akan kena lagi. Sangat disayangkan mama mertua.'
"Papa, apa maksudnya papa menghias kamar di sebelah kamar ku?" Suara bariton Abra terdengar sambil menuruni anak tangga membuat ketiganya menatap bersamaan.
Dan Abra menjadi terkejut melihat kedatangan Shera yang ada di matanya. 'Ayo Shera lakukan sesuatu yang bodoh dan keluarkan air mata mu itu!' Sungguh, Viola penuh harap mengatakannya.
"Kenapa? Ini rumah Papa. Terserah papa melakukan apapun. lagipula dimana salahnya? papa menyambut kedatangan cucu Papa. Memang nya dirimu yang tidak tau apapun." ujar Joseph membalas pertanyaan putranya.
"Seharusnya Papa katakan dulu padaku...."
"Kenapa? Apa perlunya? Bukankah kau tidak peduli akan apapun terhadap Shera dan cucu Papa?" Tanya Joseph yang membuat Abra berdiam.
Bersambung.....
Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiahnya ya terimakasih banyak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Ajusani Dei Yanti
lanjut thorrrr kuh seru
2024-10-23
1
*Eu-Mi*
/Smile/
2024-10-06
2
Lily Miu
y bener itu
2024-10-01
1