Part 5. Bertemu pria yang sama

Keesokan paginya.

Dikamar, Elina berteriak memanggil nama bocah lima tahun itu yang masih tertidur pulas ditempat tidur. Pukul setengah tujuh pagi ia harus mengantar Egi ke sekolah tetapi anak itu tak mau bangun juga. Sudah sekian kali ia berteriak tapi Egi tak bergerak sedikitpun.

"Luca, kalau ngak mau bangun juga mama nggak kan masakin nasi goreng hari ini," ujar Elina mengancam tidak memasakkan makanan kesukaan Egi.

Tiba-tiba tanpa disuruh lagi Egi dengan cepat terbangun. Lalu, berlari ke kamar mandi. Anak itu berteriak dari dalam kamar mandi. "Mama buat sarapan paginya nasi goreng ya," pinta Egi seraya mandi sesegera mungkin. Tak mau terlewatkan makan favoritnya.

Sudah kebiasaan anaknya itu kalau tak diancam tidak kan menurut perkataannya.

"Selalu saja begini," gumam Elina sembari geleng-geleng kepala.

Kemudian ia pergi ke dapur dan memasak beberapa bahan makan tersedia di kulkas. Tunggu saja masih ada bumbu nasi goreng minyak bawang untuk membuat menu nasi goreng. Kurang lebih beberapa menit masakannya matang dan siap dihidangkan dimeja makan.

Karina yang baru bangun tampak terbelalak melihat makan didepan matanya.

"Widih singel mom lagi masak pasti makanannya enak nih," canda Karina terkekeh kecil.

Kemarin malam Karina yang pulang larut malam dia sudah mengetahui Egi adalah anak hasil luar nikah sahabatnya itu. Setelah Karina mendesak ingin tahu masa lalu Elina dengan terpaksa Elina menceritakan segalanya. Marah iya karna Elina membohonginya sekaligus ia merasa iba atas penderitaan Elina. Pasti berat membesarkan seorang anak tanpa ayahnya.

"Apaan sih jangan godain aku pagi-pagi lah," ucap Elina dia lega sebegitu sahabatnya mempercayainya.

"Egi mana kok nggak ikut makan."

"Oh itu lagi siap-siap dikamar kan hari ini dia masuk sekolah."

Karina hanya manggut-manggut saja. Lalu, duduk menyantap nasi goreng itu.

"Selamat pagi ma, tante Kirana!" sapa Egi yang tampak rapi dengan seragam sekolahnya.

"Pagi," jawab mereka serentak.

Setelah itu mereka bertiga menyantap sarapan masing-masing.

***

Dijalan kota Jakarta tampak ramai kendaraan berlalu lalang meninggalkan satu tempat ketempat lain.

Mobil BMW berwarna hitam menepi dipinggir jalan tiba-tiba. Seorang supir turun dari mobil. Pria tua itu tampak kebingungan dikarenakan satu ban mobil kempes sementara ia tak tahu cara menggantinya.

"Pak Udin waktu saya mepet ke kantor saya ada rapat lagi," ujar Damian didalam mobil berdecak kesal padahal pagi ini dia ada rapat mendadak di kantor.

"Tuan saya nggak tahu ganti ban mobil kayaknya tuan Damian naik angkutan umum biar cepat sampe ke kantor," kata Pak Udin menunduk bersalah karena tak bisa mengantar tuannya itu.

Damian menghela nafas. Kemudian pria itu turun dari mobilnya. Waktu tinggal sedikit rapat dimulai sebentar lagi. Jadi ia terpaksa menaiki bis karena hanya kendaraan itu yang ada disana. Damian buru-buru berlari kearah halte bis, lalu masuk ke kendaraan besar tersebut.

Di sana Damian telah duduk di kursi penumpang ia rela berdempetan dengan penumpang lain asal rapatnya tak tertunda.

"Om apa saya boleh duduk disitu kaki saya pegal berdiri." Seorang anak laki-laki berujar keluhannya pada Damian.

"Tidak saya sudah terlanjur duduk disini," balas Damian singkat dingin.

"Om seharusnya mengalah sama anak kecil," ucap Egi memanyunkan bibirnya.

Egi tak mengetahui jika ia sedang berbicara dengan ayah kandungnya.

"Tetep nggak bisa," lanjutnya lagi.

"Bener pak kita yang dewasa mengalah aja sama yang lebih muda," ucap wanita paruh baya di samping Damian membenarkan seraya menyungging senyum kearah Luca.

Damian tampak pasrah ia menghembuskan nafas kesal. Lalu, bergumam. "Anak ini benar-benar ya."

"Ambil tempat duduk ini kamu sudah puas."

Luca merespon dengan tersenyum jahil.

"Dasar anak menyebalkan siapa sih ibunya," umpat pria itu dalam hati sabar sembari berdiri memengangi pengait di bis.

Disisi tempat duduk lain. Elina celingukan mencari Egi. Kebandelan anaknya itu membuatnya pusing kepala. Egi memang anak pintar dan pemberani tapi tetap saja dia butuh perlindungan orang dewasa. Bagaimana suatu saat nanti Egi diculik siapa yang tahu?

"Apa ibu liat anak laki-laki berseragam SD kira-kira pendeknya segini?" tanya Elina sambil menunjukan ukuran badan Egi.

"Kayanya tadi dia duduk di kursi belakang," ucap wanita itu.

Elina melihat ke kursi belakang dan benar sekali anaknya sedang duduk manis disana sesekali dia menyungging senyum kearah Elina.

Wanita itu menghela napas lega, namun ia tercengang setelah melihat sesosok pria familier yang mengingatkannya dengan seorang pria bajing*n yang dulu merebut mahkotanya.

Sedang berdiri tepat dihadapan anak kandungnya sendiri.

Apa yang terjadi kenapa takdir mempertemukannya kembali dengan pria itu?

BERSAMBUNG…

Terpopuler

Comments

Tít láo

Tít láo

Selesai baca, aku langsung dapet mood bagus. Terima kasih thor!

2024-03-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!