Part 12 Berkerja di kantor Damian

Elina menatap gedung pencakar langit didepannya mau dibandingkan dengan perusahaan Vanno Sanjaya group jauh lebih besar.

Tidak ada rasa curiga dibenak Elina. Jika yang melakukan semua ini adalah ayah kandung anaknya. Karena yang dia lakukan semata-mata hanya membalas kebaikan Vanno.

Saat sudah memasuki kantor tersebut, Gery datang menghampiri Elina dan menyuruhnya ikut keruangan Damian.

"Masuklah taun Damian sudah menunggumu sejak tadi." Gery langsung beranjak dari sana.

Sebelum dipersilahkan masuk ke ruangan Gery memberikan sebuah lembaran surat pada gadis itu dan tanpa keraguan Elina langsung menandatangani surat tersebut  tanpa bertanya terlebih dahulu.

Setelahnya Elina melangkahkan kakinya, masuk. Dilihatnya kursi kerja Damian yang membelakanginya. Secara perlahan Damian memutar kursi dan berhadapan dengan Elina.

Deg!

Sontak bola mata gadis itu membulat sempurna. Tatkala pria di masa lalunya muncul lagi dihadapannya.

Sementara Damian menampakkan senyum devil.

Baru beberapa detik bertatapan dengan lelaki itu.  Elina spontan berbalik kebelakang lalu, ambil ancang-ancang untuk pergi dari ruangan.

"Hmmk…." Damian berdehem keras.

"Kamu mau kemana Elina?" tanyanya dengan suara bariton.

Seketika Elina berhenti melangkah. Ia menelan saliva karena gugup setengah mati.

"Jangan takut Elina lawan dia! Kamu pasti bisa,"  batinnya menguatkan dirinya sendiri.

Gadis itu menarik nafas dalam-dalam lalu dihembuskan. Memasang senyuman terbaiknya.

"Selamat pagi, tuan! Perkenalkan nama saya Elina saya akan berkerja untuk sementara waktu disini!" sapanya seakan-akan kejadian barusan tidak pernah terjadi.

"Hahaha!" tawa lepas Damian pecah.

Jarang sekali pria itu tertawa sekencang itu dan pasti ada sesuatu yang tidak bagus akan terjadi sebentar lagi.

"Untuk apa Elina berpura-pura seperti itu kamu kira aku bodoh. Kamu tidak lupakan apa yang pernah terjadi diantara kita," goda Damian beranjak dari tempat duduk dan berjalan mendekat pada Elina.

Gadis itu terdiam bak patung saat Damian semakin dekat padanya. Bahkan ia dapat merasakan hembusan nafas pria itu saking dekatnya.

"Mana mungkin aku lupa suara indah malam itu," bisiknya didekat telinga Elina.

Seketika rona merah terlihat di wajah Elina. Jantungnya juga berdetak kencang. Dia benar-benar malu untuk saat ini. Terkutuk lah kau Damian karna-nya dia ingat kembali ingatan yang susah payah ia lupakan.

Ingin rasanya Elina melayangkan tamparan ke wajah pria brengsek itu. Tapi, ia harus urungkan niatnya mencari masalah dengan orang berkuasa akan sia-sia saja.

"Apa itu film yang anda tonton pasti ceritanya sangat seru!" serunya mengabaikan godaan Damian dengan tetap tenang.

"Tentu saja karna dia adalah aktris hebat dan sangat pandai bersandiwara," sindirnya yang tak lain menyinggung gadis dihadapannya.

Elina tersenyum terpaksa dan mengepalkan tangan kesal.

Damian terkekeh kecil.

"Tampaknya karyawan baru ku sedang kelelahan bagaimana kalau besok mulai kerja."

Raut wajah gadis itu langsung berubah sumringah.

"Tuan sangat pengertian dengan karyawan saya merasa beruntung berkerja bersama anda. Baiklah saya permisi dulu," pungkasnya sembari berjalan ke pintu saat Elina memegang gagang pintu. Damian berpesan padanya.

"Jam kerjamu dipercepat datang ke kantor tepat pukul 05.00 ingatlah dan jangan terlambat, oke," pesan Damian tak lupa tersenyum lebar.

***

Malam harinya diruang tamu. Elina tak pernah berhenti bising dari menceritakan pertemuan tak terduga dengan Damian dan syarat-syarat aneh dari pria itu. 

Berhasil membuatnya pusing sepanjang hari.

Karina pendengar setianya hanya menanggapi anggukan. Matanya terus terpejam tapi ia paksakan karena sahabatnya itu kekeh ingin bicarakan momennya bersama Damian.

"Nah ceritanya gitu gila kan masa jam 05.00 udah stay di kantor. Aku tau dia benci padaku tapi itu keterlaluan, bukan," jelasnya panjang lebar, namun teman bicaranya tidak mendengar satupun ucapannya tadi.

Karina malah terbaring diatas sofa karena tak tahan lagi dengan rasa mengantuknya.

Elina menggeleng-gelengkan kepala.

"Karina kayaknya cepek banget deh," batinnya.

Namun, keesokan harinya. Elina sangat frustasi bagaimana tidak dia baru bangun di jam tujuh sedangkan waktu yang ditentukan Damian yakni pukul lima.

Tidak mungkin ia harus terlambat dihari pertamanya. Oh tidak!

Tak mau dapat omelan gadis itu buru-buru ke kamar mandi. Karena tergesa-gesa dia jadi ceroboh tak sengaja menabrak pintu. Alhasil jidatnya terdapat sedikit benjolan.

Setelah memakai pakaian dan beres-beres dikamar. Elina lalu ke kamar sang anak.

"Egi, sayang! Ayo bangun kamu kan mau ke sekolah," panggilnya tapi sang empu tidak merespon.

Karena lama sekali belum dijawab gadis itu membuka pintu kamar. Didalam sana tidak ada siapapun hanya terdapat sebuah kertas bertuliskan.

'Mama aku berangkat duluan sama tante Kirana soalnya mama susah dibangunin. See you mom from Egi.'

Sekarang dia benar-benar akan pergi sendiri tidak ada Egi dan juga Karina. Mereka jahat meninggalkan dirinya seorang sendiri.

Butuh beberapa waktu untuk sampai ke Sanjaya group.

Elina lekas pergi ke ruangan bosnya selepas ia sampai.

Tok! Tok! Tok!

"Masuk!"

"Selamat pagi tuan! Maaf saya  datang terlambat," tutur Elina seraya membungkuk hormat.

Pria yang duduk di kursi kekuasaannya tak bergeming sekalipun, ia masih fokus dengan berkas-berkas ditangannya.

Elina mendongakkan wajahnya melirik Damian yang terus saja mengabaikan kedatangannya, tetapi ia hanya bisa berdiam diri ditempatnya.

Butuh 30 menit berkas yang Damian kerjakan selesai juga.

Selama itu juga Elina berdiri dengan rasa pegal di sekujur tubuhnya. Apa gadis itu menunggunya dengan berdiri apa dia tidak merasa kecapean?

"Sudah tahu kesalahan mu kan?" ujar Damian dengan kembali mengecek ulang berkas-berkas padahal lelaki itu telah mengerjakan semua tumpukan kertas-kertas di meja itu.

Menelan saliva Nara kegugupan dengan menundukkan kepalanya. Gadis itu berujar.

"Anu saya lupa pasang alarm jadi terlambat bangun, sekali lagi saya minta maaf banget tuan, saya janji ini hari terakhir saya terlambat, tuan!"

Suara keras Elina sedikit mengagetkan Kelvin yang baru saja masuk keruangan.

Ekspresi kekagetannya ditangkap jelas oleh Damian.

"Good morning! Apa ada sesuatu yang aku lewatkan?" tanyanya tiba-tiba.

Malah mendapat tatapan tak enak dari sang sahabat. Kelvin memutuskan tidak jadi melanjutkan ucapannya dia lebih baik duduk di sofa atau tidak diomeli sepanjang hari.

Damian tampak menghela nafas panjang. Dia beranjak dari kursi lalu menatap gadis didepannya intens.

"Lalu saat kamu terlambat lagi apa konsekuensi yang tepat buat pelanggar seperti mu," terang Damian. Ini bisa jadi kesempatan agar Elina semakin dekat dengannya.

Elina terdiam sejenak. Salah jawab dia juga yang menanggungnya. Kenapa si Damian selalu menyulitkan hidupnya. Aargh! Jadi pusing kepala Elina.

"Tidak ingin menjawab ya sudah nanti aku yang menentukan hukuman itu."

Eh kok malah jadi gini sih ini juga kenapa mulutnya susah sekali bicara. Gerutunya dalam hati. Terkutuk lah kau Damian!

Elina hanya bisa geram sendiri dan tak mengatakan sepatah katapun. Ini namanya kalah telak. Hiks.

"Kelvin mau tidak ikut jalan-jalan dengan ku," ajak Damian pada Kelvin yang sibuk memainkan game di benda pintar itu.

Sekali mendengar kata jalan-jalan pria itu langsung berlompat kegirangan. Mimpi apa dia semalam sahabatnya tukang gila kerja itu mau pergi bersenang-senang!?

"Tentu saja aku mau! Dimana kita akan pergi ke pantai atau liburan ke luar negeri?" lontar Kelvin menebak segala tempat yang akan mereka tuju.

Plak!

Satu hantaman di kepala Kelvin dan sang pelaku mengabaikan rintihan sakit dari sahabatnya itu.

"Ikut saja dan kamu Elina akan ikut juga," titah Damian.

Damian mendapat anggukan paham gadis itu.

Sedangkan itu Kelvin, harapan untuk hangout keluar negri pupus sudah mana mau si gila kerja itu meluangkan waktu berharganya.

"Sialan si Damian huh!" gumam Kelvin yang dapat didengar oleh Elina.

Setelahnya mereka bertiga menaiki mobil Damian. Sang supir di beri isyarat melajukan mobil tersebut ke tempat yang di maksud sang majikan.

Terpopuler

Comments

Mommy_JJ

Mommy_JJ

lnjt dong Thor🙏😆

2024-03-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!