Hingar bingar musik disco klub malam milik Samuel Cedric Smith yang dimainkan oleh dua orang DJ yang terkenal di Inggris mengiringi gerakan para pengunjung. Kerlap-kerlip lampu disko menyinari setiap sisi klub malam elite yang berada di pusat kota London di mana banyak orang golongan atas dan memiliki kantong tebal yang dapat berkunjung ke klub malam untuk menghabiskan malam dengan hanya sekedar bersenang-senang, ada juga yang ingin melampiaskan nafsu, ada juga yang ingin bertransaksi jual-beli, dan ada juga yang ingin mengadakan rapat. Salah satu pengunjung club itu pada malam ini adalah Albern.
Para pelayan klub malam dengan memakai pakaian yang seksi dan selalu menebarkan senyuman menawan yang hilir mudik menyuguhkan aneka minuman ke seluruh pengunjung. Ada juga pelayan plus ataupun pekerja seks komersial yang khusus dipesan oleh pengunjung klub malam hanya untuk menemani minum ataupun melayani pengunjung yang lebih dari menemani minum di ruang VVIP yang berada di dalam klub malam milik Maxim, sahabatnya Albern.
Malam ini, Albern menyiapkan satu ruangan VVIP dan memesan sepuluh wanita j*l*ng untuk menemani para anggota dan ketua geng mafia yang bernama The Eye Devil yang sedang mengadakan acara rapat anggota inti geng mafia di klub malam milik Samuel Smith. Ketua geng mafia itu adalah sahabatnya yang bernama Maxim. Albern sengaja mengikuti rapat itu karena dia disuruh datang untuk mengikuti rapat.
"Selamat datang Tuan Albern," sambutan salah satu anak buahnya Maxim yang mengurusi klub malam milik Maxim.
Albern hanya mengangguk pelan dan tersenyum tipis menanggapi sambutan hormat yang diberikan oleh anak buahnya itu. Dia berjalan masuk ke dalam ruang VVIP sambil melemparkan tatapan menggoda pada beberapa wanita yang dia pesan. Para wanita itu pun juga sedang tersenyum menggoda kepadanya. Jika saja dia tidak ingat dengan tujuan dia datang mengikuti rapat anggota inti, mungkin dia akan menarik dua wanita sekaligus untuk menghabiskan malamnya di atas ranjang.
Senyum tegasnya terulas singkat begitu mata birunya melihat para anggota geng mafia terduduk di kursi mereka masing - masing dengan seorang wanita yang tengah dicumbu di atas pangkuan mereka. Dia menempatkan tubuhnya di kursi yang tersisa di depan meja bundar. Gerakan dia menduduki badannya di kursi itu membuat seorang pria yang berada di sebelah kanannya menoleh ke dia.
"Hallo teman, sepertinya kita belum kenal. Aku Rex, seorang executive chairman dari Star Light Group. Kalau kamu siapa?" tanya Rex sambil mengusap paha seorang wanita penggoda.
"Aku Albern Smith," jawab Albern, lalu dia tersenyum.
"Kamu anaknya Samuel Smith?"
"Iya."
"Kamu nggak pesan seorang wanita untuk menemani kamu duduk di sini?"
"Nggak Pak."
"Tuan Max akan segera masuk ke dalam ruang rapat," ujar seorang petugas moderator.
Sontak para wanita yang berada di atas pangkuan para anggota inti beranjak berdiri dan berjalan ke bagian belakang ruangan. Satu petugas membagikan lima iPad ke para anggota inti, termasuk Albern. Albern dan para anggota inti menyalakan iPad itu dan membuka kata kunci yang sudah mereka hapal di luar kepala. Albern sudah di kasih tahu oleh Max tentang kata sandi untuk menggunakan iPad.
Seorang pria sekitar berumur tiga puluh empat tahun datang memasuki ruang rapat bersama para pengawalnya. Pria itu bernama Maxim di dunia bisnis, sedangkan fi dunia mafia dua bernama Max. Maxim merupakan salah satu sahabatnya Albern. Dia duduk di atas singgasana ketua mafia yang bergerak di bidang teknologi informatika, perampokan dan penyelundupan senjata secara ilegal.
Tiba-tiba ada seorang wanita cantik yang tak asing bagi Albern sedang berjalan menghampiri mereka sambil membawa lima dokumen. Albern tercekat melihat wanita itu mengenakan pakaian yang sangat minim. Wanita itu tak lain adalah Jessica. Jessica memakai baju mini dress dengan model kemben sehingga belahan dadanya terekspos. Jessica langsung membagikan lima dokumen itu ke para anggota geng dan juga Albern.
"Sudah lama kita tak bersua," bisik Jessica dengan nada suara sensual setelah menaruh dokumen di atas meja depan Albern, lalu berjalan ke samping kanan Maxim dan berdiri di samping kanan Maxim.
"Sebelum rapat dibuka, aku perkenalkan dulu sekretarisku sebagai ketua geng mafia dan wanita baruku. Kalian pasti sudah tahu nama wanita ini. Jadi aku hanya memberitahu tentang status dia di dalam geng mafia kita ini," ujar Maxim.
"Apakah karena kamu terkesima dengan gerakan lincah dia di atas ranjang sehingga menjadikan dia seorang sekretaris kamu?" tanya Rex.
"Ehmmm ... bisa jadi. Tapi kamu tenang saja, nanti kamu kebagian jadwal untuk menidurinya asalkan dengan bayaran yang sesuai," jawab Maxim.
"Boleh juga untuk dijadikan boneka s*ksku," seorang pria.
"Boleh, siapapun boleh menikmati tubuhnya," ucap Maxim. "Tapi malam ini setelah rapat, spesial aku persembahkan Jessica untuk dinikmati oleh Albern," ucap Maxim sambil melirik Albern.
"Maaf aku tidak berminat," ujar Albern.
"Bagaimana kalo malam ini spesialnya untuk aku?" samber Rex.
"Ehmmm ... baiklah. Ok sekarang kita buka rapat inti anggota geng."
"Rapat anggota inti geng The Devil Wings segera dibuka," ucap moderator rapat.
"Pertama-tama di dalam rapat ini adalah aku ingin memberi tahukan tentang pembangunan pelabuhan dan markas kedua kita yang akan di bangun di kota Edinburgh. Aku ingin pembangunan itu dibangun oleh perusahaan yang dipimpin oleh salah satu sahabat saya yang bernama Albern. Di iPad itu sudah dijelaskan semua rincian tentang pembangunan pelabuhan dan markas kedua kita yang sudah dibuat oleh Albern. Silakan kalian simak rincian-rincian itu, jika ada yang ingin dipertanyakan, silakan diutarakan," ucap Max tegas.
Smartphone milik Albern yang berada di saku dalam jaket kulitnya bergetar. Albern mengangkat tangan kanannya untuk memberikan kode minta izin keluar dari ruang rapat ke Maxim. Maxim menganggukkan kepalanya sebagai tanda untuk memberikan izin kepada Albern. Albern langsung beranjak berdiri, lalu melangkahkan kakinya dengan tempo yang cepat.
Salah satu bodyguardnya Maxim membukakan pintu ruangan itu. Albern keluar dari ruangan itu. Mengambil smartphone miliknya, lalu melihat ada nomor asing di layar smartphone miliknya. Seketika keningnya Albern berkerut. Albern Menggeser ikon hijau untuk menjawab panggilan telepon itu. Mendekatkan benda pipih ke telinga kirinya.
"Hallo Al, ini Daddy. Daddy pakai smartphone milik Pak Juan. Daddy mengalami kecelakaan di daerah Westminster. Daddy sekarang sedang dirawat di rumah sakit St Thomas kamar 501. Tolong kamu ke sini Nak, ada yang ingin Daddy bicarakan sama kamu."
"Apakah itu penting Dad?"
"Sangat penting Nak. Daddy berharap kamu datang ke sini sebelum semuanya terlambat Nak."
"Besok aja aku ke sananya."
"Memangnya kamu lagi ngapain?"
"Aku lagi rapat sama Maxim Dad."
"Baiklah kalau itu maumu Nak. Besok datang ya ke sini."
"Apakah Albert datang juga ke sana?"
"Iya, bahkan sekarang dia sudah ada di sini Nak. Dia menginap di sini bersama Pak Juan."
"Baiklah besok pagi aku ke sana."
"Daddy tunggu."
Tak lama kemudian Albern menjauhkan benda pipih itu dari telinga kirinya. Menggeser ikon merah untuk memutuskan sambungan telepon itu. Menaruhnya di tempat semula. Maxim melangkahkan kakinya menuju ke toilet. Melewati kerumunan orang yang sedang bercanda gurau, dan bercumbu asmara hingga ada yang sedang berhubungan intim.
Mendorong pintu toilet, lalu melangkahkan kakinya masuk ke dalam toilet. Mendekatkan tubuhnya ke westafel toilet. Membuka kran sehingga air mengalir. Membasuh wajahnya berulang kali untuk merendam rasa bencinya terhadap ayahnya. Tiba-tiba dia merasakan ada seseorang yang memeluk pinggangnya dari belakang. Albern menutup kran sehingga air berhenti mengalir. Albern menegakkan tubuhnya.
Melihat sosok seorang wanita yang bernama Jessica di cermin westafel. Albern tersenyum Samuel melihat Jessica sedang tersenyum kepadanya. Albern melepaskan pelukan Jessica, lalu membalikkan tubuhnya sehingga mereka berhadapan. Jessica membelai wajahnya Albern sambil menatap intens ke Albern. Mengusap bibirnya Albern dengan ibu jarinya.
"Sekarang kamu sudah menjadi wanita simpanan untuk Maxim?"
"Iya," jawab Jessica lembut.
"Apakah masih kurang penghasilan kamu sebagai seorang model untuk memenuhi kebutuhan hidupmu?"
"Ehmmm ... nggak. Sepertinya kamu sekarang sudah peduli lagi kepadaku," ucap Jessica lembut nan sensual.
"Tidak. Aku yakin kamu menjadi wanita simpanan Maxim karena haus belaian dari seorang pria."
"Bisa dikatakan seperti itu."
"Jika kamu haus belaian dari seorang pria, sebaiknya kamu kerja sebagai jalang di club ini."
💐🌷🌹💐🌷🌹💐🌷🌹💐🌷🌹💐🌷🌹💐
Terima kasih sudah membaca novelku yang ini 😊😊😊🥰🥰🥰.
Semoga para readers suka membaca novelku. Mohon maaf bila ada kesalahan dalam novel ini karena novel ini masih jauh dari kata sempurna 😊😊😊.
Dukung novel ini dengan like, komen, kasih vote, kasih bintang lima dan kasih hadiah ya, love you 😁😁😁😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments