Tepat jam 08.00 pagi, Ryan sudah sampai di rumah direktur Hanks Thompson atau lebih tepatnya bisa disebut mansion karena saking besarnya rumah tersebut. Di depan pagar mansion, Ryan sudah melewati 2 orang penjaga yang sudah mengenalnya dan mempersilahkannya masuk. Sesampai di depan pintu mansion, dia disambut dengan Pak Jeffry, pengurus di mansion tersebut.
"Direktur Hanks Thompson sudah menunggu anda di ruang tengah. Silahkan langsung menuju kesana Pak Ryan," sambut Pak Jeffry.
Diruang tengah tampak Presiden direktur Hanks Thompson, direktur teknis Dennis McCully dan empat orang pengawal bersenjata. Tak heran jika Dennis McCully ada disana, dia adalah seorang penjilat yang menguasai pemrograman komputer. Direktur Hanks Thompson pasti menyuruh dia untuk memeriksa keaslian file di flashdisk miliknya tersebut.
"Halllo Ryan McGreggor, mantan Kabag-ku tercinta. Telah sampailah pada akhir pengabdianmu padaku. langsung saja serahkan file bernilai 100 trilyun itu pada McCully. Biarkan dia yang memeriksa keasliannya... kamu duduklah disini dulu sebentar..hehehe," seru Direktur Hanks Thompson.
Ryan berjalan gontai menuju Dennis McCully yang sudah ada di meja komputer besar nan canggih itu. Dia tampak tersenyum menyeringai pada Ryan. Pada kondisi ini Ryan hanya bisa pasrah menerima keadaan. dia sudah merasa game over, tidak mau melayani Dennis McCully.
Setelah menyerahkan flashdisk pada McCully, Ryan pun duduk pada kursi panjang sendirian sementara direktur Hanks Thompson duduk pada kursi utama di sebelah kanannya. Ryan hanya diam saja, menunggu direktur Hanks Thompson menyampaikan maksudnya saja.
"3 tahun yang lalu, setelah kematian Ferry Smithson, aku sangat membutuhkan Kabag Kredit baru. Untungnya kamu datang melamar dan ternyata kinerjamu jauh lebih baik daripada Ferry. Aku sangat bersyukur kamu datang dalam kehidupanku Ryan," kata Direktur Hanks Thompson.
Ryan hanya menyeringai, dia sudah tahu kalau direktur lamanya ini pintar bermain lidah. Tiba-tiba Ryan teringat kematian Ferry yang tidak wajar itu, di jalan tol mobil Ferry dilindas truk dengan kondisi 4 orang, Ferry dan keluarganya mati dengan kondisi mengenaskan.
"Apa yang terjadi pada Ferry? Aku dengar dari Douglass Sandler, penyidik kepolisian bagian Otoritas jasa keuangan itu, kalo anda telah membunuhnya?" tanya Ryan datar
"Dia berbeda denganmu anakku. Dia ternyata adalah mata-mata dari Bank Luxury, sebelum dia membocorkan rahasia pencurian data pada direktur lamanya. Sebelum ada bukti-bukti kuat, tentu aku harus menyingkirkannya..hehehehe," direktur Hanks Thompson terkekeh.
Mendengar pernyataan Hanks Thompson, Ryan sudah tidak mampu berkat apa-apa lagi. Dia adalah korporat busuk yang juga dikelilingi korporat busuk lainnya. Lalat-lalat yang sama l, yang mengelilingi sampah-sampah dunia.
"Jangan khawatir Ryan. Setelah semuanya ini selesai. Kamu masih bisa bekerja di Bank Chtonic, semua data yang kamu berikan padaku, tidak akan langsung aku serang semua secara membabi buta. Akan aku ambil sedikit demi sedikit sehingga George Salvano tak sadar kalau nasabah kreditnya sudah aku ambil satu persatu. Aku ibaratkan kanker yang awalnya cuma satu sel kecil, yang lama kelamaan membesar hingga membuat bisnis George Salvano berteriak kesakitan dan akhirnya mati perlahan-lahan. Ahahahahaha!!" Hanks Thompson sudah memikirkan jauh-jauh hari rencana bejatnya.
"kamu tetaplah bekerja disana!! Masih ada nasabah deposito dan dana pihak ketiga dari Bank Chtonic yang masih bisa kamu ambil data rahasianya. Kamu juga masih bisa bertemu dengan pujaan hatimu, namanya siapa itu... Ya, Mila Helsinski yang cantik itu... Tentu kamu tidak mau kan tiba-tiba hilang meninggalkannya kan...he!!"
"Jika kamu tiba-tiba pergi meninggalkan kota ini. Tentu kamu akan mencurigakan!! Maka aku akan lebih baik membunuhmu saja sekarang! Gimana... Kamu masih mau kan jadi mata-mataku di Bank Chtonic..?" tanya direktur Hanks Thompson.
"I..iya...," jawab Ryan lirih. Dia tak menyangka bahwa dia masih akan dimanfaatkan oleh Direktur Hanks Thompson seperti ini.
"Dennis... bagaimana dengan file-nya?" tanya Hanks Thompson kepada Dennis yang dari tadi sibuk mengutak-utik data di depan komputer.
"Iya, Mr.Hanks. Semua data ini asli. Aku yakin ini bernilai lebih dari 100 trilyun. Saat ini aktiva produktif kita 50 trilyun, jika ditambah dengan ini, kita bisa menjadi bank nomor satu di kota Manisting ini pak!!!" teriak Dennis McCully.
mereka berdua pun akhirnya tertawa terbahak-bahak.
Direktur Hanks Thompson mengambil Smartphone-nya. Dia tampak mulai mengoperasikan aplikasi e-wallet, mencari menu transfer dan mulai mengetikkan angka...
Rp.150.000.000.000,-
"Ryan sudah aku transfer 150 milyar rupiah dari rekening ketigaku. 50 milyar segera lunasilah hutang ayahmu dan nikmatilah sisa 100 milyar untuk bersenang-senang dengan Mila. Ajaklah ke hotel yang nyaman, selamat ber-asolole..hahahaha. Tapi ingat jangan sampai kamu hambur-hamburkan... Nanti bisa ketahuan kejahatanmu,hehehe" kata direktur Hanks Thompson.
Ryan tercekat. Direktur Hanks Thompson memenuhi janjinya. Tapi apalah arti 150 milyar rupiah dibandingkan dengan bunga dari pinjaman 100 trilyun yang bisa bernilai 10 trilyun setiap tahunnya jika diberi bunga 10%. Ini untuk pertama kalinya juga, Ryan tak bahagia mendapatkan uang sebesar itu. Ini adalah uang haram dan uang menjadi budak korporat busuk.
Ryan juga bukan laki-laki mata keranjang yang hanya mau berhubungan fisik dengan Mila lalu meninggalkannya. Sebenarnya Ryan adalah laki-laki yang serius ingin menikahi Mila, seandainya semua kejahatan ini tidak terjadi.
"Hari ini kamu tidak masuk kerja. Apa kamu sudah memberi alasan pada kantormu..?" tanya Direktur Hanks Thompson.
"Iya, tadi pagi aku sudah memberi pesan kepada Mila... Kalau hari ini aku sakit tidak bisa masuk kerja. Sebenarnya saya memang sedikit pusing, hari ini mau mampir ke pusat kesehatan kota," jawab Ryan.
"Ok, segeralah pergi sana ke Pusat kesehatan. Kamu jangan sampai sakit. Kamu masih menjadi pion catur utamaku Nak..hehehe." kata Direktur Hanks Thompson dengan nada mengusir Ryan untuk segera pergi meninggalkan mansion-nya. Ryan pun berdiri, dia berencana untuk bersalaman tetapi direktur Hanks Thompson sudah berjalan menuju lantai dua mansion-nya. Seolah acuh tak acuh dengan kehadiran Ryan disampingnya.
Memang laki-laki brengsek orang ini, Pikir Ryan.
\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_\_
"Tensi anda tinggi sekali! 180/100, pantas saja anda pusing. Dari fisik anda, sepertinya anda juga kurang tidur. Saya resepkan obat penurun tekanan darah, setelah ini cobalah istirahat dulu ya pak. Tidur minimal 7 jam sehari dan makan-makanan yang sehat," kata seorang dokter ketika Ryan sudah sampai di Pusat Kesehatan Kota. Selain resep, tak lupa dia minta surat keterangan sakit dari dokter untuk persyaratan tidak masuk kerja.
Ryan ingin mengakhiri hari ini dengan tidur panjang. Dia tidak ingin memikirkan apa-apa dahulu.
Sesampainya di rumah, Ryan menjelaskan kejadian hari ini kepada orang tuanya. Mr.Donald McGreggor tampak pasrah tetapi dia juga senang Ryan tak perlu pergi meninggalkan kota. Wajahnya masih tersirat kekhawatiran karena anaknya masih belum bisa lepas dari cengkeraman direktur Hanks Thompson yang busuk itu.
Setelah memaksakan diri makan siang dan meminum obatnya. Ryan pun meminta ijin kepada orang tuanya untuk masuk kamar dan beristirahat terlebih dahulu. Dia tertidur pulas sekali karena pengaruh obat tersebut.
Lama sekali Ryan tertidur.
Ada sekelebat bayangan manusia duduk disamping tempat tidur Ryan. Memandangi Ryan yang tidur terlelap. Tangannya menyentuh kepala Ryan perlahan-lahan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments