MISI RAHASIA

Mila dan Ryan tak perlu mampir kantor untuk absen pulang. Mereka cukup absen digital di aplikasi smartphone yang menunjukkan bahwa sampai jam pulang mereka masih survey di lapangan.

"Aku antar pulang. Kamu mandi dulu dan ganti baju trus.... Mau tidak aku traktir makan malam di restoran Parlotte? Aku dengar steak disana enak.." ajak Ryan

"Hmmm... boleh, tapi apa kamu juga tidak mandi dulu, jas-mu kan juga sudah kotor" kata Mila

"Gak masalah, aku sudah bawa baju kasual & parfum kok di ranselku. Kalo masalah mandi, aku sudah terbiasa mandi di malam hari..." jawab Ryan, dia memang sudah mempersiapkan semuanya untuk malam ini.

           _____________________________

Di rumah Mila, Ryan disambut kedua orang tuanya. Adik Mila yang masih kelas 2 SMA juga turut menyambut.

"Papah... Mamah... kenalkan ini Ryan McGreggor rekan kerja Mila di kantor. Tadi kami survey usaha sampai pegunungan Manisting jadi pulang sampai malam. Oiya, kami juga berencana mau makan malam diluar... Mila mau mandi dulu ya Pah... Mah... Tolong temani Ryan di ruang tamu."

Ryan tak menyangka ternyata Mila masih tinggal bersama kedua orang tuanya. Dia harus memutar otak, bagaimana nanti caranya dia masuk kamar Mila dan menemukan laptopnya.

Ryan melihat Mila dari ruang tamu belok kanan dan menghitung derap langkah Mila. Mila berjalan sekitar 10 langkah, berarti itu adalah kamarnya. Cuma dia tidak tahu sebalah kiri atau kanan.

"Nak Ryan, rumahnya dimana?" tanya ayah Mila membuyarkan konsentrasi Ryan

"Rumah saya di jalan rockerstreet pak. Itu jadi satu dengan kompleks pertokoan pak." jawab Ryan. Ryan baru teringat kenapa dia menjawab jujur, seharusnya dia berbohong karena setelah kasus ini selesai dia harus segera minggat dari kota ini.

"Oh... Kalo tidak salah disana ada toko mebel langgananku. pemiliknya juga teman lamaku waktu kuliah dulu. Namanya Donald McGreggor"

Apa, bagaimana ayah Mila juga kenal dengan ayahnya juga! Bagaikan disambar petir, Ryan mengetahui fakta itu!

"....i..iya, itu ayah saya Pak..! Ternyata dunia itu sempit ya...." Kata Ryan terbata-bata.

"Apa! Ternyata kamu anaknya Donald toh... kalau sudah sampai rumah nanti, katakan dapat salam dari Thomas Helsinski. Dia pasti akan tertawa....hehehe" cerocos ayah Mila, yang ternyata bernama Thomas.

"Ayahmu dulu adalah pemuda yang tekun. Dia suka belajar. Sementara aku suka main-main... Hehehe. aku dengar bisnis ekspor-impor mebel ayahmu ada masalah?"

"Iya pak Thomas, ini adalah tahun yang sulit bagi kami. Ekspor mebel ke Amerika Serikat terkendala perijinan, sedangkan ekspor mebel ke Inggris ditipu importir, 80 milyar tidak dibayar. Kami mengalami kerugian cukup besar" jelas Ryan.

"wah, ternyata pelik juga kondisi Donald. Mungkin suatu saat aku harus berkunjung menemuinya memberikan motivasi" Mr.Donald pun selanjutnya memberikan kiat-kiat dalam usaha ekspor-impor. Dari pembicaraan itu juga, Ryan akhirnya tahu kalo ayah Mila ternyata pengusaha ekpor-impor hasil laut.

Ryan melihat jam tangannya. Waduh, sudah 15 menit lebih aku ngobrol dengan bapaknya Mila.

Ryan pun segera memiliki ide untuk ijin ke belakang. "Pak, saya ijin ke toilet sebentar..."

"Oiya, silahkan kamu berjalan terus belok kanan. Ujung lorong itu adalah toilet khusus tamu"

Ryan pun segera berjalan. Sampai lorong dia tidak segera menuju toilet, tapi menghitung sekitar 10 derap langkah dan sampailah pada pintu yang ada disebelah kiri.

Jadi ini kamarnya Mila, pikir Ryan.

Ryan pun segera mengendap-endap masuk dan menutup pintunya perlahan-lahan.

Dia mendengar suara gemericik air. Mila sedang mandi di dalam.

Kamar tidurnya bersih. Ryan mencari laptop di lemari. Rak atas tidak ada. Rak tengah juga nihil. Rak bawah, tampak sebuah laptop yang selama ini di idam-idamkannya.

Laptop dibuka dan dinyalakan. Pip... Pip.... Laptop menyala dan meminta password!

Ryan sudah mempersiapkan hal ini. Dia memasukkan tanggal lahir Mila yang sudah dihapalkannya. Dituliskannya tanggal lahir Mila dan... Muncul tulisan "Selamat datang di Windows". password benar & laptop terbuka.

Ryan tersenyum dan membenarkan fakta bahwa 80% orang di dunia menggunakan tanggal lahir sebagai password. Baik itu password ATM Bank, password smartphone dan segala macam perangkat lainnya.

Ryan segera mencari folder Bank Chtonic. Ditemukannya folder debitur-debitur besar yang selam ini diinginkannya. Total ada 250 debitur besar. Dikeluarkan flashdisk dari saku baju Ryan, di-copy semua data.

suara kran air dari kamar mandi berhenti. Berarti sebentar lagi Mila keluar dari kamar.

"Ryan, kenapa kamu kok ada di kamarku...?"tanya Mila.

"Oh, tadi aku mau ke toilet tamu... Ternyata salah masuk kamarmu. Kemudian tidak sengaja lihat foto itu yang tergantung di atas lemari. Foto kamu saat wisuda kuliah. Ternyata kamu sudah cantik dari dulu ya..." jawab Ryan kikuk.

Posisi Ryan ketika Mila keluar dari kamar mandi adalah memegang pintu lemari, ketika sudah selesai copy data dan mengembalikannya ke lemari.

"Oh, toilet tamu masih terus ada di ujung lorong.. Tapi kamu bisa menggunakan toilet yang ada di kamarku ini."

"Tidak usah, aku tak pakai toilet tamu saja ya. Kamu siap-siap ganti pakaian. Aku tunggu di ruang tamu" kata Ryan.

Diluar Ryan mengelus dada.

Akhirnya misinya sudah berhasil separuh. Tinggal bagaimana menyerahkan flashdisk ini ke Hanks Thompson sialan itu dan mendapatkan 100 milyar rupiah.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!