PEDOMAN EKSPOR-IMPOR

Tepat jam 17.00 waktunya pulang kerja, Mila mengajak Ryan untuk mampir ke rumahnya terlebih dahulu untuk makan malam. Ibu Mila memasak lebih banyak hari ini dan ayahnya ingin mengobrol lagi dengan Ryan membicarakan soal usaha ekspor ayahnya yang sempat macet itu.

pukul 18.00 mereka berdua sudah sampai di rumah Mila dengan naik mobil sendiri-sendiri. kemarin mobil Mila harus dititipkan kantor karena mereka harus survey di Pegunungan Manisting. Ryan mengantar Mila sampai pulang dan menjemputnya hari ini.

Mila membuka pintu rumahnya dan mempersilahkan Ryan duduk terlebih dahulu di ruang tamu.

"Bagaimana dengan persyaratan pencairan kredit Mr.Robert Glorius. Apakah ada kendala...? " tanya Ryan.

"Oh, tidak ada masalah. Tadi bagian administrasi juga sudah menghubungi notaris. Besok Mr.Robert bisa tanda tangan perjanjian kredit dan uangnya bisa segera dicairkan, " terang Mila.

"Baguslah..."

Tiba-tiba ayah Mila, Mr.Thomas Helsinski keluar dan langsung menyambut Ryan.

"Oh Halo Ryan.... bagaimana kabarmu. Tadi pagi aku sudah titip pesan sama Mila untuk membawamu lagi kesini. Aku merasa cocok ngobrol denganmu. Aku pikir kamu adalah pemuda yang sopan dan teman ngobrol yang baik."

"Kabar saya baik pak. Terimakasih sudah memuji saya. sebenarnya saya hanyalah pemuda yang biasa saja kok pak," kata Ryan dengan rendah hati.

Mr.Thomas pun semakin memuji Ryan. Setelah mengobrol beberapa saat, akhirnya mereka pun makan malam bersama.

Setelah selesai makan malam, mereka pun mulai membicarakan hal-hal yang lebih serius. Mila masuk ke dalam ruangan untuk membuatkan Ryan dan ayahnya minuman hangat.

"Gimana Ryan, sudah kamu sampaikan salamku pada Donald McGreggor, ayahmu yang malang itu...?" tanya Mr.Thomas Helsinski

"Mohon maaf, belum sempat Pak. Kemarin saya sudah pulang terlalu larut malam... Hari ini juga berangkat pagi-pagi sekali untuk menjemput Mila. Mungkin besok pagi, baru akan saya sampaikan," jelas Ryan sambil mengatupkan kedua tangannya, tanda meminta maaf.

"Oh, tidak apa-apa... Lanjut saja yuk, kita lanjutkan pembicaraan kita kemarin tentang ekspor-impor. Kalau saya dengar dari ceritamu kemarin, saya bisa mengambil kesimpulan kalo kamu tidak terlalu mengurus usaha ayahmu ya...?" tanya Mr.Robert.

"Iya Pak, selepas lulus dari kuliah, saya langsung diterima bekerja di Bank Hedon. Saya juga lebih tertarik jadi karyawan daripada berwirausaha saat itu. Tapi sekarang saya menyesal, kenapa dahulu tidak membantu ayah saya saja dalam mengurus usahanya, ayah saya sudah terlalu tua sehingga mudah ditipu orang," ujar Ryan.

"Hidup itu memang harus dijalani dahulu... Baru kita tahu mana jalan yang baik dan mana jalan yang buruk. Mila sebenarnya juga sudah mulai saya ajari bagaiman bisnis saya berjalan, biar suatu saat dia saja yang meneruskan usaha ekspor impor hasil laut ini."

"sebenarnya proses ekspor-impor itu mudah kok. Pertama-tama Pastikan apakah barang yang akan di ekspor memenuhi syarat. Pastikan barang yang ingin kamu ekspor sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh pemerintah. Cara ekspor barang ke luar negeri yang pertama ini adalah dengan memastikan bahwa produk ekspormu dapat dapat diterima dan sesuai dengan ketentuan dari negara tujuan."

"Langkah yang kedua adalah Tetapkan buyer atau pembeli diluar negeri. Ini yang paling penting, kalo kita tidak awas.. Ternyata mereka cuma mafia yang mau menipu. Ketika barang sudah datang, ternyata L/C atau alat pembayaran barang ekspornya palsu... buyer-nya hilang entah kemana... Mungkin itu yang terjadi pada ayahmu. Kamu juga harus menetapkan staf pemasaran untuk mempromosikan produk guna menarik buyer potensial. Pikirkan tentang mendaftarkan produkmu di situs e-commerce internasional atau situs yang populer."

"kalau sudah menemukan buyer, cara ekspor barang ke luar negeri selanjutnya yaitu dengan menyiapkan produk dan kelengkapan dokumen. Buat pengaturan yang sesuai untuk mengemas dan mengirimkan produkmu setelah kamu menemukan pembeli yang benar-benar potensial tadi. Kumpulkan semua dokumen yang diperlukan sekaligus. Gunakan PEB (Dokumen Pemberitahuan Ekspor) untuk memberi tahu pabean atas kiriman barangmu dan sertakan semua dokumentasi pendukung."

"Selanjutnya kamu akan diberikan NPE (Nota Persetujuan Ekspor) setelah bea cukai memberikan persetujuannya. Jika kamu telah memenuhi cara ekspor barang ke luar negeri ini, maka produkmu dapat diklasifikasikan dalam barang ekspor dan dapat dilakukan stuffing untuk dikirim ke negara tujuan."

"langkah selanjutnya adalah persiapan pengapalan. Barang ekspor dapat disiapkan di gudang eksportir terlebih dahulu, diikuti dengan pembuatan dokumen terkait pengapalan seperti daftar pengepakan dan faktur, mengemas barang sesuai standar pembeli, memuat ke dalam peti kemas, mengoordinasikan pengangkutan peti kemas di pelabuhan, dan akhirnya memuatnya ke transportasi yang akan mengangkutnya.

"Sebelumnya pastikan kamu menggunakan peti kemas yang tepat untuk mengirimkan produk ekspor Anda. Misalnya, penggunaan refrigerated container yang dapat digunakan untuk mengekspor produk yang mudah rusak seperti makanan olahan, sayur, buah, atau hasil laut yang selama ini aku pakai."

"yang tidak kalah penting dari semuanya itu adalah asuransi. Asuransi merupakan hal yang penting untuk memastikan perlindungan yang memadai pada barang. Namun, cara ekspor barang ke luar negeri ini akan berlaku jika pembelian produk Anda disertai dengan kontrak CIF (cost, insurance, dan freight) dengan pembeli."

"langkah terakhir adalah pembeli harus melakukan pembayaran yang diminta ke bank sesuai dengan ketentuan pembayaran yang disepakati dengan pembeli. Berbagai metode pembayaran dimungkinkan, seperti letter of credit, pembayaran akhir setelah pengiriman barang, pembayaran di muka sebelum pengiriman, atau pembayaran sebagian sebagai uang muka dengan saldo setelah pengiriman barang atau pelepasan dokumen pengiriman. Itu semua harus sudah dikuasai dengan baik. Ayahmu mungkin juga teledor disini"

"kalau kamu ingin memperdalam soal ekspor-impor...ikutlah kerja denganku, resign lah kamu dari tempat kerjamu saat ini. Hehehe," jelas Mr. Thomas Helsinski panjang lebar.

"iya pak, terimakasih atas ilmunya. suatu saat saya ingin meneruskan usaha ayah saya saja saat ini masih ada urusan yang saya selesaikan di Bank Chtonic. sudah larut malam. Saya ijin pulang ya pak," pungkas Ryan.

Ryan akhirnya berpamitan pada Mila dan ayahnya. dia berjanji akan mempertimbangkan seluruh saran ayah Mila. berwirausaha dan menjadi bos dari usaha sendiri sekarang terlihat lebih menarik bagi Ryan, daripada menjadi karyawan dan pesuruh mafia seperti yang terjadi padanya

Mobil baru separuh jalan menuju rumahmya, tiba-tiba smartphone Ryan berbunyi, bel dari Hanks Thompson!

Mau tidak mau Ryan harus segera mengangkat panggilan itu.

"Halo, ada apa bos Hanks..."

"Sudah jangan basa-basi. Tadi pertemuan kita di hotel Manisting membuat aku semakin murka dengan si George Salvano"

"Tidak usah muter-muter. Tuh adikmu nomor satu dan nomor dia sedang bertengkar. Adikmu nomer tiga menangis terus dari tadi. Ayah-ibumu sedang bingung menenangkan mereka bertiga. Cepatlah pulang. hehehehe..."

"Ba...bagaimana anda tahu keadaan rumahku....?" tanya Ryan.

"Pulanglah dulu....hehehe," direktur Hanks Thompson mematikan telpon.

Betapa terkejutnya Ryan, bagaimana direktur Hanks Thompson mengetahui keadaan rumahnya. Segera Ryan tancap gas dan menuju rumah kecilnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!