Ryan dan Mila sudah sampai di pegunungan Manisting. Mereka sudah bertemu dengan Mr.Robert Glorius. Selama 2 jam, seluruh persyaratan kredit juga sudah diselesaikan.
"Ini masih jam 15.00, masih belum terlalu sore. Yuk, kita jalan-jalan dulu di pegunungan Manisting ini, mumpung tiketnya gratis" kata Ryan sambil tersenyum. Tadi waktu mereka masuk loket, sudah disambut oleh Mr.Robert Glorius yang mempersilahkan mereka masuk tanpa perlu antri loket pembelian tiket.
Seluruh tempat wisata alam di kota Manisting dikelola oleh pihak swasta. mereka setor biaya sewa dan pajak kepada pemerintah untuk hak guna usaha. di kota Manisting semua tempat sudah di privatisasi.
"baiklah, yuk keliling sebentar." jawab Mila malu-malu
Pegunungan Manisting merupakan gunung dengan formasi batu yang kokoh. Jutaan tahun yang lalu, 2 lempeng bumi bertabrakan sehingga mengangkut batuan sedimen samudra hingga naik 3000 meter ke atas permukaan bumi dan jadilah pegunungan Manisting.
Pegunungan Manisting juga menjadi sumber mata air di kota Manisting. Sumber mata airnya jernih mengalir kebawah mengairi sungai-sungai di kota Manisting. Selain itu, air dari pegunungan Manisting juga digunakan untuk pembangkit listrik tenaga air. Aliran air dari sekitar pegungan Manisting mampu menghasilkan daya sebesar 1000 giga Watt per jam.
Ryan dan Mila tampak bermain air di sungai terendah. Ryan menyiram air ke wajah Mila. Mila tak terima dan dia mulai membalas. Mereka pun tertawa bersama.
Kesibukan kantor membuat mereka lupa cara bersenang-senang. Akhirnya dalam sehari saja mereka bisa menjadi teman dekat.
"Fokus, jangan males jalan. Ayo segera naik!" Seru Mila kepada Ryan. Wajah Mila tampak bahagia bisa berlibur.
Ryan pun cukup kaget, Mila ternyata bisa tertawa lepas seperti hari ini. bodi langsing Mila tentu membuatnya lebih cepat bergerak menaiki pegunungan daripada tubuh Ryan yang tinggi besar dan berotot. Ryan pun berusaha untuk segera menyusul Mila keatas.
Mila yang bergerak cepat membuatnya tak awas kalo di depannya ada batu besar menghadang. Mila tersandung, dia sempat berputar tapi apa daya kakinya sudah tak mampu menjaga keseimbangan.
Ryan dari belakang dengan sigap memeluk Mila! Otot tangan Ryan yang kuat mampu menopang tubuh Mila sambil memegangnya erat. Mata mereka berdua beradu pandang. Ini untuk pertama kalinya bagi mereka bisa berpegangan begitu dekat.
"kamu tidak apa-apa?" tanya Ryan
"Tidak apa-apa... Aku baik-baik saja kok... Terimakasih!" jawab Mila sambil melepaskan pegangan Ryan. Wajahnya terlihat tersipu malu.
"Kalo sudah capek. Yuk, kita istirahat dulu! Aku tadi bawa makanan ringan & minuman kok di ransel tas-ku" seru Ryan.
Ryan pun segera mempersiapkan tempat duduk, mengeluarkan perbekalan makanan dan minuman dari tasnya & mengambil tissue dan menyapukannya di wajah Mila untuk mengelap keringat. Tentu saja Mila tidak menyangka kalo Ryan ternyata bisa memberikan perhatian seperti itu. Hati Mila terbang seperti naik keatas awan.
Setiap pendaki pasti ingin mencapai puncak gunung. Tetapi puncak gunung Manisting bukan lagi segalanya bagi Ryan. Yang penting dia harus segera mendapatkan hati Mila dan segera memiliki akses ke laptopnya.
__________________________
Pukul 17.00 sore sepakat untuk segera turun dari gunung. Ryan terus memutar otak agar dia bisa selalu mengambil perhatian dari Mila. Sambil berjalan turun, Ryan pun mengajak Mila ngobrol tentang perbankan untuk mengetes sejauh mana ilmu yang dia ketahui.
"Mila, menurutmu kenapa perusahaan-perusahaan itu butuh kredit modal kerja?" tanya Ryan.
"Tentu saja mereka butuh kredit modal kerja untuk menjaga likuiditas perusahaan mereka. Jika likuiditas tidak terpenuhi, itu bisa menyebabkan hilangnya beberapa peluang yang tentu saja berpengaruh pada profitabilitas, keuntungan mereka menjadi lebih rendah. Kamu ngetes aku..." jawab Mila sambil tersenyum.
Ryan membalas senyum Mila. Dia pun segera teringat tugas kantor yang belum dikerjakan. "eh, kita belum trade & community checking lho... Rekam jejak itu penting kan.... Lihat itu di depan kita ada bapak-bapak pengawas taman, dia pasti karyawan bapak Robert Glorius."
Mereka berdua pun segera menemui bapak-bapak tersebut.
"Permisi pak, mohon maaf mengganggu sebentar... Boleh kan pak" kata Mila memulai pembicaraan.
"Iya gak apa-apa neng... Ada perlu apa ya?" jawab bapak pengawas taman tersebut.
"kami berdua dari Bank Chtonic pak. Kami datang disini untuk proses pengajuan kredit Bapak Robert Glorius. Menurut bapak, Gimana karakter bapak Robert selama ini? Apa mungkin bapak pernah ada penunggakan gaji kah? misalnya seperti itu.."
"Oh, Bapak Robert Glorius selama ini baik pada kami neng. Gaji juga tidak pernah telat dibayar... Bahkan bonus selalu lancar diberikan kepada kami karyawannya neng. Pokoknya jempol dua deh buat beliau..." jawab Bapak Pengawas taman.
"Kalo keadaan gunung Manisting ini bagaimana pak? Apakah selalu ramai dengan pengunjung?" lanjut Mila.
"kalo pas hari sabtu - Minggu dan hari-hari besar nasional selalu penuh dengan pengunjung neng, ramai sekali disini sampai penuh sesak. Bahkan taman bermain ini full dengan anak kecil bermain"
Ryan pun menulis seluruh hasil survey tersebut dalam memorandum kreditnya. Tak lupa dia juga menanyakan nama bapak tersebut.
Setelah seluruh data sudah didapatkan, mereka berdua pun pamit pada Bapak Robert Glorius yang menunggu mereka dibawah. Mereka berdua pun segera kembali ke kota Manisting yang jaraknya sekitar 2 jam dari pegunungan ini.
Ryan segera mempersiapkan mobil. Dia berencana malam ini harus bisa mampir di rumah Mila dan mengajaknya makan malam.
Aku akan menyuruhnya mandi dulu sebelum mengajaknya makan malam sehingga aku akan punya banyak waktu luang dengan laptopnya, pikir Ryan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 22 Episodes
Comments
Roni Roneob
Iya kayak nonton bioskop ya
2024-03-11
0
Eonjin♤
👍Seru banget, kayak nonton film di bioskop
2024-03-04
0