Bertemu dengan preman Besar

Belasan pengawal dirobohkan seperti ini? Para tamu di seluruh aula tidak bisa menahan napas, Ternyata pacar Luna sangat pandai bertarung? Siapa pria ini?

Heri dan Zaki menatap pengawal yang tergeletak di tanah, lalu menatap Andika, Tatapan mereka penuh kekaguman!

Togar menatap Andika dengan takut seolah-olah sedang melihat monster, 

"Be ... beraninya kamu mencari masalah di tempatku, tunggu saja!" Togar berbicara sambil terus mundur takut Andika akan menyerangnya.

Setelah mundur beberapa langkah, Togar menelfon seseorang, "Kak Bahar, aku Togar, Ada masalah di tempatku, Bisakah kamu mengirimkan beberapa rekan untuk membantu? Apa, kamu baru saja mau datang? Baguslah ...."

Mendengar Togar memanggil Kak Bahar, ekspresi Heri dan Zaki berubah drastis pada saat yang sama, "Kak Andika, cepat, ikut aku! Kita tidak boleh menyinggung Kak Bahar ini!"

Bahar yang dikenal sebagai penguasa bandung, di Kota Bandung dia seorang tokoh terkenal dan di segani, Penguasa Dunia bawah, terkenal dengan sepak terjang kejam dan mengerikan..

Bahar memiliki kekuasaan yang besar, bahkan Keluarga Napitu bergantung Kang Bahar ini, Meskipun  Heri memiliki latar belakang luar biasa, dia tidak berani menyinggung Orang yang bernama Bahar ini.

Andika melihat Heri dan Zaki dengan ekspresi terlihat takut, "Oke, ayo pergi!" Lagi pula, Andika baru memiliki kekuatannya,  tidak terlalu mahir dalam menguasainya, Dia juga tidak bisa menjamin akan mampu menghadapi Kak Bahar yang di elu elukan orang.

Akan tetapi, Andika, Heri dan Zaki baru saja berjalan ke pintu aula sebelum mendengar teriakan samar, 

"Bahar ingin minum bersamamu hari ini, jadi kalian harus memberinya muka!" 

Meskipun Suaranya tidak nyaring, aura yang tidak perlu dipertanyakan lagi dalam kata-katanya membuat orang merasa terintimidasi.

Andika mengangkat kepalanya dan melihat ke depan, Dia melihat seorang pria paruh baya dengan potongan cepak, Dia terlihat bersih dan rapi, tetapi sorot matanya sangat tajam seperti pisau yang menusuk ke dalam ulu hati.

Tidak banyak orang yang mengikuti Bahar, anya ada empat orang, tetapi mereka memiliki pelipis yang menonjol dan terlihat seorang ahli beladiri, Kalau Andika nekat menghadapi nya, dia merasa tak kan mampu.

Karena tidak bisa pergi,  Andika ingin melihat bagaimana Kak Bahar akan menangani masalah ini.

Ketika Togar melihat Bahar masuk ke aula, dia langsung melompat dan berteriak, "Kakak Bahar, bocah bajingan ini menggunakan wajahku untuk menyeka Sepatunya ...."

Eh? 

Bahar mengerutkan kening dan berpikir setelah mendengar ucapan Togar, Bukankah dia sangat tidak berguna? Bisa-bisanya dia ditindas seperti ini di wilayahnya sendiri.

"Bocah, apakah kamu melakukan ini?" 

Bahar bertanya dengan tangan di belakang punggung, Kenal dengan Togar pasti tidak lebih dari hubungan dengan Keluarga Napitu, Bahar datang kemari karena ada hal yang lebih penting untuk dilakukan.

"Aku yang melakukannya, Ini adalah masalah pribadi antara aku dan Togar. Apakah anda juga ingin terlibat?" Andika menjawab dengan tenang..

Togar tiba-tiba melompat karena Andika begitu berani bersikap sombong di depan Kak Bahar.

"Dasar bajingan, beraninya kamu bicara seperti itu di depan Kak Bahar, Kamu benar-benar tidak menghormatinya, Apa kamu sudah bosan hidup ...."

Togar masih ingin melanjutkan topik itu, tetapi Bahar mengulurkan tangan dan menghentikan Tigar dengan lembut.

"Bagus, bagus sekali! Togar, Kita akan mengurus masalahmu nanti, Aku akan mengurus beberapa masalah pribadi dulu!"

Setelah berhenti sejenak, Bahar mengamati seluruh aula sebelum bertanya dengan suara lantang.

"Siapa Tuan Andika?"

Dalam satu kalimat, semua orang di aula tercengang dan ekspresi wajah mereka terlihat begitu luar biasa, Astaga, apa-apaan ini? Ternyata Bahar ingin mencari Andika?

Heri dan Zaki tercengang, begitu pula Togar, Andika bahkan lebih terkejut lagi, Dia adalah seorang siswa miskin yang kurang dikenal yang baru saja tiba di Kota Bandung hari ini, Bagaimana dia bisa kenal penguasa Dunia Bawah Bandung yang terkenal?

"Entah apa yang Kak Bahar inginkan dariku?" Andika menjawab Bahar dengan ragu.

Mendengar kata-kata Andika, Bahar jelas tertegun sejenak.

"Kamu?" 

Bahar langsung melihat foto dari handphone dan membandingkannya dengan Andika, Wajahnya tiba-tiba menjadi kelam, Tidak, ini memang benar Andika...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!