Membelah Ribuan Kayu

Setelah Zafar, Andika, dan Luna memasuki ruang tamu, Zafar tersenyum dan berkata kepada Luna, 

"Luna, aku tidak keberatan kalau Andika bersamamu, tapi kamu mungkin harus lebih toleran, Aku sudah membaca nasib kehidupan Andika, nasib asmara anak ini agak kuat, contohnya aku mungkin akan mencarikan seorang istri lagi untuk Andika dalam waktu dekat ini!"

"Ah!" 

Andika dan Luna berdiri dari sofa dengan terkejut.

Andika berkata dengan ekspresi terkejut, "Guru, Anda ... Anda benar-benar akan mencarikan seorang istri lagi untukku? Ini ... ini tidak sesuai dengan aturan ...."

"Aturan itu hanya berlaku bagi orang biasa saja, kamu pergi cari tahu saja, siapa di antara mereka yang berkultivasi tinggi tidak memiliki istri lebih dari, Sudah masalah ini sudah diputuskan, Luna, kamu pergi siapkan beberapa makanan, aku ingin berbicara dengan Andika."

Tatapan Luna agak rumit, Saat berhubungan dengan Andika sebelumnya, Luna hanya berencana menggunakan kekuatan di belakang Andika untuk menghadapi gangguan Togar, Namun Luna sama sekali tidak menyangka bahwa guru Andika ternyata tokoh penting, Di depan dokter pengemis sakti seperti Zafar, Luna tidak beranik menolak meskipun hatinya merasa sangat kesal? 

Setelah mengusir Luna pergi, Zafar baru menunjukkan ekspresi seriusnya dan berkata kepada Andika, 

"Muridku, meskipun kamu sudah memanggilku guru sekarang, tetapi aku masih belum bisa menerimamu sebagai murid secara resmi, Bukan aku tidak mau, tetapi aku tidak bisa ... kekuatanmu sekarang sama sekali tidak cukup untuk menanggung segala sesuatu dariku, jika kamu terburu-buru menjadi muridku, itu hanya akan membawa malapetaka bagi dirimu sendiri. Jadi, aku akan menetapkan target kecil untukmu terlebih dahulu ...." 

"Yang pertama dalam setahun pertama, kamu harus bisa menghasilkan uang sebesar 1 triliun dulu!" 

Kata-kata Zafar membuat Andika yang baru saja duduk langsung melompat lagi. 

1 triliun? Apakah dia sedang bercanda? Menghasilkan 1 triliun dalam setahun, bahkan mesin pencetak uang pun juga akan merasa tertekan, 'kan? 

"Guru, Anda yakin Anda tidak demam?" Andika maju dan menyentuh dahi Zafar, suhunya normal, tetapi mengapa kata-kata yang keluar dari mulutnya sangat tidak normal? 

Zafar menepis tangan Andika. 

"Menyingkir, nadi abadimu sudah terbangun, kamu sudah menyerap energi cincin 7 bintang, bukankah itu adalah hal yang mudah untuk menghasilkan uang? Jangan bilang Batu Giok Mentah yang kamu bawa pulang itu tidak berharga!" ujar Zafar sambil melirik tiga puluh Batu Giok Mentah di ruang tamu. 

Mendengar kata-kata Zafar, Andika langsung terkejut, ternyata guru tahu segalanya? Tapi, Andika teringat pria tua di terminal bus adalah guru keduanya, maka alasan semuanya ini sudah menjadi jelas, Semua ini mungkin adalah rencana gurunya, bukan hal yang aneh jika guru nya tahu rahasia yang ada di tubuhnya. 

Tanpa menunggu jawaban Andika, Jan Fian lanjut bicara, "Target kedua, sekarang kamu sudah hampir berada di kekuatan tingkat grand Master,  dalam setahun kamu harus berhasil naik hingga grand master tingkat akhir, mencapai level Ksatria sudah cukup ... untuk target ketiga, tentu saja kamu harus memiliki tim sendiri ... hanya setelah tiga target kecil ini tercapai, aku baru bisa menerimamu sebagai muridku dengan tenang!"

Bagaimanapun, kekuatan besar yang dikuasai oleh Zafar bukanlah sesuatu yang bisa diwarisi dengan mudah. 

Namun setelah mendengar tiga target yang ditetapkan oleh Zafar, hati Andika terus mengutuk, Si*lan, apakah tiga target ini bisa disebut sebagai target kecil? Ini jelas lebih sulit daripada terbang ke langit, Jika dia bisa mencapai ketiga target ini, apakah dia masih perlu mewarisi kekuatan Zafar? 

Sebenarnya ini adalah karena pandangan Andika yang terlalu sempit, setelah Andika benar-benar sudah mewarisi kekuatan Zafar, dia akan menyadari betapa hebatnya Zafar! Tentu saja, ini adalah cerita untuk waktu yang akan mendatang. 

Harus diakui bahwa efisiensi kerja Bahar sangat tinggi, Saat mereka sedang makan, sepuluh truk yang dipenuhi dengan kayu dan dua puluh kapak sudah diantar dan tersimpan di halaman belakang vila. 

Setelah makan, Luna sudah naik ke lantai atas untuk beristirahat, Sementara itu, Zafar membawa Andika ke halaman belakang, "Muridku, kali ini aku hanya memiliki waktu tiga hari di Kota Ini, Mengingat sebelumnya kamu tidak memiliki dasar bela diri, jadi kita hanya bisa mulai dari dasar... Kamu sudah melihat tumpukan kayu itu, 'kan? Tugasmu adalah membelah kayu-kayu tersebut .... Selesai itu, mungkin sudah cukup...." 

Membelah kayu? Bela diri? Mata Andika terbuka lebar, dia belum pernah mendengar metode bela diri seperti ini sebelumnya!

Melihat kayu yang seperti gunung, dan memikirkan kekuatan tubuhnya sendiri yang sudah berubah, membelah setumpuk kayu ini seharusnya juga bukan hal yang sulit, Andika juga tahu bahwa gurunya menyuruhnya membelah kayu pasti untuk kebaikan dirinya.

"Oh, ok!" 

Andika menjawab, mengambil kapak, mendirikan batang kayu sepanjang setengah meter, mulai membelah kayu. 

Saat Andika mengambil kayu kedua dan membelahnya, Zafar malah menggeleng pelan, 

"Sebagai guru, aku akan mengajarimu membelah kayu, tapi tidak semudah ini! Kamu lihat jelas, aku akan mencontohkan kepadamu … bisa menguasai seberapa banyak, itu tergantung padamu!"

Saat berbicara, Zafar mengambil kapak dari tangan Andika, kedua kakinya dientakkan ke lantai, membuat kuda-kuda yang benar, lalu tangan kanannya perlahan melambai di tengah udara, lalu membelah kayu bulat itu.

Jika orang biasa yang melihatnya, postur ini tidak ada yang istimewa, Tapi Andika mempunyai mata tembus pandang, dapat melihat dengan jelas seluruh gerakan Zafar melambat di matanya, lanjut Andika pun menyadari sesuatu yang ajaib .…

Saat Zafar mulai bergerak, Andika bisa melihat jelas dari bagian pinggang Zafar terdapat aliran energi samar yang bergerak naik di sepanjang pinggang, pada akhirnya semuanya berkumpul di lengan Zafar, seiring tangan Zafar membelah kayu bakar, udara pun terbelah dan menimbulkan suara mendesing.

"Sudah lihat jelas? Ini adalah langkah membangun fondasi, saat kamu melatih kekuatanmu, maka semuanya hampir selesai!" Zafar berhenti sesaat, lalu mencontohkan sekali lagi kepada Joshua, "Kamu pikirkan dulu, jika ada yang tidak mengerti, tanya aku besok!"

Setelah Andika di rasa mengerti, Zafar meletakkan kapak itu, lalu menguap dan masuk ke dalam kamarnya.

Sedangkan di benak Zafar tidak berhenti mengulangi gerakan Zafar tadi, ini adalah langkah membangun fondasi, apakah mau melatih kekuatan?

Andika mengambil kapak, mempelajari postur Zafar tadi, kapak itu direntakkan, sambil mempelajari gerakan gurunya dan ingin menggerakkan kekuatan di tubuhnya.

Harus diakui, menggunakan postur itu membelah kayu, memang sangat menghemat tenaga, dia juga jauh lebih bertenaga, Namun bagaimana juga dasar Andika masih sangat buruk, meski kekuatan fisik dan nadi tubuhnya sangat kuat, tetapi mempraktekkan metode gurunya agak sulit. 

Tapi Andika adalah orang yang keras kepala, apalagi Andika mempunyai mata ajaib yang hebat seperti mata tembus pandang, mana mungkin Andika menyerah?

Jika tidak bisa sekali, maka dua kali .… Jika dua kali tidak bisa, maka tiga kali ….

Sepanjang malam, Andika tidak berhenti memikirkan langkah membangun fondasi, gerakan membelah kayu yang mudah itu, Saat Andika membelah kayu yang ke puluhan kali, Andika merasakan sesuatu bergerak di pinggangnya, saat dia membelah kayu ke-50.001, Joshua melihat jelas cahaya emas tipis mengalir dari tubuhnya naik ke atas lengannya!

Apakah sudah berhasil? Andika senang, saat ini Andika merasa lengannya seperti diisi oleh kekuatan, sangat berat hingga tidak bisa diangkat, Namun Andika tahu dasarnya sangat ketinggalan, dia harus lebih giat berkali lipat.

Andika menyesuaikan dirinya sejenak, dia mengambil kapak lainnya, lalu mengayunkan lengannya dan membelah!

Batang ke 70 ribu, ke 80 ribu ….

Saat membelah batang ke 100 ribu, Andikq menyadari di pinggangnya sudah muncul dua garis energi.

Saat batang ke 150 ribu, sudah muncul delapan buah energi emas yang mengelilingi tubuh Andika.

Saat selesai membelah batang ke 200 ribu, tubuh Andika sudah dikelilingi 80 buah garis energi meas, seluruh dirinya tampak sangat kuat.

Tapi Andika tetap tidak berhenti …. Dalam waktu sepanjang malam, Andika seperti robot yang tidak berhenti membelah kayu di belakang rumah, bahkan lupa bahwa malam ini berjanji tidur bersama Luna.

Andika belajar membelah kayu di dalam vila, dia berlatih dengan semangat menggebu, Sedangkan di halaman besar Keluarga Togar, Togar dengan ketakutan membawa mayat Sandro pulang, seluruh rumah gempar..

Kakek Besar Keluarga Togar, bertanya kepada Togar dengan suram, "Kamu yakin tidak salah dengar? Anggota Pasukan Alpha yang bernama Ronin yang membunuh Sandro?"

Togar berbaring di tempat duduk dengan wajah depresi, seluruh tubuhnya masih meringkuk ketakutan, 

"Kakek, kamu sudah bertanya sepulu kali! Saat Kakak Sepupu berlawanan dengan Andika, lalu terjatuh di atas lantai, setelah itu yang bernama Ronin dari Pasukan Alpha yang menghantam Kakak Sepupu ke atas kap mobilku, Anda juga sudah melihat kondisi kap mobil tadi …."

Meski Keluarga Togar juga mempunyai master seni bela diri, tapi mereka tidak bisa menggunakan tembus pandang melihat tubuh Sandro, jadi sama sekali tidak menyadari kalau organ dalam Sandro sudah hancur, Namun, dari penjelasan Togar, semua orang mengira kematian Togar seharusnya disebabkan oleh Ronin dari Pasukan Alpha.

Tago merenung sesaat, akhirnya tidak berdaya menghela napas panjang, "Haih, karena sungguh Pasukan Alpha yang menyerang, hal ini hanya bisa dilupakan begitu saja!" Tago sungguh tidak mengerti, seorang murid miskin bagaimana bisa membuat Bahar memanggilnya Kakak seperguruan, Pasukan Aloha bahkan membelanya.

Tapi dilihat dari keadaan saat ini, Andika pasti bukan orang biasa, Tago tidak tahu yang lain, tapi setidaknya tahu kekuatan Pasukan Alpha

Pasukan Alpha begitu kuat, bagaimana Keluarganya bisa melawannya? 

Mendengar Sandro yang mati sia-sia seperti ini, paman Togar, Tando tidak senang, 

"Ayah, apakah kita membiarkan Sandro mati seperti ini? Kita harus membalaskan dendamnya ...." 

"Bajingan, balas dendam? Kamu mau mencari siapa membalas dendam? Pasukan Alpha? Jika kamu ingin mati, jangan libatkan Keluarga kita, Aku masih ingin hidup beberapa tahun lagi!" 

Tago merasakan kepanikan di hatinya, mata tajamnya menyapu semua orang, 

"Kalian semua dengarkan aku dengan jelas. Masalah tentang Sandro berakhir di sini, Jangan buatkan masalah untuk Keluarga ini, Mengerti tidak?"

"Tapi, Ayah, kita memang tidak boleh menyinggung Pasukan Alpha, tapi kita tidak perlu takut pada Andika! Sial, jika tidak membunuhnya, aku tidak bisa tidur atau makan dengan tenang!" 

Putra sulung Tago masih tidak rela, Bagaimanapun, Sandro adalah putra satu-satunya, juga begitu berbakat, dan sekarang dia sudah mati, Tentu saja, dia tidak bisa menerima ini.

Tago melemparkan tongkatnya dengan marah.

"Dasar, apakah perkataanku masih belum cukup jelas? Apakah kamu mau membuatku marah hingga mati? Masalah ini berakhir di sini, Pasukan Alpha dapat membela Andika, apakah menurutmu Andika adalah orang biasa? Haih, kalian semua selalu membuatku khawatir, kenapa aku punya anak durhaka sepertimu?"

Tago masih ingin marah besar, tetapi Tando berkata kepada penjaga di pintu, "Pelayan, Kakek Besar sudah lelah, bawa dia pergi beristirahat!"

"Biar aku lihat siapa yang berani!" Tago membanting meja dengan keras, "Aku masih belum mati, apakah kalian ingin memberontak?"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!