Penyihir Legendaris

Penyihir Legendaris

Pembantaian 1000 tahun lalu

"Kapan anak kita akan sadarkan dirinya?" Tanya seorang wanita pada suaminya.

"Saya tidak tahu, tak seperti biasanya anak kita melakukan regenerasi mana sihirnya selama ini." Ucap pria tersebut.

Agatha Esther saat ini sedang terbaring lemah, wanita itu sedang melakukan regenerasi mana sihirnya karena telah menggunakan mana sihir di luar batasan dirinya. Namun tak seperti biasanya wanita itu akan selama ini ketika sedang beregenerasi.

Agatha Esther baru saja melawan ribuan pasukan bangsa Iblis yang menyebabkan dirinya menggunakan banyak kekuatan mana sihirnya hingga dirinya tak sadarkan diri.

"Dasar pemuda sialan!" umpat pria tersebut yang mengepalkan tangan kanannya pada dinding kamar Agatha Esther.

Bruak!

Pintu kamar itu terbuka lebar hingga menyebabkan kerusakan yang parah. Seorang pemuda menyeret pedangnya melangkah mendekati mereka yang ada di dalam ruangan tersebut. Tatapan tajam dari pemuda itu begitu mengerikan hingga membuat sepasang suami istri itu gemetar ketakutan.

"Apa yang Anda inginkan?" tanya pria tersebut menatap tajam pada pemuda yang berdiri di hadapannya dengan mengeluarkan pedang miliknya.

"Hahaha. Saya menginginkan jiwa milik kalian semua." jawab pemuda itu dengan tawanya yang begitu mengerikan.

"Tidak puas kah Anda telah membuat putri kami tak sadarkan diri?" Tanya pria itu.

"Bagaimana bisa seorang Penyihir Legendaris sepertinya dapat Saya kalahkan dengan sangat mudah." Sahut pemuda itu.

"Dasar kau manusia tak tahu diri! Putri Saya sangat tulus mencintai mu, namun Anda malah berkhianat." Sela wanita itu yang kini tengah melindungi tubuh milik Agatha Esther dengan sebuah perisai pelindung.

"Namun sayangnya Saya tak pernah mencintainya sedikitpun." Sahut pemuda tersebut.

"Berani-beraninya kau mempermainkan perasaan putri kami," pria itu dengan berani mengangkat pedang miliknya bersiap untuk menyerang pemuda yang merupakan sang kekasih dari Agatha Esther.

Trang...

Suara dentingan dari pedang yang saling bertemu untuk beradu kekuatan nya cukup memekikkan telinga. Kedua orang yang sedang bertarung itu saling menatap tajam satu sama lain.

"Anda tak layak hidup lebih lama." Ucap pemuda itu.

"Mari kita buktikan siapa yang terkuat." Ucap pria itu yang menantang sang pemuda dengan penuh keyakinan pada dirinya.

Energi sihir milik pria itu menyeruak memenuhi kamar Agatha Esther dan membuat pemuda itu terkekeh merasakan aura tersebut.

"Aura rendah macam apa yang kau miliki." Ejek pemuda tersebut.

Blamm... Bruak!

Tubuh Ayah Agatha Esther terjungkal kebelakang dan menabrak sebuah meja yang mengakibatkan pria itu meringis kesakitan.

"Cihh. Kau sangat lemah. Lenyaplah dan jangan menghalangi jalanku lagi." Teriak pemuda itu yang mengarahkan pedangnya pada tubuh pria tersebut.

Dengan segera, Ayah Agatha Esther menghindar ke samping dan mundur beberapa langkah supaya tak terkena serangan dari pemuda itu.

"Ini yang terakhir kalinya," pemuda itu melesat dengan cepat ke arah pria yang sedang mencoba untuk menjaga jarak dari nya.

Trashh...

Darah segar mengalir dari tubuh pria itu. Sebuah pedang telah menancap tepat pada jantung pria itu hingga membuatnya ambruk ke lantai seketika itu juga.

"Satu telah selesai," pemuda itu menatap dingin pada jasad pria dihadapannya yang telah tergeletak bersimbah darah.

"Kini giliran, Anda." Ucap pemuda itu, menoleh menatap wanita yang sedang melindungi tubuh Agatha Esther dengan seringainya.

"Menyerah lah sebelum Saya melakukan hal yang menyakitkan pada Anda." Ucap pemuda itu pada sang wanita.

Wanita itu membuat ratusan pisau sihir yang melayang di udara, hanya dengan jari telunjuk saja wanita itu mengendalikan ratusan pisau tersebut. Dengan kecepatan tinggi, pisau-pisau itu melesat ke arah pemuda itu.

Prangg....

Pisau-pisau yang di buat wanita itu dapat dengan mudah di tangkis oleh pemuda itu hanya dengan sekali serangan menggunakan pedang miliknya.

Wanita itu sangat terkejut melihat pisau sihirnya dapat dengan mudah di lenyapkan hanya dengan satu kali serangan dari pedang itu tanpa meninggalkan luka di tubuh sang pemuda.

"Trik sihir rendahan tak akan dapat melukai tubuh ku apalagi melenyapkan diri ini." Ucap pemuda itu.

"Saya tidak akan semudah itu untuk kau kalahkan." Ucap wanita itu, tatapan dingin telah dia berikan pada pemuda tersebut.

"Saya harap Anda tak bermain-main karena saya sudah tak memiliki banyak waktu," pemuda itu langsung membaca mantra teleportasi, kemudian menghilang dan muncul di belakang wanita itu.

Jleb!

Pedang merah yang bercampur hitam itu telah masuk dan menembus melalui pinggang wanita itu hingga menembus perutnya.

Wanita itu memuntahkan cairan berwarna merah segar yang cukup banyak. Baju yang di kenakan juga telah ikut berlumuran darah.

"Selamat tinggal," pemuda itu berbisik kemudian menghempaskan tubuh wanita itu dengan kasar.

Kini pemuda itu sudah tak memiliki musuh lagi di ruangan itu. Kedua mata pemuda itu kini telah sepenuhnya berubah menjadi merah keseluruhan dengan satu tanduk kecil yang muncul di dahinya.

Tubuh pemuda itu mengeluarkan aura kejahatan yang begitu besar hingga mengganggu proses regenerasi dari Agatha Esther.

Tak di sangka, wanita itu membuka matanya kemudian mencoba untuk duduk meskipun tubuhnya sangat lemas. Agatha Esther melihat jasad ayah dan ibu nya yang tergeletak dengan bersimbah darah di lantai kamarnya.

"Tak ku sangka kau akan mengkhianati diriku." Ucap Agatha Esther dengan pelan namun masih dapat di dengar oleh pemuda itu.

"Agatha Esther, hahaha. Sebentar lagi kau juga akan menyusul kedua orang tua mu yang sangat tak berguna di dalam hidup mu itu." Ucap pemuda tersebut.

Agatha Esther adalah seorang Penyihir Legendaris, namun bukan berarti kedua orang tuanya adalah penyihir hebat yang sama seperti dirinya. Banyak hal yang telah wanita itu lakukan hingga dirinya kini menjadi seorang Penyihir Legendaris.

"Tak ku sangka kau menyerahkan jiwa mu pada bangsa Iblis." Ucap Agatha Esther yang tak habis pikir pada sang kekasih nya itu.

"Hahaha. Saya akan menjadi abadi, Agatha Esther!" Seru pemuda itu.

Wanita itu menatap dengan kemarahan yang sudah tak dapat terbendung lagi, namun apalah daya dirinya kini tak memiliki mana sihir sedikitpun yang dapat dia gunakan.

"Kau tak akan dapat beregenerasi lagi, Agatha." Ucap pemuda itu.

Benar saja, Agatha Esther tak dapat melakukan regenerasi sejak tadi karena dirinya telah diikat oleh sihir pengikat milik pemuda itu.

"Lihatlah, sekarang Saya sudah menjadi Penyihir yang sangat kuat." Ucap pemuda itu. Sang pemuda memperhatikan kedua tangannya hingga bagian tubuh lainnya.

"Jangan membanggakan kekutan Iblis mu. Karena bagaimanapun juga Saya tetaplah yang terkuat sampai kapanpun. Ingat itu, Luis." Ucap Agatha Esther. Mata wanita itu menatap tajam dengan penuh keyakinan.

Tanpa berlama-lama lagi, pemuda itu dengan segera menancapkan pedang miliknya ke kepala wanita itu hingga menembus kerongkongan.

Terdengar ucapan dari Agatha Esther namun sudah tak jelas pengucapannya. Pemuda itu menempelkan sebuah kertas mantra pada dahi Agatha Esther lalu memoleskan darah wanita itu dan mulai membaca sebuah mantra aneh.

Tubuh Luis bergetar hebat dan merasakan kekuatan sihir miliknya meningkatkan sebanyak lima puluh persen.

Perlahan-lahan, Agatha Esther mulai menutupkan matanya karena kesadaran dirinya mulai memudar dan kini seluruh pandangannya menjadi gelap gulita.

"Hahaha. Saya akan menguasai dunia!" Teriak Luis dengan sangat kencang di sertai tawanya.

Terpopuler

Comments

Frando Wijaya

Frando Wijaya

gk nyangka....segitu mudah terpengaruh...mental kekasih FMC sgt lemah

2024-07-27

0

Syiffitria

Syiffitria

semangat terus kaaaa/Smile/

2024-06-10

0

rere

rere

bagus cerita nya tapi aku blm paham betul ...inti nya tapi terimakasih updtew nya

2024-06-08

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!