Menculik Nona Elise

"Oh, begitu?" Tanya Nona Elise dengan wajah yang sedang meremehkan ucapan iblis tersebut.

"Mari kita buktikan seberapa abadinya Anda." Lanjut Nona Elise dengan wajahnya yang kembali serius.

"Hah! Siapa takut." Sahut Iblis Damballa.

Sang Iblis mulai memunculkan tanduk di kedua sisi dahinya. Mata merah miliknya ikut menyala seperti mata merah milik Nona Elise. Seluruh tubuhnya juga di selimuti oleh kobaran api yang cukup besar.

Nona Elise tampak menyipitkan kedua matanya memperhatikan perubahan dari tubuh sang Iblis.

"Pasti akan merepotkan melawan Iblis Damballa di saat saya tidak memiliki bantuan terhadap siapapun," gumam Nona Elise yang menoleh ke kanan dan kiri ruang perawatan.

Nona Elise berlari menerobos melalui lubang yang ada di dinding. Gadis itu berlari ke tengah-tengah lapangan kediaman mendiang Tuan Liam Bery Hemsworth.

"Tak kan ku biarkan kau lari!" Teriak Iblis Damballa.

Sang Iblis itu langsung berlari dan menerobos dinding hingga hancur dan meninggalkan lubang yang lebih besar dari sebelumnya.

Blam! Blam! Duar!

Iblis Damballa melemparkan ratusan bola api yang mengarah pada Nona Elise. Banyak bola api yang menghantam bangunan kediaman mendiang Tuan Liam Hemsworth hingga menghancurkan bangunan yang ada.

"Bangunan ini akan hancur jika iblis itu tak menghentikan serangannya," gumam Nona Elise yang terus berlari menghindari ratusan bola api yang melesat ke arahnya.

"Bagaimanapun juga keselamatan banyak orang adalah hal yang terpenting." Lanjut Nona Elise.

Tiba-tiba, Nona Elise berlari ke arah Iblis Damballa dengan sebuah perisai yang melindunginya. Sang iblis berhenti, dia menciptakan sebuah bola api yang ukurannya sangat besar.

"Sial! Perisai ini tak akan mampu untuk menahan bola api sebesar itu." Ucap Nona Elise.

Belum sempat gadis itu untuk beralih arah, bola api yang besar telah melesat ke arahnya hingga menghantam tubuhnya.

Duarrrr....

Tubuh Nona Elise ikut menghantam bangunan kediaman mendiang Tuan Liam Hemsworth hingga tertimpa reruntuhan. Dirinya merasakan sakit yang luar biasa seperti seluruh tulang-tulang di tubuhnya hancur.

Seluruh orang yang ada di kediaman itu menyaksikan apa yang sedang terjadi oleh Nona Elise. Namun mereka memilih untuk diam saja dan tak ada satupun orang yang membantu gadis itu.

"Astaga, malang sekali nasib gadis itu. Dia harus tertimpa reruntuhan hingga mati akibat melawan Tuan Damballa." Ucap seorang pelayan.

"Orang b*d*h mana yang berani melawan seorang iblis." Sahut si teman pelayan itu, kini keduanya saling tertawa.

Tuan Muda Brev yang saat itu baru saja sampai di kediaman, dia melihat Nona Elise terkena serangan yang begitu besar hingga tertimpa reruntuhan.

Pemuda itu langsung berlari menghampiri bangunan yang telah hancur dan meninggalkan puing-puing kecil.

"Nona bertahanlah!" Teriak Tuan Muda Brev dengan penuh kekhawatiran yang terlihat di wajahnya.

"Siapapun tolong Nona Elise!" Teriak nya pada seluruh orang yang hanya diam menyaksikan apa yang sedang terjadi.

"Biarkan gadis b*d*h itu mati karena telah berani melawan Tuan Damballa!" Sahut salah satu orang itu yang memicu orang-orang lainnya untuk ikut berteriak.

Tuan Muda Brev tak memiliki pilihan lain selain menyelamatkan Nona Elise dengan kemampuan sendiri. Dia mulai menyingkirkan puing-puing bangunan yang menimpa tubuh Nona Elise.

"Ingin ikut campur?" Tanya Iblis Damballa yang telah mencengkram kerah baju belakang pemuda itu.

Tubuh Tuan Muda Brev langsung gemetar, kakinya terasa tak kuat untuk menopang tubuhnya berdiri.

"Ti-tidak, Tuan." Jawab Tuan Muda Brev dengan menundukkan kepalanya.

"Pergilah dari sini," Iblis Damballa melempar tubuh Tuan Muda Brev hingga terhempas jauh ke belakang.

Iblis Damballa meniup ke arah puing-puing bangunan, seketika puing-puing itu langsung menyingkir dari tubuh Nona Elise.

Terlihat gadis itu sedang menatap wajah Iblis Damballa, namun tak dapat bergerak.

"Apa kau baik-baik saja, Nona?" Tanya Iblis Damballa.

Kemarahan dan aura dari iblis itu kini telah meredup di sertai hilangnya tanduk di sisi dahinya.

Nona Elise tak berniat untuk menjawab pertanyaan dari Iblis Damballa, dia memilih untuk memejamkan kedua matanya saja.

"Hufff. Kau memang menyebalkan," gerutu kesal Iblis Damballa. Dia berjalan mendekati tubuh Nona Elise yang masih terbaring dan tak bergerak.

Wushh!

Tuan Muda Brev menyerang Iblis Damballa menggunakan sihir es miliknya. Meksipun telah mengenai tubuhnya, iblis itu tak mendapatkan reaksi apapun.

"Es mu sangat menggelikan." Ejek Iblis Damballa.

"Sial! Sihir es ku tak mampu untuk melukai tubuh pria itu meksipun hanya membuat goresan saja." Keluh kesal Tuan Muda Brev.

Iblis Damballa tak menghiraukan Tuan Muda Brev, dia berjongkok di dekat wajah Nona Elise.

"Nasib yang malang putriku." Ucap Iblis Damballa yang memperhatikan wajah cantik dari Nona Elise.

"Sangat menjijikkan menjadi putri Anda!" Bentak Nona Elise.

"Tapi kekuatan mu sangat mirip dengan ku." Sahut Iblis Damballa. Dirinya sangat yakin jika gadis yang ada di hadapannya ini adalah reinkarnasi dari sosok putrinya.

"Dimana kekasihmu?" Tanya Iblis Damballa.

Nona Elise mengerutkan dahinya mendengar pertanyaan dari iblis tersebut. Kekasih siapa? Luis?

"Siapa?" Tanya balik Nona Elise, dia tak mengerti sama sekali dari maksud ucapan Iblis Damballa.

"Apa kau lupa, kekasih manusia mu itu telah kurang ajar dan menyegel setengah jiwa Ayah di tempat lain." Jelas Iblis Damballa.

Nona Elise semakin di buat bingung oleh ucapan dari iblis tersebut. Dirinya mulai mengingat-ingat tentang kekasihnya, Luis.

"Apa maksud Anda?" Tanya Nona Elise.

"Jangan berpura-pura lupa, siapapun yang ber reinkarnasi pasti tidak akan melupakan seratus persen masa lalunya." Ucap Iblis Damballa.

"Siapa nama dari kekasih putri Anda?" Tanya Nona Elise.

"Nona Elise, apa kau baik-baik saja?" Teriak Tuan Muda Brev yang berjalan mendekat.

"Hati-hati! Iblis yang ada di sebelah Anda sangat jahat." Ucap Tuan Muda Brev.

Pemuda itu terus berjalan mendekat meskipun kakinya sedikit sakit akibat terbentur dengan tanah saat Iblis Damballa menghempaskan tubuhnya.

"Pemuda itu sangat mengacau," gumam Iblis Damballa dengan raut wajah kesal yang melihat Tuan Muda Brev.

Iblis Damballa membuat sebuah bola api sihir di tangan kanannya. Dia hendak menyerang Tuan Muda Brev namun langsung di larang oleh sang Nona.

"Jangan sakiti pemuda itu!" Larang Nona Elise.

"Dia tak memiliki urusan dengan kita." Ucap Nona Elise.

Iblis Damballa meredupkan bola sihir miliknya kemudian menghilang. Dia dengan segera membopong tubuh Nona Elise dan membawanya melesat pergi dari tempat itu.

Tuan Muda Brev melihat hal itu langsung kebingungan.

"Iblis itu menculik Nona Elise!" Teriak Tuan Muda Brev dengan terkejut.

Pemuda itu berlarian kesana kamari dengan wajah panik. Jantungnya pun kini ikut berdetak dengan sangat kencang dan wajahnya menjadi sedikit pucat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!