"Apa Anda tak memiliki cara untuk dapat menyembuhkan suami Saya?" Tanya Nyonya Luxefuria.
Pria berjubah hitam itu hanya diam dengan mengeluarkan kabut hitam dari tubuhnya. Mata pria itu berwarna merah yang memberi kesan begitu mengerikan dari dirinya.
"Kau terus-terusan selalu bertanya padaku! Tidakkah dirimu mencari tahu itu sendiri" pria itu menatap Nyonya Luxefuria dengan begitu tajam.
Seketika itu, kaki Nyonya Luxefuria langsung gemetar hingga membuat nya mundur beberapa langkah menjauhi pria tersebut.
"Segera cari tiga gadis cantik dan bawa mereka ke ruangan Saya ketika bulan purnama akan muncul." Perintah pria itu pada Nyonya Luxefuria.
Nyonya Luxefuria hanya mengangguk saja dan menelan ludahnya dengan susah payah.
Pria yang mengenakan jubah hitam itu pergi meninggalkan ruang kesehatan Tuan Liam Hemsworth. Kini Nyonya Luxefuria dapat bernafas dengan lega atas kepergian pria itu.
"Dasar kau pria yang menyulitkan hidup ku saja," gerutu kesal Nyonya Luxefuria yang menatap tajam pada Tuan Liam Hemsworth yang masih terbaring dengan pucat.
"Apa Saya lebih baik membakar pria ini kemudian berpura-pura tidak mengetahuinya?" Tanya Nyonya Luxefuria.
Saat ini malam telah tiba, Nona Elise beserta Ibu dan kakaknya sedang duduk di sebuah kursi panjang yang ada di ruangan tersebut. Ketiga orang itu nampak hening dan larut dalam pikiran mereka masing-masing.
"Apa kalian tidak merasa lapar?" Tanya Nona Elise yang memecahkan keheningan malam itu.
"Ibu tidak memiliki uang lagi, maaf tidak bisa memberikan kalian makanan malam ini." Sahut Nyonya Irvy dengan lesu, dia bahkan menundukkan kepalanya.
"Biar Saya saja yang mencari makan malam kali ini. Kalian berdua tunggulah disini." Ucap Tuan Muda Elvio.
Pemuda itu beranjak dan melangkahkan kakinya pergi meninggalkan kediamannya. Nona Elise hanya memperhatikan punggung kakaknya itu yang semakin menjauh.
Kini keduanya kembali hening setelah kepergian Tuan Muda Elvio. Nona Elise memilih beranjak dan melangkah keluar dari rumah itu. Tiba-tiba dirinya di hampiri oleh dua orang pria bertubuh kekar dengan seorang wanita yang berjalan di depan kedua pria itu.
"Hei! Nona cantik." Sapa salah satu pria bertubuh kekar itu.
Nona Elise hanya memperhatikan pria itu dengan tatapan tajamnya.
"Tidak usah berbasa-basi." Omel wanita itu pada pria yang baru saja menyapa Nona Elise.
"Baik, Nyonya. Maaf." Ucap pria itu langsung menundukkan kepalanya.
"Dimana wanita misk*n alias ibumu itu?" Tanya wanita itu dengan mata melotot.
Nona Elise hanya menatap miring wanita itu dengan wajah malas nya. Dirinya sangat merasa kesal hidup di lingkungan ini.
"Maaf Nyonya Cesy, ada keperluan apa hingga malam-malam seperti ini datang kemari?" Nyonya Irvy berjalan mendekati mereka.
"Ck. Tidak usah banyak bertanya Anda! Saya kemari untuk menagih hutang-hutang Anda!" Bentak wanita itu yang sudah tidak bisa menahan amarahnya lagi.
"Maaf Nyonya Cesy, Saya saat ini belum memiliki uang." Jawab Nyonya Irvy dengan menundukkan kepalanya.
Plak!
Sebuah tamparan yang keras dilayangkan oleh Nyonya Cesy pada pipi kanan Nyonya Irvy.
"Begitu saja terus jawaban Anda!" Teriak Nyonya Cesy yang nampak telah sangat geram.
Nyonya Irvy hanya diam dengan memegangi pipi kanannya yang terasa sangat sakit, hingga dia meneteskan air matanya.
"Sangat tidak sopan!" Sela Nona Elise.
Plak!
Nona Elise mendaratkan pukulannya pada wajah Nyonya Cesy hingga membuat wanita itu terjatuh ke tanah.
Serhhh
Nona Elise membekukan tubuh kedua pria bertubuh kekar itu yang hendak menyerang dirinya.
"Seorang penyihir rendah seperti Anda tidak pantas memukul orang lain dengan menggunakan sihir pada orang yang tak memiliki sihir apapun." Ucap Nona Elise yang menatap tajam pada Nyonya Cesy yang tengah meringis memegangi wajahnya.
"Cihh. Saya hanya menggunakan sedikit sihir Saya, lalu kau malah membalasnya dengan kekuatan penuh." Sahut Nyonya Cesy yang tak terima dirinya di perlakukan seperti itu.
Nona Elise langsung mengeluarkan pedang merahnya dan mengarahkannya langsung pada leher Nyonya Cesy.
"Jika Ibu Saya tidak memiliki hutang pada Anda, sudah sangat jelas kepala Anda akan terpisah dari tubuh Anda." Ucap Nona Elise yang tak main-main.
"Berani-beraninya gadis sialan seperti mu melakukan hal ini!" Teriak Nyonya Cesy dengan sangat kencang.
Akibat suara teriakannya itu, beberapa tetangga Nyonya Irvy keluar dan menghampiri mereka.
"Apa yang sedang terjadi?" Tanya salah satu warga itu.
"Gadis sialan itu mencoba melakukan pembunuhan terhadap Saya." Sahut Nyonya Cesy dengan lantang.
"Nona, hentikan!" Perintah seorang pria itu pada Nona Elise.
Bukannya berhenti, Nona Elis malah memajukan pedangnya hingga ujung pedang miliknya menusuk leher Nyonya Cesy.
"Arghh." Rintih Nyonya Cesy yang langsung mundur dan memegangi lehernya.
Darah segar mulai muncul dari luka tersebut. Hal itu membuat para warga semakin murka pada Nona Elise.
"Dasar gadis tuli!" Pekik pria itu pada Nona Elise.
"Bawa mereka berdua ke pengadilan istana!" Perintah pria lainnya.
Beberapa pria mulai menarik dan membawa paksa Nyonya Irvy dan Nona Elise.
"Kalian telah mempercayai wanita ini, itu artinya kalian ingin bermain-main dengan ku!" Ucap Nona Elise.
Gadis itu memadatkan energi kegelapannya hingga muncul sebuah kabut berwarna hitam menutupi mereka semua. Dengan segera, Nona Elise menarik tangan Nyonya Irvy dan melesat masuk ke dalam rumah.
"Uhuk-uhuk. Apa-apaan ini!" Ucap mereka yang sudah terbatuk-batuk.
Beberapa detik kemudian, kabut hitam itu mulai menghilang dari pandangan mereka.
"Dimana ibu dan gadis itu?" Tanya mereka dengan kebingungan.
"Sial! Kita hancurkan saja rumah mereka." Saran Nyonya Cesy.
Beberapa warga itu saling memandang satu sama lainnya.
"Baiklah." Ucap salah satu pria itu yang kemudian di setujui oleh pria lainnya.
Mereka beramai-ramai berjalan mendekati area rumah Nyonya Cesy yang telah reyot itu. Tiang-tiang penyangga nya pun sudah banyak yang rapuh di makan oleh hewan-hewan pemakan kayu.
Ketika mereka hendak menghancurkan rumah itu, tiba-tiba mereka merasa seperti ada sesuatu yang menghadang di hadapan mereka.
"Mengapa kita tidak dapat menyentuh rumah ini?" Tanya salah satu pria itu dengan kebingungan.
Nyonya Cesy memadatkan energi sihir miliknya hingga membentuk sebuah bola sihir api berukuran sedang di tangan kanannya. Bola api itu di lempar pada rumah Nyonya Irvy dengan cukup kencang.
Blam! Duaarrr!
Bola sihir api milik Nyonya Cesy membentur perisai milik Nona Elise dan membalik meledak pada mereka. Hal itu membuat mereka yang terkena efek ledakan itu langsung terpental beberapa meter hingga membuat para pria itu tak sadarkan diri.
"Ibu! Elise!" Teriak Tuan Muda Elvio.
Pemuda itu berlari sekencang mungkin untuk dapat sampai ke rumahnya secepat yang dia bisa.
"Apa-apaan ini? Saya mendengar ada sebuah ledakan yang kencang disini." Tanya Tuan Muda Elvio yang tengah kebingungan, nafasnya pun terengah-engah.
"Adik Anda menyerang kami semua menggunakan bola api sihir miliknya." Jawab Nyonya Cesy.
Wanita itu berbohong pada Tuan Muda Elvio untuk mendapat pertanggung jawaban atas kerugian yang dia miliki karena telah melenyapkan nyawa dari beberapa pria itu.
Wushh... Jleb!
Sebuah pedang melesat dengan cepat dan menancap pada punggung Nyonya Cesy hingga menembus ke dadanya. Wanita itu dengan segera memuntahkan banyak darah segar dan kini bajunya telah bersimbah darah.
Tuan Muda Elvio sangat terkejut, dia tidak melihat pergerakan pedang dari arah manapun. Pemuda itu menatap ngilu pada tubuh Nyonya Cesy yang kini sudah ambruk ke atas tanah dan meregang nyawa.
"Siapa yang telah melakukan ini?" Tanya Tuan Muda Elvio, dia menyisir area sekitarnya untuk mencari tahu siapa yang melakukan ini oada Nyonya Cesy.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Bluue
Thor mau ngasih saran kalau bisa konsisten pake bahasa formal atau nonformal biar enak dibaca.
semangat otor
2024-05-17
2