NovelToon NovelToon

Penyihir Legendaris

Pembantaian 1000 tahun lalu

"Kapan anak kita akan sadarkan dirinya?" Tanya seorang wanita pada suaminya.

"Saya tidak tahu, tak seperti biasanya anak kita melakukan regenerasi mana sihirnya selama ini." Ucap pria tersebut.

Agatha Esther saat ini sedang terbaring lemah, wanita itu sedang melakukan regenerasi mana sihirnya karena telah menggunakan mana sihir di luar batasan dirinya. Namun tak seperti biasanya wanita itu akan selama ini ketika sedang beregenerasi.

Agatha Esther baru saja melawan ribuan pasukan bangsa Iblis yang menyebabkan dirinya menggunakan banyak kekuatan mana sihirnya hingga dirinya tak sadarkan diri.

"Dasar pemuda sialan!" umpat pria tersebut yang mengepalkan tangan kanannya pada dinding kamar Agatha Esther.

Bruak!

Pintu kamar itu terbuka lebar hingga menyebabkan kerusakan yang parah. Seorang pemuda menyeret pedangnya melangkah mendekati mereka yang ada di dalam ruangan tersebut. Tatapan tajam dari pemuda itu begitu mengerikan hingga membuat sepasang suami istri itu gemetar ketakutan.

"Apa yang Anda inginkan?" tanya pria tersebut menatap tajam pada pemuda yang berdiri di hadapannya dengan mengeluarkan pedang miliknya.

"Hahaha. Saya menginginkan jiwa milik kalian semua." jawab pemuda itu dengan tawanya yang begitu mengerikan.

"Tidak puas kah Anda telah membuat putri kami tak sadarkan diri?" Tanya pria itu.

"Bagaimana bisa seorang Penyihir Legendaris sepertinya dapat Saya kalahkan dengan sangat mudah." Sahut pemuda itu.

"Dasar kau manusia tak tahu diri! Putri Saya sangat tulus mencintai mu, namun Anda malah berkhianat." Sela wanita itu yang kini tengah melindungi tubuh milik Agatha Esther dengan sebuah perisai pelindung.

"Namun sayangnya Saya tak pernah mencintainya sedikitpun." Sahut pemuda tersebut.

"Berani-beraninya kau mempermainkan perasaan putri kami," pria itu dengan berani mengangkat pedang miliknya bersiap untuk menyerang pemuda yang merupakan sang kekasih dari Agatha Esther.

Trang...

Suara dentingan dari pedang yang saling bertemu untuk beradu kekuatan nya cukup memekikkan telinga. Kedua orang yang sedang bertarung itu saling menatap tajam satu sama lain.

"Anda tak layak hidup lebih lama." Ucap pemuda itu.

"Mari kita buktikan siapa yang terkuat." Ucap pria itu yang menantang sang pemuda dengan penuh keyakinan pada dirinya.

Energi sihir milik pria itu menyeruak memenuhi kamar Agatha Esther dan membuat pemuda itu terkekeh merasakan aura tersebut.

"Aura rendah macam apa yang kau miliki." Ejek pemuda tersebut.

Blamm... Bruak!

Tubuh Ayah Agatha Esther terjungkal kebelakang dan menabrak sebuah meja yang mengakibatkan pria itu meringis kesakitan.

"Cihh. Kau sangat lemah. Lenyaplah dan jangan menghalangi jalanku lagi." Teriak pemuda itu yang mengarahkan pedangnya pada tubuh pria tersebut.

Dengan segera, Ayah Agatha Esther menghindar ke samping dan mundur beberapa langkah supaya tak terkena serangan dari pemuda itu.

"Ini yang terakhir kalinya," pemuda itu melesat dengan cepat ke arah pria yang sedang mencoba untuk menjaga jarak dari nya.

Trashh...

Darah segar mengalir dari tubuh pria itu. Sebuah pedang telah menancap tepat pada jantung pria itu hingga membuatnya ambruk ke lantai seketika itu juga.

"Satu telah selesai," pemuda itu menatap dingin pada jasad pria dihadapannya yang telah tergeletak bersimbah darah.

"Kini giliran, Anda." Ucap pemuda itu, menoleh menatap wanita yang sedang melindungi tubuh Agatha Esther dengan seringainya.

"Menyerah lah sebelum Saya melakukan hal yang menyakitkan pada Anda." Ucap pemuda itu pada sang wanita.

Wanita itu membuat ratusan pisau sihir yang melayang di udara, hanya dengan jari telunjuk saja wanita itu mengendalikan ratusan pisau tersebut. Dengan kecepatan tinggi, pisau-pisau itu melesat ke arah pemuda itu.

Prangg....

Pisau-pisau yang di buat wanita itu dapat dengan mudah di tangkis oleh pemuda itu hanya dengan sekali serangan menggunakan pedang miliknya.

Wanita itu sangat terkejut melihat pisau sihirnya dapat dengan mudah di lenyapkan hanya dengan satu kali serangan dari pedang itu tanpa meninggalkan luka di tubuh sang pemuda.

"Trik sihir rendahan tak akan dapat melukai tubuh ku apalagi melenyapkan diri ini." Ucap pemuda itu.

"Saya tidak akan semudah itu untuk kau kalahkan." Ucap wanita itu, tatapan dingin telah dia berikan pada pemuda tersebut.

"Saya harap Anda tak bermain-main karena saya sudah tak memiliki banyak waktu," pemuda itu langsung membaca mantra teleportasi, kemudian menghilang dan muncul di belakang wanita itu.

Jleb!

Pedang merah yang bercampur hitam itu telah masuk dan menembus melalui pinggang wanita itu hingga menembus perutnya.

Wanita itu memuntahkan cairan berwarna merah segar yang cukup banyak. Baju yang di kenakan juga telah ikut berlumuran darah.

"Selamat tinggal," pemuda itu berbisik kemudian menghempaskan tubuh wanita itu dengan kasar.

Kini pemuda itu sudah tak memiliki musuh lagi di ruangan itu. Kedua mata pemuda itu kini telah sepenuhnya berubah menjadi merah keseluruhan dengan satu tanduk kecil yang muncul di dahinya.

Tubuh pemuda itu mengeluarkan aura kejahatan yang begitu besar hingga mengganggu proses regenerasi dari Agatha Esther.

Tak di sangka, wanita itu membuka matanya kemudian mencoba untuk duduk meskipun tubuhnya sangat lemas. Agatha Esther melihat jasad ayah dan ibu nya yang tergeletak dengan bersimbah darah di lantai kamarnya.

"Tak ku sangka kau akan mengkhianati diriku." Ucap Agatha Esther dengan pelan namun masih dapat di dengar oleh pemuda itu.

"Agatha Esther, hahaha. Sebentar lagi kau juga akan menyusul kedua orang tua mu yang sangat tak berguna di dalam hidup mu itu." Ucap pemuda tersebut.

Agatha Esther adalah seorang Penyihir Legendaris, namun bukan berarti kedua orang tuanya adalah penyihir hebat yang sama seperti dirinya. Banyak hal yang telah wanita itu lakukan hingga dirinya kini menjadi seorang Penyihir Legendaris.

"Tak ku sangka kau menyerahkan jiwa mu pada bangsa Iblis." Ucap Agatha Esther yang tak habis pikir pada sang kekasih nya itu.

"Hahaha. Saya akan menjadi abadi, Agatha Esther!" Seru pemuda itu.

Wanita itu menatap dengan kemarahan yang sudah tak dapat terbendung lagi, namun apalah daya dirinya kini tak memiliki mana sihir sedikitpun yang dapat dia gunakan.

"Kau tak akan dapat beregenerasi lagi, Agatha." Ucap pemuda itu.

Benar saja, Agatha Esther tak dapat melakukan regenerasi sejak tadi karena dirinya telah diikat oleh sihir pengikat milik pemuda itu.

"Lihatlah, sekarang Saya sudah menjadi Penyihir yang sangat kuat." Ucap pemuda itu. Sang pemuda memperhatikan kedua tangannya hingga bagian tubuh lainnya.

"Jangan membanggakan kekutan Iblis mu. Karena bagaimanapun juga Saya tetaplah yang terkuat sampai kapanpun. Ingat itu, Luis." Ucap Agatha Esther. Mata wanita itu menatap tajam dengan penuh keyakinan.

Tanpa berlama-lama lagi, pemuda itu dengan segera menancapkan pedang miliknya ke kepala wanita itu hingga menembus kerongkongan.

Terdengar ucapan dari Agatha Esther namun sudah tak jelas pengucapannya. Pemuda itu menempelkan sebuah kertas mantra pada dahi Agatha Esther lalu memoleskan darah wanita itu dan mulai membaca sebuah mantra aneh.

Tubuh Luis bergetar hebat dan merasakan kekuatan sihir miliknya meningkatkan sebanyak lima puluh persen.

Perlahan-lahan, Agatha Esther mulai menutupkan matanya karena kesadaran dirinya mulai memudar dan kini seluruh pandangannya menjadi gelap gulita.

"Hahaha. Saya akan menguasai dunia!" Teriak Luis dengan sangat kencang di sertai tawanya.

Terlahir kembali

"Ampuni kami, Tuan." Seorang wanita paruh baya menangis, hingga bersujud di hadapan seorang pria yang merupakan seorang bangsawan tingkat tinggi.

Pria itu menatap tajam pada wanita yang bersujud di hadapannya. Terlihat dari raut wajah pria itu bahwa dirinya sangat marah kepada keluarga wanita itu.

"Lepaskan putra dan putri Saya, Tuan Liam." Ucap wanita itu.

Beberapa prajurit milik Tuan Liam Bery Hemsworth sedang mencengkram anak dari wanita itu.

"Bukankah sudah Saya katakan kepada Anda untuk menyerahkan Nona Elise padaku saat gadis itu telah berusia tujuh belas tahun. Lalu mengapa Anda tak menyerahkan Nona Elise kepada Saya?" Tanya Tuan Liam Bery Hemsworth.

Pria itu lalu menarik rambut Nyonya Irvy hingga membuat wanita itu mendongak kesakitan. Tuan Muda Elvio seketika langsung memberontak ketika sang Ibu di perlakukan sangat kasar oleh Tuan Liam Hemsworth.

"Arghh. Lepaskan Saya!" Teriak Tuan Muda Elvio.

Tuan Muda itu memadatkan energi sihir elemen api nya hingga membuat suhu di sekitar mereka sedikit panas.

"Hahaha. Seorang Tuan Muda dari keluarga bangsawan rendahan mencoba melakukan penekanan energi menggunakan sihir api." Ejek Tuan Liam Bery Hemsworth.

Energi panas yang keluar dari tubuh pemuda itu membuat prajurit yang sedang memeganginya langsung melepaskan cengkeramannya. Nampaknya prajurit itu tak mampu menahan hawa panas dari tubuh Tuan Muda Elvio.

"Anda ingin melawan?" Tanya Tuan Liam, lalu mengeluarkan pedang hitam miliknya.

"Saya tidak akan memaafkan Anda sampai kapanpun karena selalu memperlakukan keluarga Saya dengan sangat kejam." Ucap Tuan Muda Elvio dengan tatapan tajamnya.

"Semua itu telah di tulis dalam perjanjian bersama mendiang Tuan Granturismo." Sahut Tuan Liam Hemsworth.

"Ayah Saya tidak mungkin melakukan hal kejam itu terhadap keluarganya." Timpal sang Tuan Muda.

"Percaya atau tidaknya, itu bukan urusan Saya. Yang Saya inginkan tetaplah jiwa milik Nona Elise." Ucap Tuan Liam Hemsworth yang tak peduli terhadap ucapan dari Tuan Muda itu.

Tuan Muda Elvio sudah menggenggam sebuah pedang berwarna merah di tangan kanannya. Pemuda itu melesat ke arah Tuan Liam dengan secepat yang dia bisa.

Blam.... Bruak!

Tuan Liam menggunakan sihir kegelapan miliknya untuk menyerang Tuan Muda Elvio yang sedang melesat ke arahnya. Tubuh sang Tuan Muda terhempas jauh ke belakang hingga menabrak barang-barang yang ada di rumah itu hingga hancur.

Pemuda itu langsung memuntahkan seteguk darah segar hingga membuat dirinya terbatuk beberapa kali.

"Penyihir dengan elemen api rendahan seperti mu tak pantas untuk hidup lebih lama di dunia ini," tatapan miring Tuan Liam Bery Hemsworth yang telah siap untuk menghabisi Tuan Muda.

"Tolong Tuan Liam Hemsworth, maafkan kelancangan putra Saya." Ucap Nyonya Irvy, kini tak ada yang dapat dia lakukan untuk menyelamatkan putranya.

Tuan Liam Hemsworth menyeret pedangnya berjalan mendekati Tuan Muda Elvio yang sedang terduduk memegangi dadanya.

"Jangan mendekat!" Teriak Tuan Muda Elvio melihat Tuan Liam berjalan mendekatinya dengan tatapan yang mengerikan.

Tuan Muda itu mundur dengan susah payah karena dadanya terasa sangat sesak akibat serangan dari Tuan Liam Hemsworth. Kini dirinya telah berada di ujung ruangan itu karena tubuhnya telah sampai pada dinding rumah miliknya.

Melalui tangan kiri, Tuan Liam mengeluarkan sebuah rantai sihir yang mengikat tubuh Tuan Muda Elvio dengan erat hingga membuat pemuda itu tak dapat bergerak lagi.

"Apa yang ingin Anda lakukan?" Tanya Tuan Muda Elvio.

"Menghabisi Anda dan mengirimnya ke neraka." Sahut Tuan Liam Hemsworth dengan menyeringai.

"Tidak puas kah Anda telah melenyapkan nyawa adik Saya?" Tanya Tuan Muda Elvio, pemuda itu melirik jasad tubuh Nona Elise yang telah tergeletak di atas lantai.

"Saya ingin kalian semua mati!" Ucap Tuan Liam dengan tatapan tajamnya.

Tuan Liam Hemsworth mengarahkan pedang miliknya pada dada kiri Tuan Muda Elvio yang telah terikat oleh rantai sihir. Dengan segera, pedang yang ada di tangan Tuan Liam langsung melesat dan menancap tepat pada dada kiri sang Tuan Muda.

Nyonya Irvy langsung tak sadarkan diri ketika melihat putra nya di bunuh oleh Tuan Liam Hemsworth dengan sadis.

Tuan Muda Elvio langsung meregang nyawanya tanpa dapat berkata apapun lagi dengan sebuah pedang berwarna hitam milik Tuan Liam Hemsworth yang menancap tepat pada jantung nya.

Tuan Liam Bery Hemsworth tertawa dengan lantang hingga suara tersebut menyeruak keluar dari kediaman Nyonya Irvy.

"Saya merasakan adanya aura Iblis disini." Ucap seseorang dari belakang.

Tuan Liam Hemsworth terkejut dan segera menoleh kebelakang. Terlihat seorang Nona Muda berdiri menatap pada dirinya dengan tatapan tajam yang tersirat dari kedua mata hitam milik gadis tersebut.

Kedua mata Tuan Liam Hemsworth membelalakkan lebar melihat Nona Elise yang sedang berdiri menatapnya. Tuan Liam sampai-sampai mengusap-usap kedua matanya karena dia mengira bahwa saat ini dirinya sedang salah melihat, tenyata benar. Nona Elise tengah menatapnya tanpa ada luka sedikitpun di tubuh sang gadis.

"Bagaimana dirimu dapat hidup kembali setelah Saya lenyapkan dari dunia ini?" Tanya Tuan Liam, pria itu mencoba mengingat dengan benar ketika dirinya tadi melenyapkan nyawa sang gadis tersebut menggunakan pedang miliknya yang menembus pinggang gadis itu melalui perut.

"Saya tidak semudah itu untuk Anda lenyapkan, Tuan." Jawab Nona Elise dengan ekspresi wajah yang biasa-biasa saja.

"Jangan membohongi ku, Nona. Saya tidak dapat merasakan aura keberadaan dari Nona Elise di dalam tubuh itu." Sahut Tuan Liam Hemsworth yang menyipitkan kedua matanya.

"Ahh. Bagaimana bisa Anda dapat merasakan aura keberadaan milik orang lain?" Tanya Nona Elise dengan wajahnya yang sangat polos.

Mendengar pertanyaan dari Nona Elise, Tuan Liam Hemsworth hanya mendengus kesal melihat ekspresi dari wajah gadis itu.

"Tentu saja, bangsawan rendahan seperti dirimu tak akan memiliki kemampuan yang setara untuk dapat merasakan aura keberadaan milik orang lain." Jawab Tuan Liam dengan wajah angkuh.

"Jika Saya seorang bangsawan rendahan, bagaimana bisa Saya dapat merasakan keberadaan Iblis dari dalam tubuh Anda?" Tanya balik Nona Elise yang membuat Tuan Liam Hemsworth tak dapat menjawab pertanyaan tersebut.

Dari dulu hingga saat ini, tak ada satu orang pun yang dapat merasakan aura bangsa Iblis dari dalam tubuhnya. Namun berbeda dari Nona Elise saat ini yang berani berbicara tentang aura Iblis yang muncul dari tubuhnya.

"Jangan membuai, Nona. Saya bukanlah seorang pengikut bangsa Iblis manapun." Sangkal Tuan Liam Hemsworth.

"Ck. Seluruh pengikut bangsa Iblis yang telah saya temukan memang tak pernah mengakui dirinya sebagai pengikut bangsa Iblis." Ucap Nona Elise, dirinya tak mengerti lagi terhadap sifat para pengikut bangsa Iblis yang tak pernah mau mengakuinya.

"Bocah ingusan seperti mu mana tahu tentang dunia per iblisan, kemampuan mu saja sangat rendah sebagai seorang penyihir api yang ada di wilayah Hemsworth." Ucap Tuan Liam Hemsworth yang sangat menyepelekan kekuatan sihir elemen api milik sang gadis.

"Siapa yang kau sebut sebagai bocah ingusan?" Tanya Nona Elise dengan mengangkat alis sebelah kirinya.

"Usia Anda saja belum mencapai ratusan tahun." Ejek Nona Elise pada Tuan Liam Hemsworth.

Tentu saja gadis itu dapat mengetahui usia dari Tuan Liam Bery Hemsworth yang belum mencapai ratusan tahun.

"Cihh. Usia hanyalah angka." Sahut Tuan Liam Hemsworth.

"Maka dari itu, Tuan. Tuan harus menggunakan sisa-sisa hidup Anda untuk kembali ke jalan yang benar supaya Anda tak di lempar oleh para malaikat ke dalam neraka." Ucap Nona Elise langsung tersenyum miring.

Tuan Liam Hemsworth merasa sangat geram karena telah di rendahkan martabat dirinya oleh Nona Elise, huntung saja di dalam kediaman rumah Nyonya Irvy tak ada orang lain selain mereka berdua.

Banyak para warga di wilayah kediaman Tuan Liam Bery Hemsworth yang tak pernah perduli pada keluarga bangsawan rendahan itu, apalagi yang sering melakukan kekejaman tersebut adalah sang pemilik wilayah.

"Jaga ucapan Anda, Nona Muda. Saya bisa saja merobek mulut mu itu sekarang juga!" Ancam Tuan Liam Hemsworth pada Nona Elise.

Siapa Anda?

Tuan Liam Hemsworth mengarahkan pedang miliknya pada tubuh Nona Elise. Dengan segera, gadis itu langsung menghindar begitu saja dengan sangat cepat dan lolos dari Serangan pertama Tuan Liam.

"Cihh. Rupanya kau telah berani untuk menghindar dari serangan ku." Ucap Tuan Liam.

"Astaga. Saya malas untuk bermain-main pada pengikut Iblis seperti Anda," Nona Elise dengan manyun menatap Tuan Liam.

"Hentikan ekspresi wajah mu yang sangat jelek itu, kau membuat ku mual saja." Ucap Tuan Liam Hemsworth, dia bahkan menatap sinis seperti orang yang sedang iri.

"Haha. Baiklah. Saya juga tak ingin bermain-main lebih lama dengan Anda." Sahut Nona Elise.

Gadis itu seketika berubah ekspresi wajahnya. Terlihat sorot mata gadis itu begitu tajam hingga menusuk ke dalam jiwa Tuan Liam Hemsworth. Pria itu sedikit gemetar namun tetap menatap berani pada kedua mata Nona Elise.

Energi kegelapan dari tubuh Nona Elise menyeruak memenuhi ruangan rumah yang sederhana itu, hingga membuat Tuan Liam Hemsworth sedikit kesulitan bernafas karena dadanya terasa sesak akibat tekanan energi milik gadis itu.

Tuan Liam memadatkan energi kegelapan miliknya hingga membentur energi kegelapan milik sang gadis tersebut. Tekanan energi yang besar dari keduanya membuat sebuah bunga yang ada di atas meja itu menjadi layu lalu mati.

"Ternyata dirimu adalah seorang pengikut bangsa Iblis juga." Ucap Tuan Liam Hemsworth yang merasakan energi miliknya tak mampu mengalahkan energi milik Nona Elise.

"Saya tak sudi memiliki hubungan dengan bangsa Iblis manapun!" Sangkal Nona Elise.

Mereka bertatapan beberapa detik hingga Tuan Liam melesat dan menyerang Nona Elise dengan sangat cepat. Hanya beberapa detik saja, Nona Elise dapat menciptakan sebuah pedang berwarna merah dari ruang hampa di tangan kanannya.

Tranggg...

Suara benturan kedua pedang itu begitu nyaring dan membuat Tuan Liam Hemsworth harus mengeluarkan banyak tenaga untuk memukul mundur tubuh Nona Elise. Namun sayangnya, gadis itu tetap berdiri tegak dengan pedang nya yang menahan pedang hitam milik Tuan Liam Hemsworth.

"Siapa diri Anda sebenarnya?" Tanya Tuan Liam Hemsworth dengan tatapan tajam.

"Anda tak akan mengetahui diriku apalagi mengenalnya," Nona Elise tersenyum miring.

"Dasar gadis sialan! Kau dan keluarga mu sama saja!" Teriak Tuan Liam Hemsworth yang tak dapat menahan amarahnya.

"Jangan pernah Anda sesekali membawa keluarga Saya!" Nona Elise mencengkram leher Tuan Liam Hemsworth menggunakan tangan kirinya.

Bugh! Bruak...

Nona Elise menendang tubuh Tuan Liam hingga membuat pria itu terhempas jauh kebelakang menembus pintu masuk ruangan tersebut. Hal itu membuat beberapa tetangga Nyonya Irvy terkejut hingga berlari keluar dari dalam rumah mereka untuk melihat apa yang sedang terjadi.

Terlihat Tuan Liam Hemsworth tengah tengkurap di atas tanah tanpa beralasan apapun.

"Astaga, apa yang sedang Tuan Liam lakukan?" Tanya seorang Ibu-ibu yang terkejut melihat Tuan Liam.

"Kita tak mengetahuinya, sebaiknya kita menonton apa yang sedang di lakukan oleh sang Tuan." sahut teman dari si Ibu itu.

Terlihat Nona Elise tengah berjalan dengan hati-hati di setiap langkah nya yang begitu anggun namun sangat mematikan. Tatapan dari gadis itu membuat ibu-ibu yang sedang menonton secara diam-diam merasa merinding.

Nona Elise berjalan menghampiri Tuan Liam Hemsworth yang sedang berbaring di atas tanah merasakan sakit di seluruh tubuhnya. Gadis itu berhenti tepat di depannya ada sebuah pedang hitam milik Tuan Liam Hemsworth.

Krakk

Nona Elise menginjak dengan kuat pedang hitam itu hingga membuat pedang hitam milik Tuan Liam Hemsworth patah. Gadis itu tersenyum tipis dan menatap wajah Tuan Liam Hemsworth yang tengah membelalakkan matanya melihat pedang hitam miliknya telak patah menjadi dua bagian.

"Ughh. Saya tidak sengaja menginjaknya." Ucap Nona Elise, dia tersenyum tanpa merasa bersalah sama sekali.

"Pedang keagungan ku." Ucap pelan Tuan Liam Hemsworth.

Pria itu mencoba berdiri dan menegakkan tubuhnya meskipun rasanya sangat sakit. Tuan Liam Hemsworth mencoba kembali memadatkan energi kegelapan miliknya.

"Bagaimana bisa?" Tanya Tuan Liam Hemsworth pada dirinya sendiri.Terlihat dari wajahnya bahwa pria itu sedikit panik.

Tak ada reaksi apapun dari tubuh Tuan Liam Hemsworth.

"Sepertinya kekuatan dalam diri Anda telah menghilang bersama dengan pedang jelek mu yang telah rusak itu." Ejek Nona Elise yang begitu menusuk hati Tuan Liam Hemsworth.

"Sialan!" Umpat Tuan Liam Hemsworth.

Karena kemarahan yang tak dapat di bendung lagi oleh Tuan Liam Hemswort, dirinya tanpa ragu mengeluarkan kekuatan dari bangsa Iblis untuk melawan Nona Elise.

"Sudah ku duga kau akan meminta bantuan pada makhluk rendahan itu." Ucap Nona Elise dengan terkekeh.

Aura Iblis yang muncul dari tubuh Tuan Liam Hemsworth keluar dengan sangat besar hingga kedua bola mata pria itu berubah menjadi merah.

"Tak peduli siapapun yang ada di dalam diri Anda saat ini, Saya akan tetap ingin melenyapkan Anda."Ucap Tuan Liam Hemsworth dengan nada dingin.

"Jangan bercanda Anda dapat melenyapkan Saya!" Ucap Nona Elise.

Gadis itu membawa pedangnya melesat sangat cepat hingga Tuan Liam Hemsworth tak dapat membaca pergerakan dari Nona Elise.

"Bagaimana bisa...." Tuan Liam Hemsworth terkejut dan panik hingga dirinya belum menyelesaikan ucapannya.

Jleb! Arghh

Pedang merah milik Nona Elise telah menancap pada perut Tuan Liam Hemsworth hingga menembus ke belakang tubuhnya. Mata Tuan Liam Hemsworth membelalakkan bahkan dirinya tak dapat berkata-kata lagi.

Darah segar langsung mengalir dan membasahi pakaian Tuan Liam. Pria itu merasakan sakit yang begitu luar biasa di bagian perutnya. Kesadaran Tuan Liam Hemsworth mulai terganggu, dia bahkan sampai sempoyongan.

"Tunggu pembalasan dariku!" Ucap Tuan Liam Hemsworth dengan mata terpejam kemudian langsung menghilang dari hadapan Nona Elise.

Suara itu terdengar berbeda dari suara milik Tuan Liam Hemsworth.

"Astaga. Ternyata pecahan jiwa milik Iblis jelek itu ada di dalam tubuhnya." Ucap Nona Elise setelah kepergian Tuan Liam Hemsworth.

Nona Elise mendengus kesal setelah mengetahui pecahan jiwa Iblis yang selalu mengganggu kehidupan manusia ada di dalam tubuh Tuan Liam Bery Hemsworth.

Nona Elise menyimpan pedang merah miliknya kemudian berjalan mendekati Nyonya Irvy yang masih tergeletak tak sadarkan diri.

Dengan segera, Nona Elise membopong tubuh wanita tersebut kemudian di letakkan di atas sebuah kursi kayu panjang yang cukup untuk membaringkan tubuh Nyonya Irvy.

Nona Elise menoleh ke ujung ruangan itu, terlihat Tuan Muda Elvio yang terkulai lemas menyender pada dinding ruangan tersebut dengan bersimbah darah. Lantai di dekat Tuan Muda Elvio juga sudah di aliri darah miliknya.

"Astaga. Kasihan sekali Tuan Muda itu," Nona Elise memandangi wajah Tuan Muda Elvio yang telah menjadi mayat.

"Arghh. Rasanya tubuh ini sangat berat." Keluh Nona Elise yang memandangi kedua tangan nya.

"Mengapa Saya dapat berada di tubuh gadis ini?" Tanya Nona Elise pada dirinya sendiri.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!