Enies Lobby Terserang

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Di depan sebuah pintu keadilan menuju ke Enies Lobby, Ryu menggunakan mata Hametsu no Magan milik nya untuk mengetahui celah sistem dari pintu itu, yang kemudian merusak celah nya hingga bisa di buka dengan bebas nya.

Setelah pintu keadilan itu terbuka, segera Ryu dan awak kapal nya berlayar kembali menuju Enies Lobby.

.........

Setelah merasa cukup dekat dengan gedung Enies Lobby yang dapat ia lihat dengan mudahnya.

"Futon, rasen shuriken" ucap Ryu yang membentuk sebuah rasen shuriken dan melempar nya tepat di ruangan pengadilan.

Sementara itu, di ruangan pengadilan, banyak orang dari kantor koran dan radio dari yang terkenal hingga yang biasa saja di dunia One Piece ini, dan seorang hakim dari Pemerintah Dunia yang berkepala tiga sedang mengadili para tahanan, ada beberapa budak yang sudah berhasil mereka tangkap.

"Kano, di duga melakukan pencurian dan pembunuhan berencana terhadap kedua orang tua beserta keluarganya, dengan ini dinyatakan hukuman eksekusi" ucap hakim itu.

Sebenarnya itu hanya lah akal akalan dari Pemerintah Dunia saja agar orang orang sekitar merasa takut kepada Pemerintah Dunia, yah itulah yang mereka harapkan. Nyatanya makin banyak orang yang membenci Pemerintah Dunia, karena orang yang tidak bersalah itu dengan entengnya di nyatakan eksekusi.

Lanjut ke napi selanjutnya, seorang anak kecil berusia sekitar 10-11 tahunan yang meringkuk memeluk kedua kakinya, serta menangis dalam diam.

"Koala, di nyatakan bersalah karena di duga hendak mencuri uang pejabat dari Pemerintah Dunia, dengan ini dinyatakan eksekusi" ucap hakim itu sekali lagi.

Lagi dan lagi orang orang semakin membenci yang telah dilakukan oleh Pemerintah Dunia, mereka dengan entengnya menjatuhkan hukuman eksekusi kepada seorang anak kecil berumur 10-11 tahun? Dan hanya sebuah kasus pencurian? Itupun belum tentu benar.

Gadis kecil itu di tarik dengan paksa. "Tolong Koala, Koala tidak melakukan kesalahan, tolong bantu Koala, tolong" ucap Koala yang menjerit kesakitan dengan tangisan nya yang semakin ngilu.

Para wartawan itu hanya bisa memalingkan wajah mereka dari pemandangan di depan nya, karena tidak mungkin mereka membantu gadis kecil itu dan melawan Pemerintah Dunia, yang ada mereka sendiri lah yang akan hancur.

Namun, belum lagi Koala di seret lebih jauh, ada ledakan di dinding yang cukup besar dan terlihat sebuah bayang bayang seorang ada di antara debu debu yang berterbangan.

"Alah alah, ga ku sangka ternyata Pemerintah Dunia semenjijikan ini, ternyata belum cukup hinaan kalian dari ku yah" ucap seorang di balik debu itu.

"Itu, itu......" ucap para wartawan dengan antusias.

Laki-laki itu melesat dan menebas kepala algojo yang menyeret gadis kecil itu tanpa perasaan dengan menggunakan chidori yang di lapisi oleh haki persenjataan.

"Itu Ryu!!!!! Orang yang berani mengacau di Marijoa, dan sekarang dia mengacau lagi Enies Lobby, catat dan foto segera, kita akan mendapatkan berita besar lagi kali ini" ucap para wartawan itu antusias.

Sedangkan Ryu masih menatap wajah hakim berkepala tiga itu dengan tajam.

"Astaga, kau sebagai hakim seharusnya menjatuhkan hukuman dengan se adil adil nya, oh iya aku lupa kalau kau hanya seorang antek-antek Pemerintah Dunia sialan itu" ucap Ryu yang tersenyum.

"Apa kau bilang?!" tanya hakim itu agak geram. "Ka-kakak" ucap seorang gadis kecil tadi yang menarik narik ujung baju Ryu. Ryu menoleh kepada gadis kecil itu.

"Tunggu sebentar yah gadis manis, kakak harus menyelesaikan beberapa masalah, kakak ingin kamu tutup mata dan tutup telinga kamu baik baik, bisa?" tanya Ryu dengan lembut.

Gadis itu hanya mengangguk pelan dan segera menutup mata dan telinga nya.

Dan dengan gerakan super cepat dia menebas salah satu kepala hakim itu menggunakan hal yang sama chidori yang dilapisi oleh haki persenjataan.

"Akhhhhh" teriak hakim itu kesakitan. "Berani sekali kau menebas salah satu kepala ku hah?!" tanya hakim itu sungguh geram.

"Kenapa tidak boleh? Kau sendiri aja seenak jidat memberi hukuman eksekusi. Dan sekarang giliran aku yang memberi hukuman kepada mu yang lalai dalam memegang tanggung jawab mu sebagai hakim, dan hukuman mu adalah kematian" ucap Ryu yang mata nya berubah menjadi mata Hametsu no Magan, dan dengan kekuatan penghancur dari mata anos itu, dia menghancurkan satu kepala lagi hanya dengan tatapan nya.

Banyak yang tidak tau apa yang sebenarnya terjadi, mereka hanya melihat cipratan darah dan teriakan memilukan dari sang hakim itu yang sudah tersisa hanya satu kepala lagi saja.

"Ap- apa yang sebenarnya terjadi?"

"Tiba-tiba saja kepala dia menjadi hancur"

"Dengan mudahnya dia menyisakan satu kepala saja"

"Lihat! Mata nya berubah"

"Oh kau benar, apa karena itu dia bisa meledakan kepala ya?"

Banyak omongan kebingungan, kagum, dan ketakutan di wajah semua orang yang hadir.

"Aku tidak memiliki hati untuk orang gila seperti kalian para antek-antek Pemerintah Dunia" ucap Ryu yang menusuk kepala sisa nya menggunakan tangan yang masih mengaktifkan chidori.

Dan hakim itu pun mati.

"Ah akhirnya, malas juga aku bermain main dengan orang seperti dia" ucap Ryu.

Ryu pun segera kembali ke sisi gadis kecil itu. "Gadis manis, tidak ada apa apa kau boleh membuka mata dan telinga mu sekarang, orang orang yang jahat kepada mu sudah kakak kalahkan, jadi adek kecil jangan takut lagi yah" ucap Ryu dengan lembut menggendong gadis kecil itu.

"Siapa nama mu gadis manis?" tanya Ryu basa basi, dia tau siapa gadis kecil di depannya dari misi di sistem.

"Nama ku Koala kak" ucap gadis kecil itu memperkenalkan diri kepada Ryu.

"Ouh kalau kakak nama nya Manaka Ryu, adek bisa panggil kakak, kak ryu saja okay?" tanya Ryu. "Okay kak" jawab Koala dengan manis.

Dengan Koala di gendongan nya pun Ryu kembali ke bawah yang sudah ada Gion yang menunggu nya.

"Ouh kau sudah kembali Ryu, dan gadis ini?" tanya Gion bingung.

"Tidak ada waktu untuk menjelaskan nya sekarang, ayo kita segera kembali ke depan Enies Lobby yang di jaga ketiga saudari Boa, sebelum terjadi sebuah tragedi" ucap Ryu.

"Okay, kalau gitu ikuti saja aku" ucap Gion yang berlari di ikuti Ryu di belakang nya.

Sesampainya mereka berdua, tidak mereka bertiga, mereka melihat ketiga saudari Boa yang sedang menahan banyaknya Angkatan Laut yang mulai pada datang ke Enies Lobby.

"Apa kami perlu membantu kalian?" tanya Gion. "Kalian butuh bantuan gak?" tanya Ryu.

"Maaf kapten, dan wakil kapten Gion, Tolong biarkan kami untuk melatih kekuatan kamu di pertarungan kali ini" ucap Sonia dengan memohon.

"Baiklah silahkan, tapi jangan berlebihan kalau tidak kuat segera kabur, utamakan nyawa kalian, dan sebentar lagi kita harus keluar dari sini sebelum Angkatan Laut pada datang" ucap Ryu.

"Baik kapten" ucap Boa bersaudari bersamaan "Akhirnya aku bisa memberikan penampilan terbaik ku kepada Ryu, akan aku perlihatkan bahwa aku telah menjadi lebih kuat" ucap Hancock dengan muka mesum nya.

Ryu tidak habis pikir dengan yang dipikirkan Boa bersaudari itu. "kakak, kau persiapankan kapal kita untuk berlayar lagi" ucap Ryu. "Okeh kau kapten nya" ucap Gion yang pergi untuk menyiapkan kapal mereka sesuai perkaderan Ryu.

Ryu kemudian memandangi pertempuran yang dilakukan ketiga Boa bersaudari dengan para Angkatan Laut itu, bagaimana pun mereka tidak sekuat nanti di masa depan, untuk saat ini Ryu hanya puas dengan perkembangan ketiga bersaudari itu.

Setelah sekian lama, mereka hampir menumbangkan semua Angkatan Laut.

"Kalian bertiga sudah cukup, kita pergi dari sini sekarang sebelum kita benar benar di kepung" ucap Ryu.

"Kau benar kapten, kalau gitu ayo kita kembali ke kapal sekarang" ucap Hancock. Mereka bertiga berlari dan menaiki kapal mereka.

"Bagaimana kakak?" tanya Ryu. "Tidak ada kekurangan Ryu, saat ini kapal ini masih dalam kondisi prima" ucap Gion.

"Baiklah kalau begitu......" ucap Ryu belum selesai. "Tolong tunggu sebentar tuan, kami dari kantor berita xxx xxxx, kami ingin menyimpan nomor anda, jadi jika anda ada suatu kejadian besar tolong beritahu pihak kami" ucap laki-laki itu.

"Kami juga"

"kami juga"

Ucap mereka saling berebut. Sebenarnya Ryu malah senang dengan tawaran itu, dia bisa membuat pundi pundi point pencapaian tanpa henti tak terbatas.

"Oke, oke, Gion catat nomor mereka" ucap Ryu. "Tentu adik ku tercinta. "Oke, siap" ucap Gion.

"Oh iya, kalau kalian ada berita apapun, sekecil apapun itu, tolong beritahu aku segera" ucap Ryu yang pergi dari pinggiran.

"Tentu!!!! kami akan memberi berita itu kepada anda" ucap semuanya sungguh antusias setelah mereka mendapatkan kartu nomor dari Ryu.

Kapal mereka pun mulai berlayar kembali.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!