Markas Pertahanan Leonhart - 8 Maret 537
'Teknik pedang yang digunakan oleh Tuanku tadi tak bisa hilang dari pikiranku'
Reina terus menerus terbayang di dalam pikirannya bagaimana teknik berpedang yang Alaric lakukan ketika mengeksekusi Grantz
'Teknik itu lebih lembut dan cepat dari pada bagaimana aku melakukannya'
Reina menyadari kalau Teknik yang dilakukan oleh Alaric itu benar-benar terasa sangat sempurna jika dibandingkan dengan yang ia coba lakukan selama beberapa hari ini
Tentu saja ia tidak akan mencapai level Alaric hanya dalam beberapa kali latihan apalagi ia melakukannya hanya berdasarkan melihat teknik itu satu kali saja
Ketika Reina memutuskan untuk mempelajari teknik Moon Sword yang diajarkan oleh Alaric, ia mencoba untuk mempelajarinya sendiri terlebih dahulu hanya berdasarkan apa yang ia lihat dalam waktu singkat ketika Alaric menunjukkannya saja
Ia sudah menulis sebuah buku dari pemahamannya sendiri bagaimana cara dan teknik Alaric melakukannya dan ia terus berlatih berdasarkan hal itu
Ia merasa kalau ia sudah hampir selesai menguasai gerakan pertama namun nyatanya ia masih jauh dari apa yang ia harapkan, sekali lagi ketika melihat yang asli secara langsung ia menyadarinya
'Apa yang berbeda dari caraku melakukannya? Tidak, Aku tidak harus memikirkan hal ini sekarang'
Reina beberapa kali menarik dan mengeluarkan nafasnya untuk membuatnya lebih fokus karena sebentar lagi ia akan melakukan duel dengan Count Hewiis
Saat ini Reina sedang berada di tengah markas pertahanan Leonhart yang bisa dikatakan cukup luas, di sana ada Alaric dan juga Edward lalu seluruh prajurit melihat dengan berbaris melingkar
Di seberang Reina ada Count Hewiis yang masih dalam keadaan terpasung dan Edward yang berada di samping untuk melepaskan pasung Count Hewiis
"Perhatian semuanya! seperti yang kukatakan sebelumnya, inilah saatnya untuk duel antara Reina melawan Count Hewiis... Aku menjanjikan kebebasan kepada Count Hewiis jika ia berhasil menang melawan Reina karena itu jika ia memang benar-benar menang kalian jangan ada yang berani menyentuhnya!"
"Baik Tuan!"
Semua prajurit menjawab dengan lantang tak ada satupun dari mereka yang meragukan keputusan Alaric lagi setelah melihat bagaimana kekuatan dan kehebatan Alaric
Mereka sadar kalau Alaric akan menjadi sosok pemimpin besar di masa depan karena itu mereka memutuskan untuk mengikutinya setidaknya kebanyakan dari mereka semua berpikir begitu karena beberapa yang lainnya masih agak ragu
Atau lebih tepatnya sebagian yang lainnya merasa takut kepada Alaric walau seharusnya ketakutan itu sudah terjawab dengan bagaimana cara Alaric memperlakukan orang-orangnya
Namun tetap saja ketakutan akan muncul di dalam diri seseorang ketika berhadapan dengan kekuatan yang tak bisa ia hadapi
"Kalau begitu tolong Edward"
"Baik Tuanku"
Edward membawa Count Hewiis maju beberapa langkah
"Reina fokus pada pikiranmu sendiri"
"Ba-Baik Tuanku"
Reina tidak mengerti apa yang dimaksudkan oleh Alaric namun sepertinya Alaric mengetahui apa yang sekarang muncul di dalam pikiran Reina
"Ingatlah yang kau butuhkan adalah perasaan saat kau melakukannya"
"Ah... Baik Tuanku!"
Reina menjawab dengan lantang sebuah pertanyaan yang terus muncul di dalam pikirannya sudah terjawab ia akhirnya mengerti setelah Alaric memberikannya jawaban yang sangat jelas
'Bagaimana aku tidak mengerti sebelumnya namun Tuan Alaric sungguh hebat sampai bisa mengetahui kegelisahanku'
Dan Reina maju ke depan sementara di seberangnya Edward melepaskan pasung Count Hewiis lalu ia memberikannya pedang dan setelah tugasnya selesai Edward mundur kembali
Alaric menjentikkan jarinya dan muncul sebuah barrier sihir yang menutupi Reina dan Count Hewiis, Barrier ini dibuat agar para prajurit yang sedang menonton tidak terkena dampaknya
Alaric tidak mengkhawatirkan kemungkinan kalau Count Hewiis akan kabur karena sebelumnya ia sudah memperingatkan Count Hewiis untuk tidak kabur
Dengan sebuah peringatan oleh Alaric Count Hewiis langsung menyadari kalau bahkan ia kabur sekarang ia tidak akan bisa bersembunyi dari mata Leonhart
Tepat setelah Alaric menjentikkan jarinya Count Hewiis dan Reina sama-sama maju menyerang dan angin yang kuat muncul setelah pedang mereka bertemu
Count Hewiis yang menyadari kalau ia tidak mungkin menang beradu kekuatan dengan Reina yang merupakan 7 Star ia langsung melompat mundur
'Eh mereka langsung menyerang satu sama lain? Apakah mereka mengira kalau jentikan jari tadi menjadi petunjuk di mulainya pertarungan?... Nah kan lihatlah bagaimana mereka terkejut setelah melihat Barrier itu'
Setelah beradu mereka beradu pedang Reina dan Count Hewiis baru menyadari kemunculan Barrier di sekitar mereka, mereka berdua sama-sama sedang menatap ke arah Barrier itu
Count Hewiis lebih dahulu sadar dan mencoba menyerang Reina yang masih terpaku pada Barrier itu, Count Hewiis langsung melompat dan mencoba untuk menyerang Reina dengan tebasan lurus kebawah
Namun Reina langsung menyadarinya dan berhasil menahan serangan Count Hewiis, hal ini berkat 7 starnya jika musuhnya sesama 7 Star atau ia merupakan 5 star seperti count Hewiis serangan itu mungkin sudah melukainya
Reina unggul dalam semua bidang kemampuan seperti kekuatan, kecepatan, pergerakan tubuh hingga sword Aura
Ia menahan serangan Count Hewiis dengan dua tangan memegang yang pedangnya secara horizontal tepat ketika serangan Count Hewiis sudah berada di atas kepalanya
Namun sekarang Count Hewiis tidak berakhir ia hanya memegang pedang dengan satu tangannya dan karena ia berada dalam di posisi yang diuntungkan ia bisa menahan Reina yang menggunakan satu tangan dalam beberapa detik
Beberapa detik itu ia manfaatkan untuk menggunakan tangannya yang satunya untuk mengeluarkan sebuah belati yang ia simpan di dalam bajunya dan langsung mencoba untuk menyerang Reina menggunakan belati itu
Reina menyadarinya dan ia langsung menghempaskan pedang Count Hewiis lalu ia mencoba mundur kebelakang untuk menghindar namun sayangnya serangan itu berhasil melukai bagian atas pinggangnya
"Huuu, pengecut!"
"Sialan kau pengecut!"
"Curang sekali apa kau tidak mempunyai jiwa kesatria bajingan"
"Kau tidak pantas menjadi seorang Sword Master"
"Apa kau tidak memiliki harga diri dasar bajingan pengecut"
"Bertarunglah dengan adil, sialan!"
Para prajurit yang melihat bagaimana serangan licik Count Hewiis mereka mulai meneriakinya karena serangan tadi itu sangat tidak menghormati pertarungan antara dua pendekar pedang
Namun Count Hewiis tidak memperdulikannya karena satu-satunya pikirannya adalah menang dan berhasil kembali hidup-hidup karena pertarungan ini mempertaruhkan hidupnya
Ia tidak ingin mati hanya karena harga diri atau kehormatan karena baginya bertahan hidup lebih baik, tak peduli bahkan jika semua orang mengutuknya karena curang selama ia bisa kembali hidup-hidup
"Tenanglah kalian!"
Dengan satu perintah dari Alaric semua orang terdiam
"Ini adalah pertarungan yang mempertaruhkan hidupnya wajar saja ia akan melakukan segala cara untuk itu, Dan selain itu Reina tidaklah selemah itu sampai-sampai akan kalah hanya karena musuhnya menggunakan cara licik"
Mendengar bagaimana Alaric mempercayainya Reina langsung menjadi bersemangat, kepercayaan dirinya tumbuh menjadi sangat besar
Ia kembali berdiri tegak dan membiarkan bagian tubuhnya yang terluka itu dengan kepercayaan dari Alaric membuat Reina menjadi lebih tenang
Reina memunculkan sword Auranya sampai seluruh pedangnya berwarna biru gelap sementara itu Count Hewiis mulai merasa terintimidasi dan tanpa sadar melangkah mundur
"Biru gelap? Bukankah sword Aura kapten itu berwarna hijau terang?"
"Benar kan? Aku melihat sebelumnya berwarna hijau terang"
Suara kebingungan para prajurit mulai terdengar namun Reina sudah tidak memperhatikannya karena ia hanya berfokus pada count Hewiis yang berada di depannya
Count Hewiis yang menyadari ia mundur secara tiba-tiba langsung mengokohkan kakinya dan ia juga mulai mengeluarkan sword Auranya meski tidak setebal dan sebaik punya Reina
Sword Aura Count Hewiis berwarna orange namun warnanya cukup tipis dan terasa agak pudar karena memang ia hanyalah sword master peringkat 5
Karena itu ia tidak mungkin bisa mengeluarkan Sword Aura sebaik punya Reina namun mentalnya sudah siap ia sudah siap
Reina melesat maju kedepannya dan langsung mencoba untuk menyerang count Hewiis
'Serangan melebar dari arah kiri, serangan yang ceroboh tapi baguslah aku bisa langsung menyerang lengannya... Aku men--'
Kepala Count Hewiis sudah terbebas dan jatuh ke tanah tepat sebelum ia menyadarinya bahkan lengannya saja masih berada dalam posisi yang akan menyerang
Ketika Count Hewiis mencoba untuk menebas lengan Reina seperti yang ia bayangkan namun tiba-tiba semua tidak sesuai dengan perkiraannya
Karena ia membayangkan akan menebas lengan Reina sebelum pedang Reina menyentuh lehernya, karena serangan Reina serangan melebar ia merasa seharusnya serangannya yang akan lebih dulu kena
Namun tanpa ia sadari pada saat ia masih bersiap untuk menebas Reina tebasan Reina sudah membuat kepalanya jatuh ke lantai
"Pemenang Duel ini adalah Reina!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments