Kastil Leonhart - 6 Maret 537
"Haaah... Haaahh... Haaahh"
Alaric terengah-engah setelah latihan selama 5 jam penuh, dia sudah latihan dari pagi tadi sampai sekarang siang mendekati sore
Semua Latihan ia lakukan untuk setidaknya mengembalikan setiap kekuatan penuhnya, Ia sendiri merasa sangat tidak nyaman karena tidak bisa menggunakan kekuatan penuhnya
Sudah puluhan Dummy ia hancurkan dan puluhan pedang pula ia buat pecah dan rusak, Ia juga sudah hampir kehabisan mana karena ia tidak hanya melatih fisiknya namun juga sihirnya
Untunglah seluruh kastil ini dilindungi oleh sihir yang membuat kastil ini sulit dihancurkan karena itu ruangan latihan tetap dalam keadaan yang baik-baik saja tanpa kerusakan
'Dalam kondisi terbaikku dulu rasa lelah seperti ini hanyalah terasa seperti pemanasan saja namun sekarang rasa lelah seperti ini benar-benar membuatku kelelahan'
Leon Hart sudah banyak mengalami banyak pertarungan dan beberapa di antaranya adalah pertarungan jangka panjang atau pertarungan intens luar biasa yang menguras tenaga
Dibandingkan dengan pertarungan-pertarungan yang dilaluinya latihan ini tidak ada apa-apanya bagi dirinya yang dulu namun sekarang ia yang terbangun di tubuh Alaric merasakan rasa letih luar biasa setelah latihan itu ia jalani
'Menjadi lemah benar-benar menyiksa namun mau bagaimana lagi ini adalah batas kemampuanku saat ini'
Perkembangan Tubuh Alaric sebenarnya bisa dikatakan cukup bagus mengingat jangka waktu semenjak Leon Hart yang mulai berada di tubuh ini hanyalah beberapa hari saja
Dengan beberapa hari itu saja Leon Hart sudah dapat membuat tubuh Alaric bisa menggunakan sihir dengan baik dan bahkan bisa melakukan teknik pedang meski jika harus menggunakan teknik pedang yang berat akan membebani tubuhnya
Meski begitu Leon Hart sangatlah tidak puas karena memang ia benar-benar tersiksa akibat tubuh yang lemah ini, walau dibandingkan dengan orang biasa tubuh ini cukup baik namun bagi Leon Hart ini sangatlah buruk
Ia tidak menyukai menjadi lemah karena itu mengingatkannya pada masa-masa buruknya, ia ingin langsung menjadi lebih kuat sampai dititik ia bisa merasa nyaman dengan tubuh itu
"Tuan"
Setelah mendengar suara pintu terbuka muncul seorang prajurit yang langsung memanggil Alaric, sekali melihatnya Alaric dapat langsung menyadari kalau prajurit itu kesulitan mengambil nafas
'Sepertinya ada hal penting'
Karena ia sedang tergesa-gesa dan sebelumnya ia pasti berlari untuk sampai ke ruangan latihan, Alaric mengetahuinya karena Alaric mendengar suara langkah kaki-kakinya yang cepat sebelum ia sampai kesini
Jika prajurit itu tergesa-gesa sampai seperti itu maka sudah pasti ada sesuatu hal penting yang harus segera ia sampaikan
"Ada apa?"
"Tuan, Nona Reina sudah bangun"
......................
"Tolong jaga Alaric, Reina"
Perkataan terakhir Javier kepada Reina ini terus menerus berputar di kepalanya, ia tidak bisa melupakannya sedikitpun ingatan itu terus menerus terulang di dalam pikirannya
Ia mengingat jelas semua yang ada di moment itu mulai dari ekspresi Javier yang terlihat sedih tubuhnya yang mulai dingin dan rintik-rintik hujan yang membasahi mereka
"Aku sudah gagal!, Aku gagal melindungi orang yang menyelamatkan nyawaku"
Rasa penyesalan mendalam muncul di hatinya, ia terus menerus menyalahkan dirinya sendiri atas kematian Tuannya
Ia ingin menangis namun air matanya tidak bisa keluar karena Air matanya sudah habis sebelumnya di saat kematian Javier
Dengan tubuh yang tak bisa bergerak ia terbaring di kasur kamarnya dan ia mencoba untuk menutupi matanya dengan menggunakan pergelangan lengan kirinya
"Seharusnya aku saja yang mati untuk menggantikan Tuanku"
"Apa yang salah dari bertahan hidup Reina?"
"!!!"
Reina terkejut karena suara itu adalah suara Alaric dan ketika ia membuka matanya ia melihat Alaric berdiri di sampingnya
Ia merasa kalau dirinya sendirian di ruangan kamarnya itu sehingga membuatnya merasa terkejut serta kebingungan ketika melihat ada Alaric di sampingnya
"Tuan--Muda? Bagaimana anda bisa disini?"
Reina masih memanggil Alaric Tuan muda karena saat ini bagi Reina yang baru bangun dari keadaan kritisnya Tuannya masihlah Javier meski ia tau kalau Javier sudah terbunuh
"Aku tadi mengetuk dan masuk namun sepertinya kau tidak menyadarinya"
Alaric masuk ketika Reina menutupi matanya dengan pergelangan tangannya sehingga sepertinya ia tidak melihat sosok Alaric yang masuk
Selain itu Reina juga sedang termakan pikirannya sendiri karena itu ia tidak menyadari keberadaan Alaric yang masuk ke kamarnya
Alaric mengambil sebuah kursi yang ada di dekat kasur itu dan menariknya lalu duduk di kursi itu dengan mengarah kepada kasur Reina
"Memang benar tugas Prajurit adalah melindungi Tuannya dan tingkat pengabdian tertinggi mereka adalah mati untuk Tuannya namun bukankah itu hanyalah ideologi saja, jika Tuanmu terbunuh dan kau tetap hidup memang apa salahnya? Bukankah kau sudah berusaha sebaik mungkin untuk menyelamatkannya? Di dunia ini ada hal yang tak bisa kau kendalikan"
Perkataan Alaric cukup dalam namun sepertinya hal itu tidak cukup untuk menyentuh perasaan Reina yang masih terselimuti oleh rasa bersalah
Terlihat dari bagaimana ekspresinya masih sangat sedih karena itu sepertinya Alaric harus perlu sedikit ekstra untuk membantunya bangkit kembali
"Jika kau bertahan hidup maka lanjutkan lah hidupmu, jika kau malah menjadi putus asa karena bertahan hidup maka pengorbanan mereka yang mati tak akan berarti apa-apa—"
Kata-kata Alaric langsung menusuk ke perasaan Reina sekarang membuat pikirannya tidak hanya terpenuhi oleh rasa bersalah namun juga perasaan ingin memenuhi perintah terakhir Tuannya
"—Teruslah bertahan hidup dan teruskan perjuangan mereka, Mereka memang sudah mati namun harapan dan perjuangan mereka telah diwariskan kepada kita yang masih hidup.... Hiduplah sebagai bentuk terimakasih kepada mereka"
Alaric disini tidak menyebutkan Ayahnya secara spesifik karena memang baginya. karena sebenarnya Leon Hart, ia tidak memandang Javier sebagai Ayahnya
Karena itu ia tidak menganggap Javier sebagai keberadaan yang istimewa sehingga ia menyebut dengan kata mereka yang mengarah kepada seluruh pejuang Leon Hart yang terbunuh di saat perang
"Meski begitu saya masih merasa menyesal karena tidak bisa melindungi Tuan Javier, Tuan Javier adalah penyelamat hidup saya... Adai saya lebih kuat saya pasti bisa mengalahkan mereka yang menyerang saya dan langsung menyelamatkan Tuan Javier"
Reina sendiri bisa dikatakan cukup kuat mengingat ia sampai memiliki gelar "Sword Saint" namun tetap saja kemampuannya bukanlah yang terbaik karena itu ketika ia harus melawan banyak musuh dengan keadaan terluka ia hampir tidak bisa berbuat apa-apa
Dan ketika ia sadar ia melihat Tuannya terbunuh di depan matanya sendiri, itu sangatlah menyakitkan baginya
"Waktu tak akan berputar kembali karena itu kau harus melangkah maju dan teruskan perjuangan Ayahku dan wujudkan harapan serta keinginannya dengan begitu kau bisa merasa lebih lega—"
Sesuatu yang dikatakan Alaric adalah sesuatu yang benar dan baik, seseorang haruslah melangkah maju demi menghargai mereka yang sudah tumbang
Namun tentu saja perkataan itu tidak akan membuat Reina merasa puas, meski perkataan itu menyentuh hati Reina dan ketika ia melakukannya ia akan menyadarinya namun untuk sekarang bukan itu yang ia butuhkan
"—Dan jika kau masih merasa marah maka balaskan saja dendammu, bunuh mereka yang telah melakukannya"
Reina terkejut perkataan itu adalah sesuatu yang sangat berani untuk Alaric katakan, perkataan itu bukanlah sesuatu yang baik dan benar namun itu adalah sesuatu yang Reina butuhkan sekarang
Ia membutuhkan sesuatu yang bisa membuatnya merasa puas untuk sementara, ia membutuhkan sesuatu untuk menutupi luka di hatinya dan tentu saja balas dendam adalah jawabannya
Bahkan jika Reina memilih untuk tidak balas dendam dan menjalankan hidupnya ke arah yang lebih baik dengan meneruskan harapan dan keinginan Javier akan ada terus suatu lubang di hatinya yang tak akan terisi
Dan itu adalah amarah yang terus menerus tersimpan di hatinya karena Amarah tidak akan bisa dihilangkan, Amarah adalah bagian dari perasaan dan perasaan tidak mungkin bisa dihilangkan karena seseorang hanya bisa menyimpan dan menekan perasaannya bukan membunuh perasaan miliknya
"Ikutlah denganku dan mari kita balaskan kematian mereka yang telah gugur"
Alaric mengulurkan tangannya dan dengan tanpa keraguan Reina meraih dan menggenggam tangan Alaric
"Baik Tuan!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments