SUSI

Awal pertemuan dengan ibu satu anak ini aku akui aku sedikit meremehkannya. Bukan karena apa-apa tapi lantaran sikapnya yang sedikit tertutup dan meremehkan ketika kami melakukan perbincangan untuk pertama kalinya. Setidaknya itulah yang terlintas di pikiranku kala itu. Tapi tidak setelah sedikit demi sedikit aku mulai mengenalnya. Atau bisa dibilang ketika aku dan juga ibu dari Lisa ini mulai saling terbuka.

Gaya bahasanya yang terkesan meremehkan lawan bicara bukanlah imajinasiku yang berlebihan tapi itu memang kenyataannya. Meski dia tidak bermaksud untuk bersikap arogan tapi terkadang kata-kata yang keluar dari mulutnya akan menjatuhkan orang yang dimaksudkan. Entah hal ini dia lakukan secara sengaja atau tidak. Dia sendiri menyebutnya tegas dan langsung pada inti pembicaraan tanpa memerlukan hiasan-hiasan kata. Dan yang terpenting menurutnya adalah siapa lawan bicaranya.

Semua itu sangatlah masuk akal bagiku ketika aku mengetahui bahwa pekerjaannya di rumah sakit adalah sebagi seorang psikoterapis. Teman-teman yang sering datang ke rumahnya adalah para pasien-pasiennya. Susi memang membuka praktek di rumahnya sama halnya yang dia lakukan juga sebelum pindah ke rumah di depan rumahku.

Ketika itu di saat jam makan siang aku sedang berada di minimarket yang tidak jauh dari komplek perumahanku untuk membeli berbagai keperluanku. Tentu saja aku berada di minimarket yang tidak ada temanku bekerja di sana. Aku dikagetkan dengan sebuah colekan kecil yang kurasakan di lenganku.

“Belanja mas?”, sapa Susi ketika aku menoleh ke arahnya.

“Ya. Kamu sendiri?”, tanyaku.

Dia menceritakan jika dirinya sedang dalam perjalanan pulang di jam istirahatnya untuk mengambil sesuatu yang tertinggal di rumahnya. Dia pun menyempatkan untuk berhenti di minimarket ini untuk membeli makan siangnya.

“Apakah dia sedang membaca ku?” Itulah yang aku pikirkan setelah mengetahui dari penjelasannya bahwasanya dia adalah seorang psikoterapis di rumah sakit tempatnya dia bekerja. Bahkan dia juga menawarkan bantuannya jika ada yang bisa dia bantu. Memang pertanyaan-pertanyaan dari cara bicaranya sangatlah berbeda jika dibandingkan saat berbicara dengan orang pada umumnya.

Sejak saat pertemuan di minimarket itulah hubungan kami sebagai tetangga menjadi lebih dekat. Tidak hanya sekedar saling sapa saja kini sedikitnya kami bisa mengobrol satu sama lain. Meski aku pun tahu kebanyakan perbincangan kami hanyalah basa-basi formalisasi belaka.

Ada sebuah perbincangan yang merubah perspektif ku terhadap Susi dan juga putrinya Lisa. Kepindahannya dari rumahnya yang dulu bukanlah tanpa suatu alasan. Bahkan bisa dibilang kepindahannya ke rumah baru menjadi sebuah keharusan bagi ibu dan anak itu. Susi memintaku untuk jangan membicarakan atau menanyakan sesuatu yang berhubungan dengan ayahnya Lisa kepada putrinya. Karena hal yang berkaitan dengan suaminya jika terdengar oleh anak semata wayangannya itu akan segera membangkitkan ingatan-ingatannya tentang ayahnya. Lisa akan meledak katanya. Tidak hanya membutuhkan waktu untuk mengembalikan moodnya tapi hal tersebut juga membuat sang ibu menjadi turut larut dalam kesedihan. Ayah Lisa sudah meninggal. Aku pun tidak bertanya bagaimana suaminya meninggal. Setidaknya tidak untuk saat itu untuk menjaga perasaannya.

Aku mengiyakan permintaannya untuk tidak menyinggung soal suaminya di depan Lisa. Penjelasannya memudahkan ku untuk mengerti sebuah kejadian. Aku pun tidak akan menceritakannya pada Susi kalau pernah beberapa kali aku mencoba menanyakan hal ini pada anaknya.

Meski hanya hitungan jari aku pun sempat menanyakan siapa, dimana, bagaimana tentang sosok ayahnya pada anak kecil itu. Seringnya ia hanya menjawab dengan sebuah senyum kecut dan tatapan mata polos yang ia tunjukkan kepadaku yang membuatku berhenti menuntut jawab dari pertanyaan-pertanyaan ku. Ada suatu waktu dimana senyumannya kala itu berlanjut dengan keluarnya air mata dan juga isak tangis yang sangat ia tahan. Membutuhkan waktu dan juga satu buah es krim untuk kembali menenangkannya. Setelah mendengar penuturan Susi aku pun jadi merasa bersalah.

Aku yang mengira sudah cukup mengenal Lisa ternyata tidak juga pikirku ketika ibunya sendiri yang memberitahukan kebiasaan-kebiasaan yang biasa dilakukan oleh anaknya. Ada satu hal cukup membuatku tercengang. Susi mengatakan bahwasanya Lisa mempunyai sebuah kemampuan khusus. Dia memberitahuku bahwasanya putrinya ini bisa melihat hal-hal yang tidak kasat mata yang orang biasa tidak mampu untuk melihatnya. Dan yang bikin aku lebih terkejut bahwasanya Lisa lah yang memintanya untuk memberitahukan rahasianya ini kepadaku.

Lisa sangat selektif perihal kemampuannya ini. Dia tidak ingin sembarang orang mengetahuinya. Kata Susi mungkin ini akibat dari pengalamannya ketika ia bercerita kepada teman-temannya dan yang terjadi dia malah dijauhi sebagian kawan-kawannya yang menganggap dirinya aneh. Mungkin itu juga yang menyebabkan ia lebih nyaman untuk bermain dengan dirinya sendiri ketimbang berkumpul bersama teman-teman seusianya.

Sikap Susi mengenai hal ini menurutku cukup bijaksana. Apalagi apa yang sering Lisa ceritakan padanya sangatlah bertolak belakang dengan ilmu yang dimiliki oleh Susi sebagai seorang psikoterapis. Ia pun mengikuti kemana anaknya akan menuntunnya berkaitan tentang hal ini tanpa mengabaikan substansi-substansi yang lain. Ia juga mencari tahu dan mempelajarinya serta bertanya kepada orang-orang yang dianggapnya kompeten mengenai hal ini.

Seseorang terkadang hanya butuh lawan bicara untuk mendengarkan cerita-ceritanya saja sehingga ia bisa merasa lega telah mengungkapkan apa yang selama ini dirasanya tanpa perlu balasan pernyataan atau pun pendapat dari orang lain. Begitu pula Susi ketika ia mengobrol denganku. Sebagian orang bisa saja menerima itu tapi ada juga sebagian orang yang merasa disepelekan jika tidak dimintai pendapatnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!