6. Pria bermasker

Amora berlari mencari tempat pesembunyian, sambil melihat ke belakang tak sadar ada seseorang pria tampan dengan masker hitam di wajahnya, bersedekap dada di ambang pintu yang akan di lalui Amora.

Bruk

Dughhh

"Tembok sialan," umpatnya saatnya melihat siapa yang di tabrak

Ia terus mengusap keningnya, sambil menatap kebelakang masih ada yang mengejarnya atau tidak.

Amora sambil melangkah sedikit ke kanan untuk menghindari kepalanya terbentur lagi.

Namun pria itu malah mengikuti langkah Amora.

Dughhh

Lagi, lagi Amora terbentur dada bidang seseorang.

"Ssstt," desisnya saat merasa sakit di keningnya, ia terus mengusap kening itu.

Hingga suara dingin nan berat seseorang membuat dia mendogakan kepalanya.

Pria di depannya terkekeh gemes.

"Jangan di gosok terus, emangnya itu teko ajaib yang bisa mengabulkan permintaan," ucapnya suara serak nan dinginnya.

Amora menatap pria bermasker di depannya dengan terkejut.

"AAA, ADA TERORIS," teriaknya membuat semua yang mencari Amora berlarian ke arah teriakan itu.

"Mana ada teroris?" tanya seorang pemuda dengan memakai hoodie hijau.

Amora berlari ke arah mereka sambil menujuk pria bermasker hitam itu.

Sedangkan pria yang sama memakai masker tadi tertawa renyah.

"Bhaa ha ha, si bos di katain teroris terus kita apa?" tanyanya pada dirinya sendiri yang mendengar kata gadis kecil itu.

Dahi Amora mengkerut, "Ja--jadi ka--kalian ko--komplotan te---teroris," ucapnya terbata-bata.

Membuat mereka semua tertawa terbahak-bahak, bahkan ada yang sampai berguling-guling memegang perutnya.

"Aduh, sakit perut gue. Kita bukan teroris lebih tepatnya geng motor atau mafia," ucapnya seseorang berambut pirang.

Amora masih takut ia di pojokan menatap para pria yang mengerubunginya.

"Terus kenapa dia memakai masker," ucapnya.

"Kenapa?" tanyanya saat sedari tadi hanya diam melihat anggotanya berinteraksi dengan Amora.

"Ya, kesannya lo seperti mencurigakan," ucapnya yang sudah mulai nyaman ngobrol dengan mereka.

"Kalau lawan tau wajah gue, gak seru dong mainnya," ucapnya sambil menyeringai.

Membuat Amora bergidik ngeri.

Setelah itu mereka membawa Amora ke ruangan santai yang ada di markas itu.

Sedikit info markas blood eagles ada dua markas utama yang di tempati ketua, wakil dan anggota-anggota pilihan.

Markas kedua di tempati Samuel sang protagonis pria dengan teman-temannya.

Mereka jarang ke markas utama jika tidak ada rapat penting anggota inti.

Mereka saling duduk dengan Amora yang duduk di sebelah pria bermasker hitam yang sedari tadi menatapnya membuatnya, seakan tak bisa walau sekadar bernafas.

"Nama lo siapa?" tanyanya dingin dengan suara seraknya.

"Amora," cicitnya pelan sambil menuduk tak tahan di tatap mereka intens.

"Kalau bicara kepalanya di angkat, saya tidak ada di bawah situ," ucapnya dingin sambil menaikkan satu alisnya.

Amora menatap pria yang sangat menjengkelkan baginya.

"Lo juga gak ada sopannya, bicara sama seseorang tapi wajah lo masih di tutupin." sarkas Amora.

Pria itu tertawa remeh. "Kamu yakin ingin melihat wajah saya," ucapnya dingin.

"Alah, palingan juga jelek makanya di tutupin," ucapnya dengan penuh keyakinan.

Sementara yang lain meringis pelan kalau ketua mereka yang tampan di katain jelek terus apa kabar dengan mereka yang wajahnya pas-pasan.

Pria itu membuka maskernya pelan, bak adegan slow motion saat masker itu bener-benar terbuka dengan sempurna, Amora membuka mulutnya lebar-lebar, kenyataannya pria di depannya sangat tampan.

Kulit putih, hidung mancung, alis tebal dan bibir tebal yang sangat menggoda iman, membuat Amora pecinta cogan garis keras, terpekik dalam hati.

"Tolong di kondisikan mulutnya, nanti kalau lalat masuk kita tidak tanggung jawab," ucap seorang pria berambut pirang dengan tatapan jahilnya.

Amora merutuki dirinya sendiri, dia benar-benar malu telah memintak pria itu membuka maskernya.

"Terpesona, Huh!" ucapnya sinis.

Amora memalingkan wajahnya, menatap pria yang bermasker juga di depannya nampak acuh, dia asik dengan dunianya sendiri.

Mata Amora menangkap sesorang yang ia kenal di ponsel pria itu.

"Lo, ada hubungan apa sama cewek ini," ucapnya sambil menujuk foto seorang gadis yang cantik dan manis.

Pria itu menoleh ke arah Amora.

"Apa itu penting, lo cuma gadis yang tak sengaja nyasar kesini," sarkasnya dengan nada dinginnya.

Dia sangat marah ketika ada yang mengusik dunianya.

"Edgar," peringatnya, membuat pria bermasker itu memutar bola mata malas.

"Dia sepupu gue, jadi gue punya alasan dong buat tanya." ucapnya Amora, membuat dahi pemuda yang di panggil Edgar mengkerut.

"Sepupu bukannya sepupu perempuannya cuma Alena," ucapnya heran.

Amora menghela nafas berat, dia tidak mungkin membicarakan soal kehidupan pribadi pemilik raganya kepada orang asing.

Pria yang sedari tadi diam dengan pandangan tajam dan datarnya, melihat wajah Amora yang nampak berfikir, membuatnya mengalihkan pembicaraan.

"Huff, cukup Edgar kamu bisa tanya Vanessa sendiri," ucapnya dingin menengahi mereka.

Membuat Amora bernafas lega.

Edgar hanya diam hingga pembicaraan mereka selesai dan Amora di antar pulang oleh ketua mereka.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Di sisi Vanessa sangat bahagia setelah kedatangan Amora.

Ia menscroll Ignya, ia mendapati ig samuel dengan foto seorang gadis dengan senyum manisnya membuat hatinya teriris.

"Ternyata perjuangan gue selama beberapa tahun ini cuma sia-sia, ko lebih memilih dia di banding gue," ucapnya miris.

Vanessa tidak seperti antagonis di novel-novel, dia gadis badas yang tidak akan menangis karena hal sepele.

"Gue lelah dari jaman Smp kita bersama, lo selalu bilang gue matahari lo, tapi nyatanya semua itu hanya omong kosong," ucapnya di akhiri dengan kekehan miris.

"Gue yang berjuang, tapi gue sendiri yang tersakiti. Setelah kedatangan gadis itu kau berpaling dari ku, Muel." ucapnya sambil menatap sedih ig Samuel.

Vanessa mengusap air matanya kasar.

"Gue akan mulai hidup baru, seperti Amora dia melupakan kehidupan masalalunya yang kelam." ucapnya dengan tekat.

"Ya, gue harus bisa melupakan Samuel," ucapnya sambil mengepalkan tangan.

Tak lama penselnya berdering pertanda seseorang menghubunginya, tanpa melihat siapa dia langsung mengangkatnya.

"Apa kabar itu benar?" tanya seseorang di sebrang sana dengan antusias saat teleponnya terhubung.

Vanessa yang mendengar itu heran, ia melihat siapa yang meneleponnya.

Setelah tau ia memutar bola malas.

"Iya dia telah kembali, jadi cepatlah kembali ke indonesia," ucapnya langsung memutuskan sambungan teleponnya.

Ia malas jika di tanya lebih banyak lagi sama si orang itu.

Sedangkan di negara lain seorang pria dengan balutan jas navy melekat pada tubuh kekarnya, mengumpat kesal karena telponnya di matikan.

"Sttt, aku akan kembali, Aku akan melindungimu," ucapnya sambil mengusap figura yang berisi foto seorang gadis yang berpose nampak manis di foto tersebut.

Terpopuler

Comments

idaman

idaman

kakak sulung nih....

2024-03-13

0

Mimik Pribadi

Mimik Pribadi

Itu kakak Amora yng jdi CEO kah yng telp Vanessa??

2024-03-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!