"kamu dari tadi kayanya seneng diajak muter-muter,sampai gak ingat ngasih tau alamat rumahnya.?"
Berlian terkesiap. Benar juga apa yang dikatakan oleh pria itu.Sedari tadi dia tidak menyebut alamat rumahnya ,hingga mereka berkeliling ditempat sebanyak empat kali.
"Jalan anggrek gang mawar no 70."
Kenan mengetikan alamat itu diaplikasi navigasi yang terdapat di ponselnya.dan mulai majukan kendaraan nya sesuai penunjuk arah.
Suasana hening 20 menit lamanya ,dan Kenan tiba-tiba memiliki ide konyol yang terlintas dikepalanya. Sebuah ide yang ia pikir bisa membuat Ibu sambungnya berhenti menjodohkannya dengan Siska.
"Lian kamu mau gak jadi istri saya?" tanya Kenan dengan santainya.
Geplak,,,
Untuk ketiga kalinya berlian melayangkan pukulan,karena merasa sangat kesal mendengar kerandoman duda tampan yang duduk disebelah nya.
"Stop,,,stop,,,sampai disini saja.Itu rumah saya dan Om jangan ikut turun!"
Berlian menunjuk rumah minimalis bercat putih,berpagar kayu.Setelahnya dia melepas sabuk pengaman bersiap-siap untuk turun dari mobil.
"Wait Lian ucapan saya tadi gak main-main,saya memang mau ngajak kamu nikah."
Kenan memasang wajah serius dan Berlian menatap jijik pada pria itu.
"Demi apa saya mau nikah sama anda? Hello, kita tuh baru kenal dua jam yang lalu Om.Saya masih sekolah dan Om udah duda.Please, jangan bikin hidup saya yang sudah membosankan ini menjadi tambah susah."
Berlian hendak membuka pintu mobil namun Kenan langsung menguncinya.
"Iihhh,,,apa lagi sih saya mau pulang, jangan minta yang aneh-aneh deh!" rengek Berlian yang sudah hampir menangis.
"Lian tolong, saya butuh kamu untuk membatalkan rencana Ibu saya yang ingin menikahkan saya dengan Siska."
"Siska siapa lagi itu? Bodoh ah..!"
Berlian kembali membuka pintu,tapi lagi-lagi Kenan menahannya.
"Lian please...saya pasti akan berikan apa yang kamu mau,asal kamu bersedia menikah dengan saya."
"Cari yang lain aja sih Om ,kan masih banyak cewek-cewek cantik di luaran sana. Om kan bisa ngasih apa saja banyak pasti yang mau. Jangan saya ya! Saya udah ngantuk banget nih mau tidur."Lian kembali menguap karena merasa cukup lelah hari ini.
"Kamu tuh unik tau, kamu tegas, berani ,pasti bisa menghadapi Ibu sambung saya yang arogan. Kalau cewek-cewek lain mah semuanya sama aja ,manja...baper!"
Berlian masih terlihat tidak tertarik. Karena keinginan nya hanya satu saat ini yaitu keluar dari mobil dan merebahkan diri di ranjangnya yang memang tak terlalu empuk.
"Kawin kontrak aja gimana?kita bikin perjanjian,kamu akan menjadi istri saya selama satu tahun dan saya akan membiayai semua kehidupan kamu.Setelah kesepakatan berakhir kamu bebas mau ngapain aja.
"Rugi di saya ,untung di Om nya dong! Saya kan masih ting-ting Om nya mah udah second." protes Berlian kemudian.
"Saya janji gak akan ngapa-ngapain kamu, nanti kita buat perjanjian resmi secara tertulis gimana?"
"Gak, lagian orang tua saya pasti gak akan setuju!"
Berlian berhasil membuka pintu mobi dan melangkah cepat menuju teras rumah.
"Kalau orang tua kamu setuju?"
Tiba-tiba Kenan sudah kembali berada dihadapan nya dan berlian sama sekali tidak mempedulikan,ia mengetuk berkali-kali namun tak ada sahutan apa-apa.
Yang terdengar hanya musik keyboard dari dalam dan terdengar suara seorang pria yang sedang bernyanyi dengan suara nyaring. Persis seperti orang yang sedang mengadakan hajatan.
"Orang tua kamu?" tanya Kenan kala mendengar suara yang cukup berisik dari dalam. Pria itu menyanyikan lagu dangdut sangat powerful. Membuat Kenan ingin menutup kedua telinganya.
"Iya." sahut Berlian malu-malu karena Ibunya memang seorang guru les piano dan Ayahnya berprofesi sebagai guru les vokal. Mereka sering berkolaborasi seperti ini,bahkan sampai subuh menjelang. Kadang para tetangga pun merasa risih dan tak jarang melayangkan protes.
Karena tak ada tanggapan apapun dari dalam ,Berlian membuka pintu yang ternyata tak dikunci.Otomatis suara nyanyian pun berhenti. Keduanya menatap heran pada laki-laki yang sedang bersama anaknya.
"Siapa dia Lian?" tanya Tomi sang Ayah yang sedang memelintir kumisnya yang tebal sebelah.
"Saya Kenan Pak pacarnya Berlian" Berlian membelalak mata nya ,kesal mendengar pernyataan itu.
"Pacar?"
Ibu yang bernama Serena bangkit dari tempat duduknya ,mendekati pria yang bersama putrinya.
"Gak Ma,,,dia bohong...ya kali Lian mau pacaran sama Om-om ." Berlian langsung menyatakan penolakannya.
"Jangan gitu dong sayang,,,akui saja didepan orang tua kamu."
Kenan dengan lancang merangkul pundaknya dan Berlian langsung mengikuti perutnya.
"Bu,,,pak,,,maaf sebenarnya kedatangan saya kesini ingin melamar Berlian."
Kekesalan yang memuncak ke ubun-ubun
,membuat Berlian ingin memukul pria itu. karena telah lancang menyatakan lamaran didepan orang tuanya.
"Melamar ,maksud kamu? Kamu ingin menikahi anak saya?"
Kali ini Ayah Berlian berbicara dengan mata yang berkaca-kaca.
"Ma, hiks...gak nyangka anak kita sudah dewasa. Udah ada yang lamar Ma hiks,,,hiks,,,"Serena memeluk suaminya sambil menepuk-nepuk punggung laki-laki yang berhati lembut itu.
"Iya Pa, sebentar lagi kita akan punya cucu"
Huwaa,,,keduanya menangis berbarengan dan Berlian langsung menepuk jidatnya. Lupa memberi tau Kenan kalau orang tuanya memang selalu bertingkah aneh.
Sedangkan Kenan menatap dengan pandangan bingung,baru kali ini ia menemukan pasangan orang tua yang sangat unik dan melankolis.
"Kenan kami hargai niat baik kamu , tapi nikahnya jangan sekarang ya! Lian kan masih sekolah." ucap sang Ibu dan Berlian pun langsung terpekik girang.
"Tapi Bu, maaf hubungan kami sudah terlanjur jauh. Jadi sebaiknya kami segera dinikahkan saja,karena saya siap bertanggung jawab."
Tomi langsung menarik tubuh kenan,menyandarkan di dinding ruang tamu itu.
"Sejauh mana ha? Sejauh mana kamu membawa anak saya? Kamu tau tidak kalau Lian itu gampang masuk angin, jadi tolong jangan bawa ketempat-tempat yang jauh. Apalagi malam begini gak pake jaket pula."
Kenan semakin bingung karena jelas-jelas bukan 'jauh' yang seperti itu yang ia maksudkan dan Lian kembali memijat keningnya menggeleng prustasi.
Serena mendekati suaminya membisikan sesuatu barulah pria itu paham sambil mengangguk-anggukkan kepalanya.
Dan...
Bughh,,,
Sebuah pukulan pun melayang di wajah kenan,yang membuat pria itu terhubung kehilangan keseimbangan.
"Kamu kerja dimana?"
Setelah mengobati luka di wajah dan sudut bibir Kenan akibat pukulan cuma-cuma yang diberikannya,pria itu pun mulai mengintrogasi Kenan yang masih menahan perih.
"Perusahaan advertising Pak"jawab duda tampan itu.
"Bagian"
"Direktur ..."
"Oh direktur.." Tomi mengangguk-anggukkan kepalanya lalu terbelalak beberapa detik kemudian.
"Direktur Ma." bisiknya kepada sang istri yang langsung memasang wajah anggunnya.
"ekhem,,, jadi kapan rencana kalian akan menikah?" tanya wanita langsung ke inti pembicaraan.
"Secepatnya Bu, besok juga boleh!"
geplak,,,
Berlian kembali melayangkan pukulan di paha Kenan menyatakan keberatannya.
"Pokoknya hari Sabtu atau Minggu saya bisa Bu, asal jangan hati senin sampai Jum'at soal nya saya kerja."
Pasangan suami istri itu tampak berunding ,tak terdengar suara apa pun selain bisikan dan gumaman yang tak jelas.
"Setelah menikah anak kami akan tinggal dimana?" tanya Serena masih dengan gaya sok elegan nya.
"Dirumah pribadi saya Bu, saya cuma tinggal bersama asisten rumah tangga"
Serena dan Tomi saling berpandangan keduanya tampak takjub akan kesuksesan calon menantu.
"Hebat kamu ,masih muda sudah punya rumah sendiri. Kami saja yang setua ini masih ngontrak itu juga sudah sering diusir sama tetangga yang tak mengerti apa itu seni."
'Bukan seni itu namanya Pa ,tapi polusi udara mama sama Papa terlalu berisik' ucap Lian dalam hatinya.
"Saya bisa belikan Ibu sama Bapak rumah, setelah saya menikah dengan Berlian nanti."tawar Kenan.
"Serius kamu.." tanya pasangan itu yang langsung membelalakkan matanya.
Dan Kenan mengangguk-anggukkan kepalanya dengan mantap.
"Hari Minggu,,,hari Minggu kamu bisa menikahi Berlian. Besok saya akan mengurus semuanya karena lebih cepat lebih baik kan!"
Kata Tomi antusias.
"Ma ayo kita hubungi pak Udin orang yang biasa mengurus masalah begini." pinta sang suami kepada istrinya yang sudah melayang tinggi ke udara, membayangkan akan memiliki rumah pribadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
nariyah
bener bener BPK,a berliannn ya🤣🤣🤣🤣 auto lesung kaya😂😂😂
2024-03-16
0
Ira Sulastri
Beneran 😅😅😅🤣🤣🤣 dah punya orang tua seperti itu
Berliana yg sabar ya😅😅🤭
2024-02-03
0