Berlian yang dari tadi terdiam melihat tingkah aneh kedua orang tuanya itu mencoba mencegahnya.
"tunggu Ma,,,Pa..."
"Mama sama Papa apa-apaan sih main setuju-setuju aja, tanya dong pendapat Lian gimana?protes sang putri.
"Kamu pasti setuju dong Lian ,dia kan pacar kamu..." bujuk sang Ibu.
"Gak Ma,,,dia itu bohong Lian gak pernah pacaran sama dia. Orang baru kenal kok tadi dijalan!"
Kenan gelagapan ,takut jika semua kebohongannya terbongkar.
"Lian sudah gak usah malu untuk mengakui,Papa yakin Kenan lelaki yang baik bisa menjadi imam kamu nanti." Tomi memberi sentuhan religi.
"Pokoknya gak,,,Lian gak mau nikah sama duda."
"Duda..?" Serena mengernyitkan keningnya.
"iya Ma, Om Kenan ini duda...Mama gak mau kan kalau Lian menikah sama orang yang dulu pernah punya istri."
Lian tersenyum penuh kemenangan ,karena ia yakin kedua orangtuanya pasti kali ini mendukungnya.
"Ah, Lian sayang ada satu hal yang kamu belum tau. yang sebenarnya, dulu Papa kamu juga seorang duda. Istri Papa sebelumnya Kabur meninggalkan Papa ,dan setahun kemudian kami bertemu lalu memutuskan untuk menikah.
Tomi mengangguk-anggukkan kepalanya membenarkan perkataan istrinya.
"Kakek kamu dulu juga seorang duda tapi dia tetap hidup bahagia bersama Nenek kamu."lanjut sang Ayah.
"Ok,,,,terserah..!" ucap Lian ,dalam hatinya sudah pasrah dengan nasib yang akan menimpanya.
"Aku pulang dulu ya calon istri,kita ketemu lagi hari Minggu."pamit Kenan kemudian dia mengacak rambut Lian tapi gadis itu mengelak dengan cepat.
"Kamu istirahat dulu sama ,katanya udah ngantuk kan?" Kenan dengan wajah penuh kemenangan melangkah menuju mobilnya. Dari jauh dia masih sempat mengedipkan matanya kearah Berlian.
(Moga-Moga aja ini hanya mimpi buruk ya Tuhan,,,tolong bangunin aku ...!) doanya dalam hati.
Berlian merebahkan diri diatas ranjang,rasa kantuk pun sudah hilang seketika.kejadian malam ini membuat nya jengkel setengah pingsan dan rasanya ingin menelan hidup-hidup pria yang sebentar lagi akan menikahinya.
Berlian gelisah dalam tidurnya hatinya tak tenang.
(Semoga aja pernikahan ini batal,karena Om Kenan diculik alien saat perjalan pulang kerumahnya.atau tiba-tiba aja kepalanya terbentur dan kehilangan ingatan dan gak inget sama gue lagi). Pintanya dalam hati setelah itu memejamkan matanya.
****
"Duh,,,Gusti kenapa ini harus terjadi?" Hellen Ibu sambung Kenan tak henti-henti nya berteriak histeris saat akad nikah akan dilangsungkan. Masih tidak bisa menerima, jika putra suaminya akan menikah dengan gadis yang masih SMA ,yang Kenan akui telah dinodai nya.
"Udah deh Mi, terima aja pernikahan ini dari pada Kenan harus masuk penjara kalau orang tua Berlian benar-benar mau menuntut." ucap Kenan cuek ,dia senang karena ide konyol nya sebentar lagi akan berhasil.
"Makanya kamu tuh jadi lelaki yang benar Ken ,jangan asal celap-celup sana sini." ucap Helen sambil memukul kepala putra sambungnya menggunakan tusuk konde yang sudah terlepas beberapa kali.
"Rileks Mi , nikmatin aja acara ini catering nya enak loh. Papi aja udah nambah sampai tiga kali." ucap Aji Ayah dari Kenan mulai menanggapi.
"Pinter kamu nyari catering nya Ken ,daging rendang empuk gak kaya makan sendal.Sambal gorengnya juga rasanya pas." Aji memberikan dua jempol pada putranya tanpa mempedulikan gerutuan istrinya.
"Pi coba untuk kali ini jangan ngomongin makanan dulu. Kamu gak mikir apa? Kalau gadis itu sengaja menjebak Kenan untuk mendapatkan harta kita!" seru sang istri mengompori.
"Harta kita? Harta Kenan aja kali mi. Gak papa lah lagian udah kebanyakan duit juga tuh anak, siapa lagi yang mau ngabisin. Eekhh..!" Aji bersendawa dengan santai membuat Hellen semakin kesal. Ia lantas mendekati gadis yang sedang menangis dipojokan yang tak lain adalah Siska keponakan kandungnya.
Gadis yang sudah menaruh hati pada Kenan sejak usianya 14 tahun itu, cukup prustasi mendengar kalau Kenan akan menikahi wanita lain.Tapi entah kenapa dia masih mau mendatangi gedung hotel tempat akad akan digelar. Bahkan dandanannya melebihi Berlian sang calon pengantin yang menggunakan make-up tipis-tipis saja. Sesuai umurnya yang masih remaja.
"Sabar Siska.." Hellen mencoba menenangkan tapi tangisan Siska semakin kencang mengalahkan alunan musik klasik yang mengalun di ballroom hotel itu.
Saat pengucapan ijab kabul pun Siska sudah tiga kali pingsan dan terpaksa harus dipulangkan kerumah orang tuanya. Tak ada yang berwajah ceria disana selain Kenan dan kedua mertuanya yang sudah membayangkan akan punya rumah pribadi.
Hellen menatap tajam pada gadis SMA yang telah menjadi menantunya. Seolah mengatakan jika Berlian tidak akan hidup lama setelah ini. Berlian baru menyadari bagaimana arogannya sang mertua. Dan firasat nya mengatakan kalau rumah tangganya akan menjadi ajang pertarungan antara hidup dan mati.
Walau keberatan dengan pernikahan paksa yang telah terjadi, tapi Berlian tak ingin mengecewakan kedua orangtuanya yang sudah terlihat bahagia akan memiliki rumah pribadi tanpa harus mengontrak lagi.
"Ini kamu tanda tangan disini..!" Kenan menyerahkan gadget milik nya yang berisi kan form kawin kontak yang telah disusun sedemikian rupa.Dan berlian mendatangi dengan stylus pen sejenis pensil elektronik yang biasa digunakan untuk mendatangi berkas online.
"Kamu gak baca dulu isinya?" tanya Kenan memastikan.
"Udah tau sekilas"sahut Berlian cepat yang hanya membaca beberapa poin saja. Yang terpenting Kenan tak mengingkari janjinya untuk memberikan rumah pribadi pada kedua orangtuanya.Agar pengorbanan yang dilakukan nya ini tidak sia-sia.
"Sekarang kita pulang kerumah saya" Kenan merangkul pundak istri nya dan Berlian menghindar dengan cepat.
Geplak,,,
Sebuah pukulan pun mendarat kembali ketika dengan nakal nya Kenan mencuri satu ciuman di pipi.
(Ah, sadis banget bini gue) seru Kenan didalam hatinya ,saat Berlian melajukan langkah menuju kemobil sembari menenteng sepasang sepatu high heels yang menyiksa kakinya dari tadi.
***
"Kita gak tidur sekamar kan Om?" selidik Berlian saat baru tiba dikediaman mewah milik Kenan. Sangat mewah hingga ia merasa canggung untuk melangkahkan kakinya di tempat yang full pendingin ruangan itu. Berbeda dengan rumah nya yang sempit dan pengap.
"Iya, kan udah ada di perjanjian kalau kita gak tidur sekamar, tenang aja!" jawab Kenan mengingatkan perjanjian yang sudah ditandatangani tadi di hotel.
"Orang tua saya gimana? Mereka jadinya tinggal dimana?" Berlian tiba-tiba teringat dengan kedua orangtuanya yang sudah menghilang secepat kilat setelah acara akad nikah berakhir.
"Mereka sudah saya kasih tempat tinggal yang baru,cukup jauh sih emang tapi mereka setuju kok."
Kenan menggaruk-garuk pipinya khawatir,takut Berlian bertanya. Dimana orang tuanya ditempatkan.Tapi untung saja gadis itu tidak menanyakan apa-apa.
"Mama sama Papa juga gak perlu kerja lagi ,saya yang akan menanggung kehidupan mereka setiap bulan." lanjut Kenan dan Berlian terlihat sangat lega.
Gadis itu menyusun barang-barang nya disebuah kamar yang sangat luas, yang sudah disediakan oleh sang suami. Kenan sengaja menyuruh orang untuk mendesain kamar itu sedemikian rupa. Agar terlihat lebih indah dan nyaman. Tapi sepertinya Kenan lupa kalau Berlian adalah gadis remaja SMA dan bukanlah murid di taman kanak-kanak ,karena wallpaper itu terlihat agak childist dipenuhi gambar-gambar tokoh kartun favorit anak-anak.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Dewi @@@♥️♥️
menghibur bgt ceritanya,lucu
2024-02-09
0