Setelah Lian selesai memakai pakaian, Kenan pun kembali menutup mata berpura-pura tidur. Namun deru nafasnya masih memburu kencang.ada rasa sesak tak tertahan setelah menyaksikan pemandangan yang memanjakan mata. Tapi kembali lagi ingat dengan perjanjian yang telah mereka sepakati bersama. Kenan berusaha mengendalikan hasrat liar nya.
"Nanti supir yang akan mengantar kamu ya Lian! pas jam pulang jangan langsung kabari , biar gak telat dijemput."
"Loh, kok supir sih Om? Sepeda motor saya mana? Kan Om janji mau ngambil sepeda motor saya dibengkel, kemarin juga udah saya kasih alamat bengkelnya." cerocos gadis itu.
"Iya,,,tapi sepeda motor kamu itu udah gak layak pakai.!"
Berlian menajamkan matanya dan Kenan takut melihat ekspresi itu.
"Saya gak mau diantar oleh supir, saya tetap mau berangkat ke sekolah pakai motor metik kesayangan saya. Kemarin Om sendiri yang janji" rengek Berlian dan Kenan langsung menutup telinga mendengar suara nyaring itu.
"Ya udah terserah, motor kamu udah ada dihalaman depan. Dikasih enak kok malah pengen yang susah." gerutu Kenan mulai pusing menghadapi sikap keras kepala sang istri.
Dua pasang mata menatap tak berkedip,kala pasangan suami istri yang berbeda usia itu memasuki ruangan makan sambil bergandengan tangan. Lebih tepatnya, Kenan yang menggandeng tangan Berlian sedangkan berlian mencoba untuk melepaskan.
Siska dengan tingkah genit nya langsung menyiapkan sarapan untuk kenan, suatu kebiasaan yang selalu ia lakukan setiap pagi.Walaupun Kenan sudah berulang kali menolaknya.
sedangkan Berlian tampak cuek ,ia berlalu begitu saj tanpa mempedulikan apa yang terjadi dimeja makan.
"Lian" seru Kenan saat sang istri melangkah dengan tergesa-gesa ,gadis itu menoleh tanpa berniat mendatangi suaminya.
"Sarapan dulu..!" ucap pria itu dan Berlian tampak tak begitu tertarik.
Jawab berlian cuek.
"Saya buru-buru Om, udah telat.." jawab Berlian cuek.
"Sarapan Lian.." ucap Kenan dengan nada yang lebih tinggi dari yang tadi.
Gadis itu terlihat acuh sambil mengenakan kaos kakinya.
"Sarapan dulu atau kamu gak berangkat sekolah."
"Udah telat tau ,saya mau berangkat dulu." sahut Berlian tetap bersikeras.
"Udah deh Ken, biar aja kalau dia gak mau sarapan. Punya istri pembangkang itu sih repot." komentar sang Ibu yang tidak suka melihat Kenan perhatian dengan istri kecilnya.
Tak menghiraukan ucapan Ibunya kenan berdiri dari tempat duduknya. Melangkah cepat mendekati sang istri, tanpa basa-basi dia langsung menyergap tubuh Berlian dari belakang menggendongnya menuju kemeja makan.
"Apa-apaan sih Om ,turunin!" rengek gadis yang telah mengenakan sebelah sepatunya.Dan Kenan sama sekali tak mempedulikannya.
Ia kembali duduk dikursi makan sambil meletakkan berlian di pangkuannya. Suatu pemandangan yang membuat Ibunya serta Siska merasa gerah.
"Sarapan dulu atau saya gak akan melepaskan kamu." perintahnya sembari mendekap erat gadis itu.Agar tak bisa beranjak dari pangkuan nya.
"Om nyebelin banget deh , sumpah!" sungut berlian yang terpaksa memakan selembar roti dengan cepat. Dirinya risih dengan posisi seperti ini ,duduk dipangkuan Kenan dengan tangan nya melingkar erat diperut ratanya.
Mulutnya penuh berisikan roti yang belum sempat dikunyah dan berlian meneguk air segelas air mineral.
"Udah abis nih rotinya, sekarang lepasin!" ucap Lian sambil melepas paksa tangan yang melingkar diperut nya.lalu melangkah tergesa menuju halaman tempat nya memarkir sepeda motor. Semenit kemudian dia muncul lagi dihadapan kenan, sembari menengadahkan tangan nya.
"Minta uang jajan dong Om?" rengeknya kemudian, Kenan menatap bingung lalu mengeluarkan dompetnya dari saku celananya lalu menyerahkan selembar uang pada gadis itu.
"Yah,,, masa cuma sepuluh ribu kurang dong! Jajanan di kantin mahal-mahal tau." protes Berlian saat lelaki itu menyerahkan lembaran uang berwarna ungu.
"Kamu kan masih sekolah,jangan jajan banyak-banyak." tegas Kenan bak seorang Ayah yang menasehati anaknya.
"Tapi jangan sepuluh ribu juga dong Om, cuma dapet es teh doang ini mah!" sungut Berlian.
"Ya udah ,nih saya tambahin lagi" Kenan menyerahkan uang lima ribuan dan lagi-lagi Berlian menggeram karena kesal.
"Ih,,,Om pelit banget!" walaupun menggerutu berlian tetap menyambar uang jajan itu sambil berjalan kearah motornya.
"Katanya orang kaya tapi ngasih uang jajan cuma lima belas ribu.? Alamat bakal kelaparan gue disekolah! Nyesel banget gue jadi bini Lo gak ada senang-senangnya."
Berlian tak henti-henti nya mengumpat sepanjang perjalanan menuju ke sekolah, menyesali pertemuannya dengan duda kaya dan tampan itu, yang membuat kehidupan ku semakin susah.berharap ini hanya mimpi buruk saja.
Kekesalan nya berlanjut ,saat bertemu dengan Yura saat jam istirahat dengan tampang tak berdosanya, dia menyapa Berlian dan berlian mengacuhkan nya begitu saja.
"Eh Lian, kenapa sih Lo bete mulu dari tadi? Suara nyaring Yura terdengar begitu menyebalkan ditelinga nya, rasa dendam akan kejadian malam itu.Terasa malaikat setelah melihat wajah sang sahabat.
(Kalau bukan karena keegoisan Lo yang gak mau nganter gue pulang, gak mungkin gue ketemu sama si dudu itu) geram Lian dalam hatinya.
"Ke kantin yuk say..!" ajak Yura yang telah menggenggam jemari sahabatnya.Tapi Berlian terlihat enggan menanggapinya.
"Duluan aja gue lagi males.."
Selain tak ingin bertaman dengan Yura lagi ,selain tak berminat menginjak wilayah kantin karena uang jajan Yang ada didompet seperti nya tak cukup untuk membeli makanan.
"Ya udah gue bareng Anya aja ya , dah Lian.." lagi-lagi Yura merasa tak bersalah dan Lian merasa semakin muak dengan sikap tak peduli sahabatnya, sama sekali Yura tak menanyakannya. Bagaimana berlian bisa pulang malam itu.Setelah belajar bersama dirumahnya.
Sepuluh menit kemudian dia mendongakkan kepala nya saat satpam sekolah menyerukan namanya, tak biasanya ada yang mengiriminya paket makanan membuat Berlian bingung saat sang satpam meletakan beberapa kotak makanan diatas mejanya.
Tak tanggung-tanggung makanan dan lauk yang dikirim lengkap dengan susu dan juga buah.Persis empat sehat lima sempurna seperti yang digalangkan oleh pemerintah.
'Udah datang belum makanannya? Dimakan ya! Jangan jajan sembarangan kamu takutnya gak sehat.'
Berlian membaca sebuah pesan yang dikirim oleh suaminya, dan barulah dia sadar siapa yang mengiriminya makanan sebanyak itu.
Saat hendak membalas , tiba-tiba saja Yura yang baru kembali dari kantin bersama Anya langsung merebut ponsel sang sahabat.
"O em jii,,, si berlian keren banget guys. Udah punya hape keluaran terbaru dia. Mahal ini pasti harganya!" ucap gadis itu takjub bercampur iri.
"Hape gue yang kemarin rusak ,jadinya Bokap beliin yang ini. Biasa lah kredit." jawab berlian asal agar para sahabatnya tidak curiga.
Pandangan Yura pun beralih pada kotak makan yang ada dimeja nada.
"Tapi bukan hapenya aja yang eksklusif guys, makan siang nada juga ekslusif loh. Pantes dia gak mau kita ajak makan ke kantin. Gak mungkin dong bokap nya juga yang beli secara kredit.?" Yura tertawa lepas tanpa beban, dalam hatinya merasa curiga mengapa gaya hidup berlian tiba-tiba berubah drastis hanya dalam waktu dua hari.
"Ini sih dibeliin Om gue." jawab Berlian cepat.
"Om atau Om-om lian? Yang jelas kalau ngomong ,apa jangan-jangan sugar Daddy." sindir Yura sambil menaikan sedikit bibirnya.
"Sugar Daddy siapa? Suara khas pria itu terdengar merdu ditelinga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments