Bab 07

"Angkat kepalamu Lania," titah sang Kaisar

Lania akhirnya mengangkat kepalanya menatap sang Kaisar. Kaisar melihat Labia menatapnya dengan tatapan yang lurus dan tepat melakukan kontak mata yang dalam.

Kaisar nampak langsung mengelus dagu, ia seperti memikirkan sesuatu mengenai Lania, "Lania, kenapa kau lebih memilih bertindak sendiri dan tidak melapor kepada komandan ksatria ataupun aku, padahal sebagai seorang Kaisar sekaligus dari putri Talia aku punya kewajiban mengetahuinya?" tanya Kaisar Nero.

"Yang Mulia Kaisar, hamba tahu betul anda punya hak tahu mengenai apa yang terjadi pada tuan putri. Namun, dalam kondisi krisis dunia, dimana anda sebagai Kaisar sedang disibukkan dengan laporan keamanan dari kerajaan bawahan yang terus meminta bantuan, belum lagi masalah pangan dan lainnya, saya tidak ingin menambah beban pikiran Yang Mulia Kaisar. Selain itu, saya adalah pelayan pribadi tuan putri yang selalu ada disamping tuannya. Hamba tidak mau dianggap sebagai pelayan yang gagal, oleh karena itu Hamba memilih mengurus ini sendiri sebagai rasa tanggung jawab. Hamba tidak mau dipecat atau dihukum mati hanya karena satu kegagalan fatal yaitu membiarkan Putri Talia dalam bahaya dan tidak bertindak cepat!" seru Lania.

Kaisar Nero kemudian menatap ke arah Lania, "Itu bagus. Namun, Lania, bagaimana caranya kau bisa mengatasi 4 orang yang menculik anakku. Menurut keterangan Talia, orang yang menculiknya punya kekuatan yang lumayan besar, orang dengan job Maid tidak memiliki kekuatan ataupun magic poin yang pas untuk menghadapi sosok seperti itu?" tanya Kaisar Nero penasaran.

Lania menjawab, "Mungkin sulit dijelaskan melalui jumlah stat dan level yang aku miliki, serta Job dan skill berkah yang aku punya. Namun, guruku pernah berkata, bahkan seekor ayam jika terdesak bisa membuat ular lari dan pergi dari sarangnya," ucap Lania.

"Jadi maksudmu kau bisa melakukan itu karena terdesak?" tanya sang Kaisar yang tak begitu percaya dengan pernyataan Lania.

"Yang mulia bagaimana kalau kita, menguji langsung kemampuannya?" tanya sang penasehat.

"Menguji bagaimana?" tanya Nero von de Redrogard atau bisa dibilang Sang Kaisar.

Penasehat Kaisar itu langsung menatap salah seorang prajurit dan prajurit itu berjalan maju dan berlutut di hadapan Kaisar.

"Aku rasa Yang Mulia paham maksud prajurit itukan?" tanya penasehat.

"Tentu. Lania, apa kau tak masalah memperlihatkan bagaimana caranya kau bisa menghadapi para penculik itu dengan memperlihatkan pada kami cara apa yang akan kau pakai dalam menghadapi prajurit bersenjata," ucap Kaisar.

"Ayah, tunggu dulu, itu bukankah berlebihan? Lania baru saja pulih?" tanya Tania keberatan.

"Tania, kau tak mengerti apapun diamlah!" seru si Kaisar dan hal itu membuat Princess Tania berlutut tunduk.

Lania kemudian berdiri, "Baiklah Yang Mulia," tanggap Lania sambil menatap si prajurit yang kini mencabut pedangnya.

Lania kemudian memberikan salam hormat, ala wanita bangsawan terhormat, dengan sedikit menunduk, menekukkan kaki kanan dan memundurkan kaki belakang beberapa centimeter lalu mengangkat roknya.

"Dayang Pribadi, Lania," ucap Lania memperkenalkan diri.

"Prajurit istana, Leonardo," ucapnya sambil mengarahkan pedangnya.

Lania pun mengeluarkan tongkat sepanjang 20 cm dari dalam lengan panjang seragamnya, tongkat elastis yang biasa dipakai oleh para kepala maid untuk mengajari atau menghukum maid yang salah dalam pelatihan atau memukul orang yang tidak patuh.

"Mulai!" seru sang penasehat.

Leonardo langsung berlari dan memberikan serangan tebasan diagonal dari atas kiri ke bawah kanan dengan sudut kemiringan tebasan 45 derajat.

Melihat itu, Lania dengan cepat maju dan tak ragu sedikitpun, ia tidak mau membuat jarak, sebaliknya, ia ingin mempersempit jarak antara ia dan prajurit. Lalu tangan kirinya ia gerakkan dengan cepat, hingga pukulan atau chopnya menghantam pergelangan tangan si prajurit dengan keras dan berhasil membuat serangan si prajurit terpantul dan membuat keseimbangan kuda kuda prajurit itu turun.

Melihat lawannya mulai oleng. Lania langsung menggunakan tangan kananya yang memegang tongkat elastis untuk menyerang.

Plak

Suara keras terdengar menggema di seluruh ruang tahta, hal itu membuat takjub siapapun yang melihatnya, termasuk Arif dan teman satu partynya, hal itu karena keberanian dan ketenangan Lania, selain itu Lania juga memberikan serangan yang sangat fatal ke Prajurit, dimana tongkat elastis itu menghantam leher si prajurit dan membuat leher prajurit itu memerah dan mengalami luka lecet seperti terkena cambuk.

"Argh!" ringis si Prajurit yang langsung melompat mundur sambil menebas.

Namun tebasannya meleset, hal ini karena Lania tiba-tiba membungkuk membuat tebasan pedang itu hanya memotong beberapa helai rambutnya.

Leo kemudian menyentuh leher kananya dan menyadari kalau kulitnya sedikit lecet dengan adanya darah di tangannya.

"Apa benar jobmu hanyalah maid?" tanya Leonardo sang Prajurit Istana tak percaya dengan apa yang terjadi padanya.

Lania hanya tersenyum dan berkata, "Dayang Istana memang tidak diwajibkan untuk bisa berkelahi dengan orang lain. Namun, sebelum hamba bekerja di sini, hamba terlahir di wilayah yang keras, kau lemah kau tertindas. Dengan segala keterbatasan aku melakukan apapun untuk menang, aku selalu mengingat hal apapun yang aku lihat, jadi aku melihat bagaimana orang-orang berkelahi, ketika dia melakukan suatu gerakan, aku akan mencoba mencari titik lemah gerakan itu dan mengatasinya," jelas Lania

"Begitu," gumam pelan si Leonardo, ia kembali berdiri dan berlari kencang bersiap menyerang kembali, kali ini dengan tusukan. Namun, Lania menghindari serangan itu dan menggenggam lengan si prajurit dan dengan tarikan cepat membuat si prajurit terseret ke depan. Lania kemudian mengangkat tangan si Leonardo ke udara dengan putaran cepat dan lengan Leonardo di letakkan di bahu kiri, lalu dengan cepat Lania menjadikan bahu kirinya titik tumpu dan lengan dari Leonardo sebagai tuas. Dengan satu tarikan kebawah membuat Leonardo terangkat dan terlempar ke udara melaui teknik kushinage dari aikido, ia terhempas ke lantai.

Setelah membuat Leonardo terhempas, Lania tidak menghentikan tindakannya sampai di situ saja, ia mulai, memelintir tangan dari Leonardo dan mengambil pedang dari prajurit itu, "Aku menang," gumam Lania mengarahkan pedang milik Leonardo ke wajah Leonardo itu sendiri.

"Baiklah kali ini aku benar-benar menyerah aku mengaku kalah," ucap Leonardo yang masih tak percaya akan kekalahannya dari seorang dayang istana.

"Lania kau sudah membuktikan kemampuanmu dalam menghadapi ksatria berpedang, sekarang apa kau yakin bisa mengalahkan seorang pengguna sihir atau panah?" tanya Kaisar Nero.

"Yang Mulia menghadapi pengguna serangan jarak jauh dan juga pengguna sihir, biasanya sangat situasional, dalam keadaan tanpa senjata dan persiapan saya tidak bisa menang melawan penyihir jarak jauh dan pengguna panah," jawab Lania.

"Baiklah aku mengerti," ucap Kaisar Nero.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Frando Kanan

Frando Kanan

next Thor 😃.

2024-01-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!