Setelah kebakaran hebat, Lania pergi ke istana kekaisaran dan mencuri seragam Maid yang cocok dengannya, lalu dengan masuk ke kantor administrasi ia menulis namanya di buku pegawai sebagai pelayan atau maid yang spesialis dalam membersihkan ruangan, kamar dan kandang.
Setelahnya Lania pun pergi ke ruang jahit dan menyulam ulang seragam miliknya untuk mengubah name tag di bajunya. Setelah memakan waktu hampir 1 jam. ia berhasil menyulam namanya dalam seragam mail miliknya dan akhirnya pergi berkeliling istana membersihkan ruangan kamar manapun dengan sapu dan peralatan rumah tangga lainnya.
Tak lama kemudian, seseorang menegurnya.
"Oi apa yang sedang kau lakukan malam-malam begini?" tanya seorang wanita tua dengan baju hitam dan membawa tongkat, sepertinya dia kepala pelayan atau guru para maid.
"Saya sedang membersihkan ruang tahta dari debu, Madam," sahut Lania.
"Kau rajin sekali, cepat pergi ke kamarmu. Kau bisa melanjutkan pekerjaanmu besok," ucap wanita tua itu.
"Baik Madam, saya akan segera ke kamar," ucap Lania sambil membungkuk.
Dan akhirnya Lania pergi menuju kamar para pelayan Kekaisaran, dan dalam perjalanan menuju kamar pelayan, Lania sedikit tersenyum, dengan begini ia bisa mendapat lebih banyak informasi dan membunuh yang harus dia bunuh dengan sedikit lebih mudah.
Dalam perjalanan menuju kamarnya juga ia berselisih lagi dengan Arif pahlawan yang sebelumnya keluar dari Gereja, ia dibawa ke Istana Kekaisaran untuk beristirahat, karena penginapan Rembulan Putih, selain itu Arif juga dikawal beberapa orang-orang Gereja, seperti seorang Maiden dan Clerick.
Lania hanya sedikit melirik, ia tak bisa membuntuti mereka karena akan sangat mencurigakan jika ia melakukan pergerakan yang ceroboh.
Keesokan harinya.
Lania nampak keluar kamar dan buru-buru mengerjakan semua pekerjaannya dalam membersihkan tiap kamar istana sambil mendengar rumor, cerita dan pembicaraan gosip para bangsawan atau keluarga Kaisar yang kebetulan ada di ruangan yang sama dengannya ketika ia membersihkan ruangan.
Setelahnya mereka berada di ruang tahta, terlihat Arif berlutut pada Kaisar dan diberikan armor dan senjata yang bisa dibilang kelas satu untuk menghadapi iblis dan pasukannya. Karena job dari Arif adalah penyihir, ia mendapatkan jubah penyihir putih yang memberikan efek peningkatan mana dan kontrol sihir sebesar 300%, lalu tongkat keajaiban yang meningkatkan semua efek sihir penggunanya hingga 50%.
"Saya akan pastikan kalau saya akan mengalahkan Raja iblis untuk Yang Mulia Kaisar!" seru Arif.
Lania yang mendengar itu hanya diam saja, ia tak bisa membicarakan hal paling rahasia dari Kekaisaran pada siapapun, yaitu Kaisar ingin manusia dunia lain dan Raja iblis saling bunuh dan mengambil jantung dan darah keduanya untuk bisa hidup abadi.
Lania tahu tak akan ada satu orang pun yang percaya padanya jika ia mengatakan itu, jika ia berani memperingati siapapun dengan mengatakan hal itu ada kemungkinan ia akan dibunuh nantinya oleh Kekaisaran.
Lania hanya hebat dalam membunuh orang yang sedang lengah, yang artinya jika harus berhadapan satu lawan satu dengan ksatria kekaisaran, ia sudah pasti kalah.
'Ini menyebalkan, kenapa aku harus menjadi pecundang saat temanku dimanfaatkan. Benar, daripada dia mempertaruhkan nyawa untuk Kekaisaran yang sebenarnya hanya ingin ia mati bersama Raja iblis untuk mendapatkan keabadian, lebih baik aku yang membunuhnya di sini,' pikir Lania sambil melirik Arif dan mulai memikirkan skenario apa yang bisa ia pakai untuk membunuh temannya di dunia sebelum dia bereinkarnasi menjadi penduduk asli dunia ini.
Malam hari setelahnya, Lania yang sudah mendapatkan informasi mengenai keberadaan dari orang-orang penting Gereja dan Bangsawan Kekaisaran yang kemungkinan tahu mengenai ritual pemanggilan melalui teman-temannya yang sesama pembantu dan sekaligus perbincangan Kaisar dengan petinggi Gereja yang ia dengarkan saat menghidangkan jamuan pada para petinggi Gereja bersama sang kepala pelayan mendampingi Kaisar.
Lania menyadari tindakannya membakar buku ritual pemanggilan agak sia-sia karena banyak petinggi yang masih hafal tata caranya dan belum lagi mereka berencana membuat ulang buku yang hilang.
'Hem, haruskah aku membunuh Hero atau dalang pemanggilan dulu,' pikir Lania sambil melirik teman-temannya yang sudah tidur. Lalu dengan cepat Lania menyelinap keluar untuk mencari kediaman petinggi Gereja yang ingin kembali mencetak buku pemanggilan manusia dunia lain.
'Sialnya job tubuh baruku adalah Maid, aku jadi harus benar-benar mengandalkan skill pribadi milikku untuk bisa membunuh, itupun tingkat efektivitasnya kurang, karena tubuh seorang Maid tidak didesain untuk membunuh, hal ini membuatku kadang melulai jariku sendiri ketika genggamanku pada pisau yang ku pakai kurang kuat,' pikir Lania sambil menyiapkan beberapa senjata lain yang ia lumuri dengan racun kental.
Dengan tenang Lania mengenakan sarung tangan lateks dan memotong-motong tubuh katak panah kuning yang dikenal sangat beracun dan cairan dari cincangan tubuh katak itu ia oleskan ke beberapa senjata tajam miliknya mulai dari pisau perak dan jarum sumpit dan terakhir paku ninja yang ia beli di pedagang senjata dengan gaji awalnya sebagai Maid. Sisa daging kataknya ia masak dan ia masukkan ke dalam beberapa adonan kue yang juga ia masak.
Lalu dengan tenang Lania memberikan roti daging katak beracun itu pada para maiden dan pendeta dengan diam-diam lewat dan mencampurkan kue dagingnya dengan makanan para mereka tanpa siapapun sadari karena Lania berbaur dengan mereka dengan cara berpakaian layaknya biarawati yang berkeliaran di sekitar Biara atau Gereja Kekaisaran.
Dan tak lama setelahnya, banyak Maiden dan Pendeta kejang-kejang setelah makan, para Pastor sepuh mulai panik, begitu juga para Biara wati, semuanya panik melihat kejadian itu.
Melihat kepanikan yang ada, Dimana para biarawati sibuk berlarian kesana kemari untuk mencari obat dan merawat orang yang kejang-kejang. Lania dengan santainya menebar paku ninja yang juga dilumuri racun dan akhirnya banyak Pemuka Agama yang sekarat dan yak bisa apa-apa.
Lania akhirnya tersenyum puas karena memusnahkan satu kultus dalam satu malam, ia kemudian dengan santai berjalan keluar Halaman Gereja yang dipenuhi tenda tadi ia juga membakar cetakan ulang buku pemanggilan manusia dunia lain yang sudah setengah jadi.
"Ilmu pemanggilan manusia dunia lain, adalah hal tabu dan sesat," gumam pelan Lania. Sekarang karena Lania sudah selesai dengan urusannya pada orang-orang suci Kekaisaran, ia pun kembali ke istana Kekaisaran secara diam-diam, hal ini tentu saja agar ia bisa kembali tidur dan menantikan hasil dari pejuangannya, ia penasaran apakah Kekaisaran panik atau tidak jika semua petinggi Relegius atau orang suci di Kekaisaran mati.
Jika Kekaisaran panik, maka tujuannya memutus rantai pemanggilan sudah selesai. Namun, jika pihak Kekaisaran masih tenang-tenang saja, maka artinya masih ada sosok lain yang bisa membantu Kekaisaran dalam pemanggilan pahlawan.
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Frando Kanan
next Thor 😃...😈😈😈😈
2024-01-14
0