"Sepertinya permaisuri sengaja memberikan mutiara itu kepada putri Aurora karena ingin mempermalukan Lady Adelia, bagaimanapun itu adalah harta milik Kerajaannya." bisik bisik orang orang mulai menggema.
"Dan aku tak menyangka dia masih terlihat tenang padahal semua yang dimiliki kerajaannya sudah diambil oleh orang lain dan ditambah semua anggota keluarganya sudah meninggal juga."
"Kalau itu aku, aku pasti sudah gila."
Mungkin orang orang itu berbisik saat mengatakan hal itu tapi masalahnya mereka berbisik di belakang Adelia yang pastinya akan di dengar oleh Adelia.
Senyuman di wajah Adelia semakin lebar tapi tidak sampai ke mata.
"Sungguh Ibunda permaisuri sangat tau apa yang diinginkan oleh Putri ini." ucap Putri Aurora yang semakin membuat orang kembali berbisik.
'jangankan harta Kerajaan ku, suamiku juga diinginkannya.' batin Adelia melihat tepat di mata putri Aurora.
Acara memberi hadiah pun dilanjutkan dan satu persatu pangeran memberikan hadiah pada Putri Aurora dan diikuti oleh pejabat istana lain tapi hanya sebagian hadiah yang dibuka secara langsung.
Tibalah saat giliran Jendral yang memberi hadiah, yang diwakilkan oleh seorang laki laki kekar yang sepertinya bawahan sang Jendral.
Adelia sedikit penasaran hadiah apa yang ada dalam kotak kayu itu.
"Ini adalah hadiah dari Istana Jendral untuk Putri Aurora, Jendral berharap putri menggunakan ini dengan baik." ucap bawahan itu sambil bertekuk lutut memberikan kota itu.
"buka." titah sang Putri.
Mendengar hal itu tentu saja mata semua orang langsung tertuju pada kotak kayu itu dan saat kotak itu terbuka orang orang menahan tawanya melihat isinya.
'TATA KRAMA MENJADI PUTRI ISTANA'
Orang orang hanya menutup mulutnya mencoba tidak tertawa. Dengan memberikan buku itu Jendral seperti menyindir Sang Putri yang memiliki sifat yang semena mena.
Karena Putri Aurora adalah satu satunya putri yang di miliki Kaisar sehingga ia sangatlah dimanja dan hal itu membuat sifat putri Aurora pun menjadi arogant dan semena mena.
Adelia pun sudah tau sifat sang putri pastilah tidak baik melihat kemarin ia datang di malam hari hanya karna ingin memberikan undangan pada sang Jendral, putri mana yang datang ke rumah orang dimalam hari menggunakan pakaian yang begitu indah.
"Jendral sangatlah berharap putri membaca buku ini agar Kekaisaran memiliki putri yang lebih baik dan Jendral ini berharap umur panjang untuk putri." ucap Jendral lalu ia membungkuk tanda penghormatan.
Kaisar dan permaisuri yang melihat itu pun hanya bisa menggigit bibir, mereka tidak bisa menghukum Jendral karena hadiah itu walaupun itu membuat malu sang putri. Jabatan jendral di hati masyarakat sangatlah tinggi sehingga kaisar pun harus hati hati ketika berhadapan dengan jendral.
"Terima kasih Jendral Agra, aku akan memperlakukan dengan baik semua yang Jendral berikan kepadaku." ucap Putri Aurora dengan senyuman manis.
'Dia memang tidak memiliki malu sedikitpun.' ucap Adelia di dalam hati sambil memutar matanya malas.
Adelia mengambil salah satu minuman yang di bawakan oleh pelayan dan meminumnya dengan perlahan.
"Ini." jendral Agra meletakkan sebuah piring kecil yang berisikan sebuah kue yang tampak menggiurkan.
"Terima kasih Suami." ucap Adelia lalu ia memakan kue tersebut tanpa curiga sedikitpun.
"Putri ini sangatlah ingin tau hadiah apa yang dibawakan oleh Bibi Adelia saat ini, kemarin bibi berkata ingin memberikan Putri hadiah tersendiri sehingga putri selalu memikirkan hal itu semalaman." ucap Sang Putri dengan senyuman yang begitu lebar.
'Kapan aku ingin memberikan hadiah pada sialan ini, memang aku diundang hanya untuk di permalukan saja.' batin Adelia lalu ia berdiri dari kursinya.
Adelia tersenyum manis kepada semua orang lalu matanya berhenti di Putri Aurora, semua orang menanti nanti untuk mempermalukan Adelia.
"Entah kapan bibi berjanji pada sang putri tentang memberikan hadiah atau mungkin bibi yang lupa, tapi semua orang juga tau kalau bibi tidak memiliki apapun disini..." Adelia menghentikan ucapannya sebentar dan menatap ke semua orang.
"Bukankah Putri tau kalau harta yang dimiliki oleh Bibi telah menjadi milik Kekaisaran." ucapan itu adalah sindiran yang nyata dan dapat di mengerti oleh semua orang.
"Bibi hanya memiliki Jendral saat ini dan mana mungkin bibi bisa memberikannya pada Putri." Adelia memegang bahu Jendral yang sedang duduk sambil bertatapan dengan jendral lalu ia kembali menatap ke Putri Aurora.
Adelia sedang memprovokasi Sang putri.
.
.
.
bersambung
jangan lupa like and vote ya
salam hangat dari author
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments
Susi Andriani
bagus jangan mau di tindas
2025-02-18
0
Puput Regina Putri
keren👍
2024-06-08
3
Shinta Dewiana
badass
2024-04-06
0