Irham mengajak dua sahabat nya cabut dari sana setelah selesai makan.
"cabut yok! Mbak, bayar! keluarin uang dari dompet dan bayar sambil tersenyum nakal irham memegang tangan mbak uwi. Irham, Hafidz dan Zayn sudah sering makan disini jadi Irham tau berapa total harga nya tanpa perlu mbak uwi menjelaskan lagi.
Hafiz dan Zayn menyusul Irham yang duluan keluar warteg berdiri ngabisin rokoknya dan ternyata ada salah satu guru yang melihat Irham merokok, guru itu adalah pak jaidi. syukur pak jaidi matanya rabun jauh jadi ia ta bisa melihat dengan jelas seseorang dari jarak jauh.
“hei, siapa itu yang merokok ?! “ Pak Jaidi, guru Bimbingan Konseling celingak - celinguk melihat dari depan kelas murid yang dimaksud. Pak Jaidi menaikkan kacamatanya yang melorot.
“ ah kacau, si mata empat minus datang!” irham mematikan rokoknya.
“hei, siapa itu? Hei, Tunggu bapak! Pak Jaidi menyipitkan matanya sambil memegang kacamatanya rabun jauh nya,sengaja ia menyipitkan matanya agar bisa melihat dengan jelas siapa murid yang merokok itu.
Pak Jaidi berlari pelan, membawa tubuh nya yang seperti ikan buntal mendekati Irham yang sudah lari tunggang langgang, Hafiz dan Zayn tertawa terbahak – bahak melihat aksi Irham dari kejaran Pak Jaidi.
“ gaya lu am tadi m*mp*s – mampus*n guru BK, sekarang makan tu m*mp*s !” hafiz tertawa terbahak sambil melipat tangannya.
“ eh, kita harus secepatnya cabut sebelum pak jaidi sampai kesini terus menginterogasi kita”ajak Zayn.
“ iya yok lah, cepat!”
Buru – buru mereka pergi dari sana dan pak jaidi tiba ditempat Hafidz dan Zayn tadi berdiri. Fiuh, nyaris saja pertanyaan – pertanyaan maut akan dilontarkan pak jaidi pada mereka.
Hafidz dan Zayn sudah sampai dirumah mereka masing – masing, tadi ketika dijalanan masih tertawa terbahak – bahak dengan insiden disekolah barusan. Sementara Irham mengipas – ngipas tubuhnya dengan buku tulis, ia berdiri didepan rumahnya.
“sorry bro, w terpaksa tinggalin lu pada.. gua panik coy! “Irham berusaha mengatur nafasnya yang masih ngos – ngosan. Setelah tenang baru ia masuk rumah.
**
Besoknya, hafidz menerima kejutan, sekotak coklat dan satu kartu ucapan berwarna merah muda bertuliskan kata * I Love U * didalamnya. Hafidz mendapat pernyataan cinta dari adik kelasnya hari itu di sekolah.
“ kak, mohon diterima ya” gadis itu menunduk malu sambil menyerahkan dua benda istimewa untuk hafidz.
“ terima? Apa yang yang harus aku terima?” hafidz pura – pura tak tahu apa yang dimaksud gadis cantik berbadan mungil dihadapannya.
“em. Itu..”gadis bernama aira itu tak berani menjawab pertanyaan hafidz secara gamblang.
“duh, kok nggak peka sih kak! Masa gitu aja nggak tau maksud aku apa.. harusnya kak hafidz ngerti kalo cewek ngasih coklat dan kartu ucapan itu maksudnya apa” gerutu aira panjang lebar dalam hati. Wajahnya memerah karena berusaha menahan malu.
“ terima cinta nya lah bro! masa gitu aja lo nggak tau! Udah terima aja tuh cinta aira!’ kompor Irham pada Hafidz.
“ aku nggak bisa mencintai gadis lain selain arumi, Cuma nama arumi yang terukir dihatiku”
“ maaf , aku nggak bisa terima kamu!” tolak hafidz sambil mengembalikan coklat yang tadi diberikan aira.
“ta .. tapi kenapa kak? Kakak kan selama ini baik sama aku, sering nolong aku.. tolong terima perasaan aku kak!” Aira memelas, memohon agar cintanya diterima oleh hafidz.
“ maaf tapi aku emang nggak bisa! Maaf kalau ternyata kebaikan aku selama ini menimbulkan kesalah pahaman diantara kita! Kamu dengar sini baik – baik, aku udah punya pacar! Jadi aku nggak bisa terima kamu!”.
“aku kira kak hafidz nggak punya cewek. Baik kalo gitu, aku akan usahain untuk buang perasaan aku ke kak Hafidz, aku permisi!” pamitnya tanpa menunggu jawaban dari hafidz. Hafidz bergeming ada rasa tak tega melihat raut wajah kecewa adik kelasnya, Aira.
Tapi Hafidz memang tak bisa mencintai gadis manapun selain arumi. Hafidz akan menunggu arumi dewasa dan akan mempersuntingnya suatu hari nanti. Itu Azzam nya.
**
Waktu berlalu sangat cepat, masing – masing dari mereka.. Hafidz, Arumi,Irham dan Zayn menjalani hidupnya dengan kisah yang berwarna setiap waktunya. Hafidz dengan segudang prestasi dengan sangat baik disekolahnya dan sudah lulus sekolah. kini hafidz bekerja disalah satu kantor.
Dan Arumi yang juga dengan segudang prestasinya, gadis berwajah oval itu sudah duduk bangku di bangku SMK kelas 1. Ia semakin cantik, wajah ayunya dan cerianya membuat semua orang yakin seolah ia tak punya beban hidup. Pekerjaannya jadi baby sitter telah dilepaskannya karena anak itu sudah masuk sekolah dasar, arumi hanya fokus kerja di konter pulsa.
Sementara Irham, sejak lulus ia bukan lagi hanya playboy tapi juga telah menjelma jadi cassanova ranj*ng. Ia pun telah berani menjamah minuman alkoh*l, berganti wanita setiap malamnya dari satu club malam ke satu club malam lainnya.
Sementara Zayn menjelma menjadi pemuda shalih. ia yang tak pernah pacaran mulai merasakan kesepian apalagi sejak ia lulus sekolah, orang tuanya pindah kerja ke luar daerah. Kesepian itu semakin melandanya, ia putuskan untuk menghabiskan ikut kajian di masjid – masjid hingga bertemu dengan seorang akhwat bercadar yang membuat Zayn jatuh cinta dalam diam.
Keyakinannya sudah bulat, ia telah beristikharah berulang kali dan hatinya meminta untuk mengkhitbah akhwat tersebut yang ternyata akhwat tersebut adalah seorang putri kyai dari salah satu pondok pesantren terkenal di tangerang.
“ Bismillah “ Zayn melangkah masuk ke area pondok pesantren dan melajukan motor bebeknya ke halaman rumah gadis yang hendak ia persunting .
“ Assalamu’alaikum” Zayn mengetuk daun pintu yang memang sudah terbuka.
“ wa’alaikumsalam “ seorang wanita paruh baya bercadar lengkap dengan gamis hitamnya keluar dari dalam rumah.
“ anak ini cari siapa?”
“ saya, ehm .. mau ketemu sama Pak Kyai , apa Pak Kyai ada dirumah Bu Nyai“ Zayn gugup dan menundukkan kepalanya menatap lantai keramik berwarna hitam dengan sedikit corak putih di setiap sisi dan tengahnya.
“ oh abah ya? Ada dirumah , kebetulan lagi nggak ngajar hari ini.. abah kurang sehat”
“ oh, kalo gitu saya pulang aja Bu Nyai, lain kali saya kesini lagi “ Zayn hendak pamit namun wanita itu mencegahnya.
“eh ndak apa, sayang kan udah jauh – jauh kesini, wes ndak apa ! masuk aja dulu biar ummi panggilkan abah, ayo silahkan masuk! “
calon ibu mertua Zayn mempersilahkan masuk. Ya semoga saja panggilan itu bisa jadi kenyataan, Nggak salah kan jika berharap ?
Zayn menggangguk dan melangkah masuk lalu meletakkkan bokongnya ke kursi jepara berwarna coklat. Ia duduk setelah ibu kyai menitahkannya untuk duduk. Zayn mengedarkan pandangan pada seluruh ruang tamu bernuansa islami itu, ada banyak lukisan kaligrafi terpanjang dengan rapi tapi zayn tak menemukan satu pun foto keluarga abah kyai yang terpajang di dinding.
“Hm, ternyata mereka mengikuti apa yang dilarang oleh Rasullullah yang tak memperbolehkan memajang foto atau lukisan manusia di dinding rumah.” Zayn kagum pada keluarga pak Kyai.
“ baguslah! Berarti keluarga abah kyai benar – benar menerapkan ilmu agama yang mereka pelajari dalam kehidupannya jadi ilmu agamanya tak sia - sia ! tak seperti beberapa pendakwah lain yang hanya mempelajari ilmunya tapi jarang menerapkannya dalam kehidupan sehari – sehari! Semoga aku bukan termasuk golongan manusia yang seperti itu! “
Zayn mengaminkan perkataan batinnya sendiri. Tak Lama setelah itu suara salam terdengar dari arah ruang tengah menuju ruang tamu.
“Assalamu’alaikum “ sapa suara penuh wibawa menyapa indera pendengaran Zayn. Sontak Zayn mendongakkan kepala lalu bangun dari duduknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments